tag:blogger.com,1999:blog-52320119818901391742024-03-13T10:33:50.965+07:00Serdadu RimbaIwan Troideshttp://www.blogger.com/profile/02761216955679052419noreply@blogger.comBlogger35125tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-45283008409266915082011-09-29T20:04:00.001+07:002011-12-17T17:03:52.127+07:00Kode Etik Pecinta Alam<ol>
<li>Pecinta alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa</li>
<li>Pecinta alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kami kepada Tuhan, Bangsa dan Tanah Air</li>
<li>Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagai mahluk yang mencintai alam sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa</li>
</ol>
Sesuai dengan hakekat diatas kami dengan sadar menyatakan :<br />
<ol>
<li>Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa</li>
<li>Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan alam sesuai dengan kebutuhannya</li>
<li>mengabdi kepada bangsa dan tanah air</li>
<li>Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya</li>
<li>Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azaz pecinta alam</li>
<li>Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah Air</li>
<li>Selesai.</li>
</ol>
Disahkan dalam Gladian IV di Ujung Pandang tahun 1974<br />
<br />
Salam Juang...!Iwan Troideshttp://www.blogger.com/profile/02761216955679052419noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-28549922826513443812011-08-16T05:20:00.001+07:002011-09-29T20:07:26.970+07:00Kode Etik Mountaineering<div style="text-align: justify;">Pada 15 oktober 1982, UIAA menyatakan beberapa prinsip yang juga terkandung dalam “Deklarasi Kathmandu” mengenai kegiatan pendakian gunung yang isinya :</div><div style="text-align: justify;">Tim Ekspedisi harus:</div><div style="text-align: justify;"><b>1.</b> Menghormati regulasi negara tuan rumah. Dalam artian sebelum memasuki negara lain, tim ekspedisi telah mengetahui ketentuan dan peraturan pendakian dari negara tuan rumah baik dari segi peralatan dan perlengkapan yang ditetapkan. Tim ekspedisi harus menyiapkan segala aspek dan kebutuhan yang dibutuhkan dalam perjalanan.</div><div style="text-align: justify;"><b>2.</b> Menjunjung Deklarasi Kathmandu 1982</div><div style="text-align: justify;"><b>3.</b> Menjaga dan merawat sportivitas dengan semangat murni Alpinisme dengan menyatakan bahwa tim ekspedisi akan:</div><ul style="text-align: justify;"><li>Menggunakan logistik dan taktik yang sejalan dengan evolusi modern pendakian Himalayan.</li>
<li>Menghindari penggunaan finansial dan material secara berlebihan dari proporsi target.</li>
<li>Menolak menggunakan obat-obatan pemicu stamina buatan, walaupun untuk mencapai kesuksesan.</li>
</ul><div style="text-align: justify;"><b>4.</b> Apapun taktik dan strategi yang digunakan, selalu utamakan keselamatan, terutama keselamatan para pengangkat barang (Sherpa) dan anggota tim dari negara tuan rumah.</div><div style="text-align: justify;"><b>5.</b> Memastikan anggota ekspedisi dari negara tuan rumah memiliki peranan yang cukup dalam aktivitas tekhnikal ekspedisi untuk memulai atau melanjutkan ekspedisi.</div><div style="text-align: justify;"><b>6.</b> Setelah ekspedisi selesai, berikan informasi mengenai perkembangan, masalah yang dihadapi, hasil yang didapat dan informasi dokumenter dari ekspedisi secara benar, objektif dan tepat.</div><div style="text-align: justify;"><b>7.</b> Menghindari pernyataan yang merubah atau melebih-lebihkan fakta yang ada dilapangan, terutama untuk kebutuhan publisitas di artikel manapun, termasuk media.</div><div style="text-align: justify;"><b>8.</b> Membuktikan solidaritas dan kebersamaan, tidak hanya pada antar sesama tim saja, tapi juga pada penduduk lokal dan tim ekspedisi lain yang membutuhkan bantuan.</div><div style="text-align: justify;"><b>9.</b> Menjaga dan menghormati perlengkapan dan peralatan tim ekspedisi lain dan menghindari menggunakan peralatan tim lain tanpa seijin mereka.</div><div style="text-align: justify;"><b>10.</b> Pada akhirnya, dengan semangat Deklarasi Kathmandu, turun gunung dengan selamat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dikutip dari UIAA Advisory Committee and the General Assembly. Marrakesh, 9 Oktober 1987.<br />
<br />
Salam Juang...! </div>Iwan Troideshttp://www.blogger.com/profile/02761216955679052419noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-64510473690831206122011-08-16T01:14:00.001+07:002011-08-17T00:12:08.146+07:00Pendakian<div style="text-align: justify;">Pegunungan dan perbukitan merupakan tempat yang ekstrim. Bagi kita yang terbiasa tinggal pada dataran rendah dibutuhkan adaptasi bagi tubuh agar dapat menyesuaikan diri pada keadaan medan. Pada permukaan 1.500 sampai 2.000 meter diatas permukaan laut, tubuh harus menyesuaikan diri dengan tingkat kadar oksigen yang ada. Pada ketinggian diatas 2.500 meter, tubuh membutuhkan waktu yang cukup untuk beradaptasi pada lingkungan.</div><div style="text-align: justify;">Semakin tinggi permukaan, maka semakin rendah kadar oksigen yang terkandung dalam udara. Artinya dalam satu tarikan nafas, kadar oksigen yang dibutuhkan bagi tubuh semakin berkurang. Seperti kita ketahui, oksigen dibutuhkan tubuh untuk membakar kalori sehingga dapat menghasilkan energi untuk menjaga stabilitas organ tubuh, otak, dan pergerakan. Bergerak menuju permukaan yang lebih tinggi secara terburu-buru tanpa melakukan aklimatisasi dapat memicu penyakit ketinggian seperti Acute Mountain Shickness (AMS).</div><div style="text-align: justify;"><b>Lingkungan</b></div><div style="text-align: justify;">Lingkungan pada dataran tinggi merupakan lingkungan yang rentan. Kerusakan yang terjadi pada daerah ini dapat berimbas langsung pada daerah dibawahnya. Menjaga dan merawat keadaan agar selalu natural merupakan hal yang wajib dilakukan.</div><div style="text-align: justify;"><b>Air.</b> Pada dataran tinggi, air merupakan hal yang sulit didapat. Pastikan kita menghindari tindakan yang dapat mengakibatkan polusi terhadap air.</div><div style="text-align: justify;"><b>Makanan.</b> Pada dataran tinggi, mencari makanan merupakan hal yang cukup sulit. Kehati-hatian dan ketelitian dalam memilih makanan merupakan hal yang sebaiknya diperhatikan. Pastikan kita membawa pulang bungkus makanan (terutama bungkus plastik), sehingga tidak mengotori gunung.</div><div style="text-align: justify;"><b>Kayu.</b> Kayu merupakan benda berharga. Dengan kayu kita dapat membuat api untuk memasak dan menghangatkan tubuh. Pastikan kita tidak menghamburkan kayu yang tersedia, gunakan secukupnya dan jangan pernah mencabut tanaman atau pohon dari akarnya.</div><div style="text-align: justify;"><b>Hewan liar.</b> Beberapa jenis binatang terancam kepunahan,. Menjaga dan membiarkan mereka pada sifat dan habitatnya merupakan tindakan yang sangat bijaksana.</div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLGZRNgvL9PrvFZTtVXY8rrr352u1rZnnuPCNbgTabdnlOkmDXV2I-CpSJ2yGsVvDAzdIwHDiLF2oP2cTvMHUoHqVpH6NXuKNfX81lhgIf_jgpR5NDjEh2MoEG0uWTT9Zy8N8oGiv3W3_w/s400/high_altitude.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="400" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Beberapa daerah di dunia dengan ketinggian di atas 3.500mdpl</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><b>Penyakit Pada Ketinggian</b></div><div style="text-align: justify;">Siapa pun boleh mendaki gunung. Namun melakukan latihan intensif agar tubuh terbiasa menghadapi medan yang ekstrim merupakan keutamaan agar kegiatan pendakian dapat berlangsung sukses hingga turun gunung dengan selamat. Selain itu, mengetahui kondisi tubuh merupakan hal wajib sebelum melakukan pendakian.</div><div style="text-align: justify;"><b>Kondisi Paru-paru.</b> Kenali kondisi paru-paru kita, latih paru-paru kita secara bertahap sebelum melakukan pendakian. Mendakilah secara bertahap dan tidak terburu-buru. Hindari masalah serius, segera turun gunung jika dibutuhkan.</div><div style="text-align: justify;"><b>Asma.</b> Medan gunung yang dingin dapat memicu asma bagi beberapa orang yang mengidapnya. Pastikan kondisi tubuh fit sebelum berangkat. Latih tubuh secara bertahap. Selalu bawa inhaler dalam perjalanan. Ketahui penyebab pemicu asma dan hindari pemicunya dalam perjalanan. Hindari masalah serius, segera turun gunung jika dibutuhkan.</div><div style="text-align: justify;"><b>Epilepsi.</b> Pastikan kondisi tubuh fit dan epilepsi tidak akan kambuh setidaknya selama 6 bulan kedepan. Ketahui pemicu epilepsi dan hindari pemicunya dalam perjalanan. Pastikan rekan mengetahui dan mengawasi kondisi kita.</div><div style="text-align: justify;"><b>Diabetes.</b> Sebelum berangkat, lakukan tes mata. Jika terdapat gangguan pada mata, hindari bergerak menuju permukaan yang terlalu tinggi. Rencanakan kontrol dan monitor glukosa darah. Perhatikan makanan dan diet. Dalam perjalanan pastikan membawa perlengkapan dan obat untuk memonitor glukosa. Permukaan yang tinggi dapat menyebabkan insulin membeku, tempatkan insulin pada tempat yang terlindung. Hindari infeksi dan cari bantuan secepatnya jika terasa sakit.</div><div style="text-align: justify;"><b>Kondisi Jantung dan Tekanan Darah Tinggi.</b> Pastikan kita memeriksa kondisi jantung dan tekanan darah sebelum berangkat. Dalam perjalanan, jika terasa kondisi tubuh menurun, segera turun gunung.</div><div style="text-align: justify;"><b>Alergi.</b> Alergi dapat dihindari dengan menyuntikkan adrenalin atau antihistamin sebelum berangkat. Pastikan kita mengetahui pemicu alergi dan menghindarinya.</div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNlj39pOyzZKMepakuwQDTke5aNc4qiKOQZ8ln9i8J0dahEzM50fCdjZcvAiACXvzVQ0vzpqcfucuJtPs8FE82_nLjk4d_dWFUFzQtV13ikVwisVrNZbwBXKU2mTRJgn5ksIPVtR6uI1Ao/s1600/tabel_penyakit_ketinggian.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNlj39pOyzZKMepakuwQDTke5aNc4qiKOQZ8ln9i8J0dahEzM50fCdjZcvAiACXvzVQ0vzpqcfucuJtPs8FE82_nLjk4d_dWFUFzQtV13ikVwisVrNZbwBXKU2mTRJgn5ksIPVtR6uI1Ao/s1600/tabel_penyakit_ketinggian.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><b>JENIS PENDAKIAN</b></div><div style="text-align: justify;">Mountaineering merupakan gabungan beberapa jenis pendakian. Kegiatan ini dapat memakan waktu berhari-hari sampai berbulan-bulan. Disamping penguasaan tekhnik pendakian, hal lain yang dibutuhkan adalah adanya manajemen ekspedisi, pengaturan logistik, komunikasi, strategi pendakian dan lain-lain. Berdasarkan medan yang ditempuh, pendakian gunung dibagi menjadi tiga bagian.</div><div style="text-align: justify;"><b>Hill walking.</b></div><div style="text-align: justify;">Merupakan perjalanan pendakian bukit atau gunung dengan kemiringan landai tanpa memerlukan peralatan tekhnis khusus dengan jalur atau rute yang sudah tersedia. Perjalanan ini dapat memerlukan waktu beberapa jam hingga beberapa hari. Ketrampilan memilih tempat untuk bivak dibutuhkan. Namun dibeberapa lokasi, basecamp atau bivak sudah tersedia.</div><div style="text-align: justify;"><b>Scrambling.</b></div><div style="text-align: justify;">Merupakan pendakian pada permukaan yang tidak terjal, namun tangan digunakan untuk keseimbangan. Bagi pemula, tali sebaiknya digunakan untuk pengamanan sekaligus mempermudah perjalanan.</div><div style="text-align: justify;"><b>Climbing.</b></div><div style="text-align: justify;">Merupakan pendakian yang membutuhkan penguasaan tekhnis dan peralatan pendakian. Permukaan tebing dapat memakan waktu beberapa jam hingga beberapa hari.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Salam Juang...!</div>Iwan Troideshttp://www.blogger.com/profile/02761216955679052419noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-51125402885891735562011-08-16T00:50:00.000+07:002013-07-16T01:03:07.388+07:00Klasifikasi Pendakian<div style="text-align: justify;">
Tingkat kesulitan medan yang dihadapi berbeda-beda. Begitu juga tingkat kemampuan individu untuk menghadapinya. Orang yang sering berlatih akan mampu mengembangkan tekhnik-tekhnik yang ada sehingga tingkat kemampuan menghadapi medan akan meningkat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Klasifikasi pendakian gunung berdasarkan Sierra Club.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 1.</b> Perjalanan tegak tanpa memerlukan peralatan khusus.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 2.</b> Medan agak sulit sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan untuk keseimbangan diperlukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 3.</b> Medan semakin sulit sehingga dibutuhkan tekhnik pendakian tertentu, namun tali pengaman belum dibutuhkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 4.</b> Kesulitan bertambah dan tali pengaman dibutuhkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 5.</b> Rute pendakian tebing sulit, namun peralatan masih berfungsi sebagai pengaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 6.</b> Tebing tidak lagi memberikan point, celah, rongga dan daya geser sehingga pendakian sepenuhnya tergantung peralatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Klasifikasi pendakian gunung berdasarkan Yosemite Decimal System.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 1.</b> Perjalanan tegak pada permukan landai dengan sedikit resiko jatuh yang berakibat fatal.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 2.</b> Permukaan agak curam dengan kemungkinan cedera akibat jatuh, namun tidak berakibat fatal.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 3.</b> Medan lebih curam dari medan kelas 2, namun resiko jatuh belum berakibat fatal, sehingga tali masih belum dibutuhkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 4.</b> Permukaan lebih curam dan tali sebaiknya digunakan untuk pengamanan. Resiko jatuh dapat berakibat fatal.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Kelas 5.</b> Termasuk kategori pendakian tebing, membutuhkan ketrampilan dan peralatan sebagai pengamanan. Resiko jatuh dapat berakibat fatal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Klasifikasi pendakian gunung berdasarkan New Zealand Grading System.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Klasifikasi standard untuk rute alpine pada kondisi normal</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>New Zealand Grade 1.</b> Pendakian mudah, penggunaan tali hanya dilakukan pada medan sungai es yang licin.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>New Zealand Grade 2.</b> Pendakian agak curam, membutuhkan tali pengaman pada beberapa lokasi yang cukup licin.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>New Zealand Grade 3.</b> Pendakian curam, memerlukan peralatan tekhnis pada beberapa lokasi. Pendakian es terkadang membutuhkan dua alat pengaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>New Zealand Grade 4.</b> Technical climbing, dibutuhkan ketrampilan dalam menggunakan dan menempatkan peralatan pengaman. Pendakian dapat memakan waktu beberapa hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>New Zealand Grade 5.</b> Sustained technical climbing, pada beberapa lokasi terdapat permukaan vertikal.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>New Zealand Grade 6.</b> Pendakian permukaan vertikal, dibutuhkan penguasaan tekhnik yang handal untuk menghadapi medan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>New Zealand Grade 7.</b> Permukaan vertikal yang cukup berbahaya dengan sedikit pengaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>KLASIFIKASI PENDAKIAN TEBING</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut tingkat kesulitannya, pendakian tebing dibagi menjadi enam tingkatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Grade 1.</b> Membutuhkan waktu hanya beberapa jam pada bagian yang menimbulkan kesukaran tekhnis.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Grade 2.</b> Membutuhkan waktu kurang dari setengah hari untuk menempuh bagian yang menimbulkan kesukaran tekhnis.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Grade 3.</b> Membutuhkan waktu setengah hari untuk menempuh bagian yang menimbulkan kesukaran tekhnis.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Grade 4.</b> Membutuhkan waktu satu hari penuh untuk menempuh bagian yang menimbulkan kesukaran tekhnis.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Grade 5.</b> Membutuhkan waktu satu setengah sampai dua hari untuk menempuh bagian yang menimbulkan kesukaran tekhnis.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Grade 6.</b> Membutuhkan waktu lebih dari tiga hari untuk menempuh bagian yang menimbulkan kesukaran tekhnis.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>Grade 7.</b> Membutuhkan waktu seminggu atau lebih untuk menempuh bagian yang menimbulkan kesukaran tekhnis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Klasifikasi pendakian tebing menurut Yosemite Decimal System.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>5.0 – 5.4.</b> Tebing memiliki dua tumpuan untuk tangan dan dua tumpuan untuk kaki dalam melakukan pergerakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>5.5 – 5.6.</b> Tebing memiliki dua tumpuan untuk tangan dan dua tumpuan untuk kaki bagi yang berpengalaman, namun cukup sulit bagi pemula.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>5.7.</b> Tebing hanya memiliki tiga buah titik tumpuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>5.8.</b> Tebing hanya memiliki dua atau tiga tumpuan yang cukup sulit.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>5.9.</b> Tebing hanya memiliki satu tumpuan untuk tangan dan kaki.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>5.10.</b> Tebing tidak memiliki tumpuan, namun masih dapat dipanjat.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>5.11.</b> Tebing benar-benar tidak memungkinkan untuk dipanjat, namun beberapa orang yang benar-benar terlatih dapat memanjatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>5.12.</b> Dinding vertikal tegak lurus dengan permukaan licin seperti gelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>5.13.</b> Dinding mengantung (overhang) dengan permukaan licin seperti gelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Klasifikasi pendakian berdasarkan penempatan peralatan pengamanan yang digunakan.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>G – Good.</b> Penempatan peralatan pengamanan benar-benar dapat melindungi dengan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>PG – Pretty Good.</b> Peralatan pengaman cukup dapat melindungi pemanjat.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>PG13 – OK Protection.</b> Penempatan peralatan cukup baik. Jika jatuh tidak menyebabkan masalah serius.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>R – Runout.</b> Peralatan pengaman berjarak cukup jauh, jika jatuh kemungkinan dapat menimbulkan masalah serius.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>X – No protection.</b> Berbahaya, jika jatuh dapat menyebabkan kematian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Klasifikasi pendakian medan es berdasarkan skala numerikal M</b></div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>M1- M3.</b> Pendakian tebing mudah, biasanya tanpa membutuhkan peralatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>M4.</b> Tebing cukup curam sampai vertikal, membutuhkan peralatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>M5.</b> Pendakian tebing harus didukung peralatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>M6.</b> Tebing vertikal sampai overhang.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>M7.</b> Tebing overhang.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>M8.</b> Tebing hampir horizontal overhang, yang membutuhkan ketrampilan dan peralatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>M9.</b> Tebing overhang dengan jarak dua sampai tiga panjang tubuh pemanjat.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>M10.</b> Tebing overhang lebih dari 10 meter.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>M11.</b> Tebing overhang lebih dari 15 meter.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>M12.</b> Sama dengan M11 namun dengan terdapat penghalang yang membutuhkan tekhnik khusus dalam bergerak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Klasifikasi pendakian medan es berdasarkan skala numerikal WI</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Skala numerikal WI merupakan skala pendakian pada permukaan es (Water Ice)</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>WI2.</b> Permukaan dengan kemiringan kurang dari 60 derajat dan dapat ditempuh dengan menggunakan satu buah ice axe.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>WI3.</b> Permukaan dengan kemiringan 60 sampai 70 derajat dengan beberapa permukaan vertikal berjarak 4 meter.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>WI4.</b> Permukaan hampir vertikal dengan jarak mencapai 10 meter, dan membutuhkan peralatan pengaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>WI4+.</b> Sama dengan WI4 namun dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>WI5.</b> Permukaan hampir vertikal atau vertikal dengan jarak mencapai 20 meter, dan membutuhkan beberapa jenis peralatan pengamanan.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>WI5+.</b> Sama dengan WI5 namun dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>WI6.</b> Permukaan vertikal dengan jarak 30 sampai 60 meter. Membutuhkan tekhnik pemanjatan dan stamina yang baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>WI6+.</b> Permukaan vertikal atau overhang dengan jarak 30 sampai 60 meter.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>WI7.</b> Permukaan overhang yang berbahaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Klasifikasi pendakian berdasarkan Original Grading System</b></div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>A0.</b> Free climbing tanpa membutuhkan peralatan pengaman khusus.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>A1.</b> Membutuhkan pengaman khusus, pengaman mudah ditempatkan dengan solid.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>A2.</b> Peralatan pengaman dapat ditempatkan dengan baik, pada beberapa point mudah lepas.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>A3.</b> Kesulitan bertambah dan pada beberapa point pengaman hanya dapat menahan beban tubuh, namun resiko masih rendah.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>A4.</b> Berat tubuh tidak dapat tertahan dengan baik oleh pengaman, sehingga pengamanan biasanya dibuat berjajar.</div>
<div style="text-align: justify;">
• <b>A5.</b> Berat tubuh tidak dapat tertahan dengan baik oleh pengaman, kemungkinan dapat mengakibatkan resiko jatuh sampai 20 meter.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salam Juang...! </div>
Iwan Troideshttp://www.blogger.com/profile/02761216955679052419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-43536599579452790892011-08-09T23:34:00.003+07:002011-08-10T03:38:51.809+07:00Perlengkapan Khusus<div style="text-align: justify;"><b>Pendakian tebing</b></div><div style="text-align: justify;">• <b>Tali kernmantel </b><br />
Tali berfungsi sebagai pengaman apabila jatuh. <a href="http://www.theuiaa.org/" target="_blank" rel="nofollow">UIAA</a>, induk organisasi pendaki gunung dunia telah menetapkan standar tali yang laik pakai pada prosedur pemanjatan berdasarkan uji kekuatan. Panjang tali dalam pemanjatan dianjurkan 50 meter, karena pada jarak itu leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Tali kernmantel terbagi dalam dua jenis :</div><div style="text-align: justify;"><i>Static rope</i> atau tali statis memiliki kelenturan 2 sampai 5% dari berat maksimum yang diberikan dan bersifat kaku. Umumnya tali statis berwarna putih atau hijau. Tali ini biasa digunakan untuk rapelling dan caving.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>Dynamic rope</i> atau tali dinamis memiliki kelenturan 5 sampai 15% dari berat maksimum. Karna sifatnya yang fleksibel tali ini sering digunakan untuk pemanjatan tebing.</div><div style="text-align: justify;">• <b>Harness</b><br />
Harness berfungsi sebagai penghubung antara tali dan tubuh pemanjat.</div><div style="text-align: justify;"><i>Seat harness</i> dipakai untuk menahan gaya berat pada bagian pinggang dan paha</div><div style="text-align: justify;"><i>Full body harness</i> dipakai untuk menahan gaya berat pada dada, pinggang, punggung dan paha.</div><div style="text-align: justify;">• <b>Helm</b><br />
Helm digunakan sebagai pelindung kepala dari kemungkinan cidera terbentur dan reruntuhan.</div><div style="text-align: justify;">• <b>Carabiner</b><br />
Carabiner atau snaplink berfungsi sebagai pengait sekaligus peredam gesekan tali. Carabiner terbuat dari bahan allumunium alloy yang kuat. Carabiner dibagi menjadi dua jenis, carabiner screw gate memiliki kunci pengaman pada pen pengaitnya, dan carabiner non screw gate tidak memiliki pengaman.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">• <b>Sling</b><br />
Sling biasanya terbuat dari tabbular webbing. Fungsi sling sangat luas sebagai penghubung, mengurangi gesekan dan gaya beban pada chock atau piton yang tertanam, memperpanjang point, dan dapat digunakan untuk membuat natural point dengan memanfaatkan pohon dan celah bebatuan</div><div style="text-align: justify;">• <b>Descender</b><br />
Descender atau figure eight biasanya sering dipakai untuk rapelling. Dan dapat digunakan oleh belayer untuk membantu menjaga leader, untuk belay teknik penggunaannya berbeda dengan penggunaan untuk rapel. Masih ada pemanjat-pemanjat yang menggunakan setup rapel dengan figur eight untuk belay yang biasa disebut sport belay. Saat ini bentuk descender sudah dikembangkan sedemikian rupa.</div><div style="text-align: justify;">• <b>Ascender</b><br />
Ascender merupakan alat yang terbuat dari allumunium alloy berbentuk seperti catut yang dapat menggigit apabila diberikan beban kebawah dan akan terbuka bila tidak ada beban/ditarik ke atas. Alat ini sering digunakan untuk membantu meniti tali pada dinding overhang.</div><div style="text-align: justify;">• <b>Piton, bolt, chock, nuts, cam, hexes</b><br />
Merupakan alat untuk membuat pengaman buatan (artificial anchor) pada lintasan apabila pemanjat jatuh dapat tertahan oleh pengaman.</div><div style="text-align: justify;">• <b>Grigri, belay spring, belay tubular, trango cinch, sirius tre</b><br />
Merupakan alan bantu belayer untuk membelay leader.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFNMF9xeZtgtsOHfTjvrutnZ2mlJsJkKzzF-cLi6xKOqYmPkE94WfokPnyPSdelhzzzRXu418R8J6htW7die-NOPu9OuA6Hy1evnmnieL7YmgMZi_alt460mKTx4cMqHX4uAJsW4auOIf0/s1600/climbing_gear.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="climbing gear" border="0" height="169" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFNMF9xeZtgtsOHfTjvrutnZ2mlJsJkKzzF-cLi6xKOqYmPkE94WfokPnyPSdelhzzzRXu418R8J6htW7die-NOPu9OuA6Hy1evnmnieL7YmgMZi_alt460mKTx4cMqHX4uAJsW4auOIf0/s320/climbing_gear.jpg" width="320" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1C37JwTlykvMcUZJqoD0u2V2nyChIRNmmJsNesqeLwj8_M-Ep4-Sgwu-qXADR_ho8q0q99FrNPYGYKXGn_GRrQMYysRSev8H3NsvDAcBoC6lORjSP3R5hB0EPGCjzXthyphenhyphen56Ds1rRCwvrS/s1600/iceaxe_n_crampon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="ice axe and crampon" border="0" height="169" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1C37JwTlykvMcUZJqoD0u2V2nyChIRNmmJsNesqeLwj8_M-Ep4-Sgwu-qXADR_ho8q0q99FrNPYGYKXGn_GRrQMYysRSev8H3NsvDAcBoC6lORjSP3R5hB0EPGCjzXthyphenhyphen56Ds1rRCwvrS/s200/iceaxe_n_crampon.jpg" width="165" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>Pendakian es</b></div><div style="text-align: justify;">Pada medan es dan salju, selain peralatan pendakian biasa juga digunakan <b>ice axe</b> dan <b>crampon.</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
Salam Juang...!</div>Iwan Troideshttp://www.blogger.com/profile/02761216955679052419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-43776016450024556912011-08-09T18:31:00.002+07:002011-08-09T18:34:41.278+07:00Perlengkapan dan perbekalan<div style="text-align: justify;">Keberhasilan sebuah kegiatan alam bebas juga ditentukan oleh perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan cukup. Perlengkapan dan perbekalan yang dibutuhkan untuk kegiatan pendakian mungkin akan sedikit berbeda dengan perlengkapan dan perbekalan penjelajahan hutan. Begitu juga kebutuhan perlengkapan bagi tiap-tiap individu juga akan berbeda-beda.<br />
<br />
Dalam merencanakan kebutuhan perlengkapan dan perbekalan, yang perlu diperhatikan adalah :<br />
• Jenis medan yang akan dihadapi<br />
• Tujuan kegiatan<br />
• Lamanya kegiatan<br />
Selain itu, perlu juga diperhatikan kekuatan fisik dalam membawa beban perlengkapan, logistik, dan kebutuhan lain.<br />
<br />
<b>PERLENGKAPAN DASAR</b><br />
Perlengkapan dasar adalah perlengkapan yang sebaiknya harus ada, seperti :<br />
<b>Sepatu</b><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdMM-zNrYm_WhfJnlAKx5MjlAXwCsKfTLrJCpwdSsQ7tzZHigsEuVBbJDE57MXZuq5oc5VQgpHQoEGdnI669CKTbYoFF0r5-2jvxXp3_TFSlGI45CFjFu1160ux6U9Jnu5wKb7wj2BsJI2/s1600/TREKKING_BOOT.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="trekking boot" border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdMM-zNrYm_WhfJnlAKx5MjlAXwCsKfTLrJCpwdSsQ7tzZHigsEuVBbJDE57MXZuq5oc5VQgpHQoEGdnI669CKTbYoFF0r5-2jvxXp3_TFSlGI45CFjFu1160ux6U9Jnu5wKb7wj2BsJI2/s200/TREKKING_BOOT.jpg" width="200" /></a>Sepatu merupakan hal yang wajib jika kita ingin menghadapi medan gunung hutan. Selain sebagai alas yang membantu kenyamanan berjalan, sepatu juga menjadi pelindung kaki. Sepatu combat boot atau sepatu trekking merupakan jenis sepatu yang cukup baik untuk menghadapi medan ini. <br />
Hal yang harus diperhatikan dalam memilih sepatu adalah :<br />
• Kuat, sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki<br />
• Melindungi jari, alas kaki, sendi, dan mata kaki<br />
• Memiliki bentuk sol yang dapat menggigit ke segala arah<br />
• Nyaman dipakai<br />
<br />
<b>Kaus Kaki</b><br />
Selain sebagai perlengkapan sepatu agar kulit tidak bergesekan langsung dengan sepatu, kaus kaki juga dapat digunakan untuk menjaga suhu kaki agar tetap stabil dalam menghadapi suhu yang ekstrim. Harap di ingat, “kaus kaki harus selalu kering”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>Pakaian Perjalanan</b><br />
Pada medan gunung dan hutan, pakaian yang sebaiknya digunakan adalah pakaian yang dapat melindungi seluruh tubuh dari kemungkinan cidera akibat duri atau tumbuhan beracun. Penggunaan celana dan baju panjang dari bahan katun yang kuat sangat dianjurkan. Selain mampu melindungi kulit, pakaian sebaiknya juga tidak mengganggu gerakan tubuh. Pakaian tambahan seperti topi, sarung tangan dan ikat pinggang sebaiknya dipilih dari bahan yang kuat dan ringan.<br />
<br />
<b>Ransel</b><br />
Ransel yang ringan, kuat dan nyaman dipakai merupakan pilihan terbaik untuk membawa perlengkapan dan logistik dalam kegiatan. Harga yang mahal bukanlah jaminan. Pilihlah ransel yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan tubuh.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoj-hwSHZtv2-EGWsJm18pPM0VfVpE6hsKaA_bhq2MyZZiPxnIje4JpHosN0D_Iph9zbM-bQvtKkaCIvYK-J12JkOU0UR2eOtVvU0HL8ChZC7DFo-RQm2ZCbicMw7APAxOh7EXH5aF5a4m/s1600/RUCKSACK.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="rucksack" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoj-hwSHZtv2-EGWsJm18pPM0VfVpE6hsKaA_bhq2MyZZiPxnIje4JpHosN0D_Iph9zbM-bQvtKkaCIvYK-J12JkOU0UR2eOtVvU0HL8ChZC7DFo-RQm2ZCbicMw7APAxOh7EXH5aF5a4m/s200/RUCKSACK.jpg" width="160" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFTZc0rNTRYotzbh8bsUoGe-Kp9xdzcLNvChtu0rZ7kZzMccdc8w9pIR4-lUBqwJRGvbf9u6REJAC3Cdl0oqYHq-zSKI1-NySEdN2LXm__wdq8jLwv3Tp53Yu7HpWa90u0fpERXk3eb8qq/s1600/RUCKSACK2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="ransel" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFTZc0rNTRYotzbh8bsUoGe-Kp9xdzcLNvChtu0rZ7kZzMccdc8w9pIR4-lUBqwJRGvbf9u6REJAC3Cdl0oqYHq-zSKI1-NySEdN2LXm__wdq8jLwv3Tp53Yu7HpWa90u0fpERXk3eb8qq/s200/RUCKSACK2.jpg" width="160" /></a></div><b>Belati</b><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT4C4ZpOiAw18hOyOWHAtW4uDTNelW_zkh9kcWJE0sLPbzuR7JKX6qRHNCxl0zUrLmZwUlT_f7in8mGfHQKIGqekN4d00LQo20rZF8RB6GPOkkHvPQ3QN0vDRPL9FtuRkiQNvqXxc0f8UJ/s1600/BOWIE_KNIFE.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="bowie knife" border="0" height="99" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT4C4ZpOiAw18hOyOWHAtW4uDTNelW_zkh9kcWJE0sLPbzuR7JKX6qRHNCxl0zUrLmZwUlT_f7in8mGfHQKIGqekN4d00LQo20rZF8RB6GPOkkHvPQ3QN0vDRPL9FtuRkiQNvqXxc0f8UJ/s200/BOWIE_KNIFE.jpg" width="200" /></a>Belati merupakan peralatan penting yang harus kita miliki dalam kegiatan alam bebas. Pilihlah belati yang dapat digunakan untuk memotong, menyayat dan menusuk. Pastikan belati selalu tajam dan kuat. Belati jenis bowie dapat jadi pilihan. <br />
Selain belati kita juga dapat membawa golok tebas untuk keperluan menjelajah rimba.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>PERLENGKAPAN NAVIGASI</b><br />
Melakukan perjalanan dengan peralatan yang mendukung merupakan tindakan yang sangat baik dan bijak. Peralatan navigasi seperti kompas arah, peta topografi, protractor dan pensil merupakan hal yang sudah sepantasnya ada dalam perlengkapan perjalanan kita. Harap diingat, alam liar merupakan medan yang ekstrim. Kondisi dan keadaan medan gunung hutan dapat berubah dengan cepat. Sebagai contoh, jalan setapak didalam hutan dapat hilang hanya dikarenakan hujan saja. Jangan pernah meninggalkan peralatan ini meskipun kita telah mengenal dan hapal betul alam yang akan kita jelajahi.<br />
<br />
<b>PERLENGKAPAN MAKAN</b><br />
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh mahluk hidup. Peralatan masak seperti nesting, sendok, peples/cangkir sebaiknya juga ada dalam perlengkapan kita.<br />
<br />
<b>PERLENGKAPAN ISTIRAHAT</b><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjywYoElhd7x_nMHcBWfQozGfXUsbd4x1XbBjI-ImKj7JSgp1YFZuAbAEThdH28Bf6M9flUcuOp_SZMr5Tcicqyc5BNofzCx_VOmBdjX46zSPO_VQSfNUCmyFFGvQ_BKv1VhmJLXHifoQHX/s1600/TENDA.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="tenda" border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjywYoElhd7x_nMHcBWfQozGfXUsbd4x1XbBjI-ImKj7JSgp1YFZuAbAEThdH28Bf6M9flUcuOp_SZMr5Tcicqyc5BNofzCx_VOmBdjX46zSPO_VQSfNUCmyFFGvQ_BKv1VhmJLXHifoQHX/s200/TENDA.jpg" width="200" /></a>Melakukan kegiatan di alam bebas merupakan hal yang cukup menguras tenaga. Istirahat dan relaksasi yang memadai merupakan salah satu faktor penunjang kesuksesan kegiatan. Selain sebagai tempat istirahat, tenda juga dapat menjadi isolator atas suhu dan cuaca yang ekstrim di alam bebas. Pilihlah tenda yang dapat melindungi tubuh dari cuaca dan kemungkinan gangguan binatang, seperti serangga dan ular. Tenda jenis tenda dome merupakan jenis tenda yang cukup baik. Namun bila tidak ada, kita dapat menggunakan tenda segitiga yang dimodifikasi sehingga dapat cukup melindungi. Pemilihan warna juga dapat dijadikan faktor, pilihlah tenda dengan warna terang dan cerah. Selain mudah dilihat, pada alam seperti hutan, penggunaan warna terang dapat membantu menjauhkan binatang buas. Pada kondisi mendesak seperti survival, kita dapat membuat tenda dari ponco, plastik, terpal dan material lain.<br />
Perlengkapan yang sebaiknya ada ialah :<br />
• Tenda<br />
• Sleeping bag / sleeping mat<br />
<b><br />
PERLENGKAPAN TAMBAHAN</b><br />
Perlengkapan ini walaupun bukanlah merupakan hal yang wajib, namun ada baiknya kita membawanya untuk menambah kenyamanan perjalanan.<br />
<b>Putis.</b> Yaitu pembelat betis yang terbuat dari kain katun/wool. Pengembara, pejalan kaki, atlit dan tentara biasanya menggunakan putis untuk menjaga otot kaki agar tetap fit dalam perjalanan.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPQGiqnA2Xj6Nghpw2tRcTHFGTTyQW5QPBX5ROWHYcy5CJdHN4dzis4euqbPTfrhvEK4jvvE3EP1S7oaSyX5p8iwat6mbfDiQQbbs3zzLrATVx7io3D2oJAA3Fehr4Umfk-fFJjiLSKXnz/s1600/GAITERS.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="gaiters" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPQGiqnA2Xj6Nghpw2tRcTHFGTTyQW5QPBX5ROWHYcy5CJdHN4dzis4euqbPTfrhvEK4jvvE3EP1S7oaSyX5p8iwat6mbfDiQQbbs3zzLrATVx7io3D2oJAA3Fehr4Umfk-fFJjiLSKXnz/s200/GAITERS.jpg" width="132" /></a><b>Gaiters.</b> Gaiters merupakan sarung yang melindungi kaki sampai lutut agar pacet, debu dan air tidak masuk kedalam sepatu dan kaki. Gaiters untuk pendakian gunung dan penjelajahan hutan biasanya terbuat dari bahan nylon. Gaiters khusus untuk menghindari gigitan ular terbuat dari kulit.<br />
<b>Kelambu.</b> Pada perjalanan penyusuran hutan dataran rendah dan rawa, membawa kelambu dapat menambah kenyamanan kita agar tidak terganggu oleh nyamuk dan kemungkinan malaria dan demam berdarah.<br />
<b>Kupluk.</b> Kupluk atau balaclava dapat melindungi kepala dari terpapar cuaca dingin secara langsung. Pada daerah seperti gunung, memakai kupluk terbukti cukup ampuh menjaga suhu tubuh. <br />
<b>Kacu segitiga.</b> Kain bandana atau slayer merupakan benda yang yang multifungsi. Selain sebagai penutup kepala, penutup telinga dan penyeka keringat. Kain ini dapat digunakan untuk membalut.<br />
<br />
<b>Perlengkapan pribadi.</b> Jelas perlengkapan ini untuk perlengkapan pribadi. Seperti jarum, benang, obat-obatan, tali tubuh, handuk, sikat gigi, sabun dan pakaian dalam.<br />
<br />
Salam Juang... </div>Iwan Troideshttp://www.blogger.com/profile/02761216955679052419noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-49335051021362695792011-07-17T14:05:00.001+07:002020-08-08T12:17:55.088+07:00Sinyal Darurat<div style="text-align: justify;">Satu hal yang harus kita perhatikan saat berada dalam kondisi survival adalah kita harus dapat berkomunikasi dengan regu atau tim penyelamat. Sebagai survivor kita harus memastikan bahwa setiap pesan yang kita kirimkan tidak akan mencelakakan diri di kemudian hari, dan penerima pesan dapat mengerti pesan yang disampaikan. Pola geometri seperti garis lurus, lingkaran, segitiga atau tanda silang dapat digunakan. Begitu pula kode visual seperti api, asap, kilatan cahaya, atau pola kontras dapat membantu orang lain atau tim penyelamat mengetahui lokasi kita.</div><div style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: justify;"><b>11-1. PENERAPAN</b></div><div style="text-align: justify;">Dalam mengaplikasikan sinyal darurat, kita harus mencari lokasi datar dan luas pada area yang mudah dilihat orang lain. Gunakan sinyal jelas yang mudah dibuat. Apapun tehnik dan peralatan sinyal yang dilakukan, pastikan kita dapat menerapkannya. Dalam artian kita mengerti betul setiap kode yang digunakan. Sebagai contoh, jika kita menggunakan kode morse, maka kita wajib mengerti setiap arti dari kode-kode tersebut. Melakukan latihan dan mempelajari tehnik, peralatan sinyal sebelum kita memerlukan dapat menjadi solusi jika kita suatu waktu terjebak dalam kondisi darurat. Menguasai tehnik dan peralatan sinyal dapat meningkatkan kesempatan untuk survive.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>11-2. TEHNIK MEMBUAT SINYAL</b></div><div style="text-align: justify;">Ada dua cara utama untuk dapat berkomunikasi menggunakan sinyal, visual dan audio. Cara yang dapat kita gunakan tergantung kondisi dan peralatan yang ada. Apapun caranya, pastikan kode visual dan audio siap digunakan. </div><div style="text-align: justify;"><b>Kode Visual</b></div><div style="text-align: justify;"><b>Api. </b>Dalam keadaan gelap, api merupakan salah satu solusi efektif untuk membuat sinyal. Membuat api besar pada permukaan tanah berbentuk segitiga atau garis lurus sepanjang 25 meter dapat membantu orang lain mengetahui keadaan kita. Buatlah api jika waktu dan situasi memungkinkan dan jaga sampai kita membutuhkannya. Dan jangan membuat api jika tidak ada orang, atau tim penyelamat yang melihat, karena akan percuma. Pastikan api mudah dilihat, contohnya jika dalam hutan, api tidak tertutup pepohonan.</div><div style="text-align: justify;">Dalam keadaan survival sendirian, menjaga tiga buah api sekaligus merupakan hal yang sulit, maka api berbentuk garis lurus merupakan pilihan terbaik. Membakar pohon merupakan cara lain untuk memancing perhatian. Kita dapat meletakkan kayu-kayu kering pada cabang bagian bawah dan menyulutnya. Kita dapat menambahkan dedaunan hijau agar asap yang terbentuk semakin banyak sebelum pohon terbakar habis. Pastikan kita memilih pohon yang terisolasi, sehingga kita tidak memicu kebakaran hutan yang justru membahayakan diri sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Asap.</b> Di siang hari, membuat dan menggunakan asap untuk memancing perhatian dapat dilakukan. Cobalah membuat asap yang kontras, contohnya : jika permukaan tanah gelap maka buatlah asap dengan warna terang/putih, dan jika permukaan tanah terang buat asap dengan warna gelap/hitam. Jika kita menambahkan dedaunan hijau, lumut atau sedikit air pada api, maka akan terbentuk asap yang berwarna putih. Namun jika menambahkan karet atau kain yang dibasahi oli, maka akan kita akan mendapatkan asap yang berwarna hitam.</div><div style="text-align: justify;">Harap di ingat, sinyal asap hanya efektif pada cuaca cerah dan tenang. Angin kencang dan hujan dapat membuyarkan asap, sehingga kecil kemungkinan untuk dapat dilihat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Cahaya.</b> Cahaya berwarna merah merupakan kode internasional untuk keadaan darurat, oleh karena itu, gunakanlah kode cahaya merah kapanpun disaat waktu memungkinkan. Warna lain dapat digunakan untuk membantu tim pencari mengetahui lokasi kita. Kita dapat menggunakan senter, pen flare, star cluster dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Cermin.</b> Pada siang hari, cermin merupakan peralatan terbaik untuk membuat sinyal. Jika kita tidak memiliki cermin, kita dapat menggunakan benda mengkilap yang dapat memantulkan sinar matahari. Arahkan kilatan cahaya pada pesawat, helikopter, kapal, perahu atau posisi tim pencari sehingga tim pencari mengetahui lokasi kita.</div><div style="text-align: justify;">Kabut dan bayangan dapat membuat pilot kesulitan mengetahui lokasi kita. Maka jika memungkinkan carilah lokasi yang lebih tinggi dari area sekitarnya. Jika kita tidak dapat melihat dan menentukan posisi pesawat atau kapal, arahkan kilatan cahaya pada arah suara pesawat.</div><div style="text-align: justify;">PERHATIAN : Jangan membuat sinyal kilatan secara cepat dan acak, dalam keadaan perang pilot dapat menganggap itu merupakan kilatan tembakan musuh. Dan jangan menyorot bagian kokpit dalam waktu yang lama, sebab dapat menganggu pandangan pilot. </div><div style="text-align: justify;">CATATAN : Beberapa pilot melaporkan dapat melihat kode kilatan cahaya dari jarak lebih dari 160 kilometer dalam kondisi ideal. Artinya sinyal menggunakan cermin cukup efektif.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Pakaian.</b> Menyusun pakaian pada permukaan tanah atau di atas pohon merupakan cara lain untuk membuat sinyal. Gunakan bahan yan memiliki warna cukup kontras dari lingkungan sekitar. Susun pakaian menjadi bentuk geometri yang besar agar mudah dilihat dari jauh. Kita dapat menggunakan ponco, parasut, tenda atau material lain untuk membuat sinyal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Material Alami.</b> Jika kita tidak memiliki material lain, kita dapat mengunakan material alam untuk membuat simbol. Kita dapat membuat gundukan tanah yang dapat menimbulkan bayangan, semak-semak, dedaunan, atau batu. Buatlah pola kontras pada area sinyal. Contohnya, pada area semak-semak kita dapat memotong atau menidurkan semak membentuk pola geometri sinyal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Kode Audio</b></div><div style="text-align: justify;">Radio Panggil. Jika kita memiliki perangkat radio pangil, HT atau AN/PRC, kita dapat mengirimkan pesan pada tim penyelamat. Gelombang radio yang dapat ditempuh dapat bervariasi tergantung receiver, area, ketinggian medan, kelebatan vegetasi, cuaca, kondisi baterai, jenis radio dan gangguan sinyal. Untuk mendapatkan performa maksimal dari radio :</div><div style="text-align: justify;">• Kirimkan pesan pada cuaca yang cerah dan area yang tidak terhalang</div><div style="text-align: justify;">• Pastikan antena berada pada sudut yang tepat dan jauhkan benda yang dapat menghalangi sinyal.</div><div style="text-align: justify;">• Perhatikan kondisi baterai, matikan radio jika tidak digunakan.</div><div style="text-align: justify;">• Dalam cuaca dingin letakkan baterai dalam pakaian agar tidak terpapar dingin secara langsung. Suhu dingin dapat mengurangi daya baterai</div><div style="text-align: justify;">• Pastikan radio dan baterai selalu kering. Percikan air dapat merusak sirkuit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Peluit.</b> Penggunaan peluit merupakan cara terbaik untuk membuat sinyal dalam jarak yang cukup dekat. Suara peluit dapat didengar hingga radius 1,6 kilometer. Dengan peluit, kita dapat mengirimkan sinyal dan pesan menggunakan kode morse.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Suara Tembakan.</b> Kode ini biasanya digunakan oleh tentara dalam keadaan darurat. Dengan menembakkan peluru sebanyak tiga kali berturut-turut.</div><div style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: justify;"><b>11-3. KODE DAN SINYAL</b></div><div style="text-align: justify;"><b>S</b><b>OS. </b>Kita dapat menggunakan cahaya senter, suara peluit atau bendera untuk menyampaikan sinyal darurat. SOS merupakan kode internasional yang menandakan keadaan darurat dalam sandi morse. Tiupan peluit atau cahaya senter tiga kali pendek, tiga kali panjang, tiga kali pendek yang di ulang setiap satu menit merupakan kode sinyal SOS. Jika menggunakan bendera, pegang bendera pada sisi kiri untuk tanda garis dan pada sisi kanan untuk tanda titik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Kode Darurat dari Daratan ke Udara.</b> Kode ini memiliki lima buah pola pasti yang tiap pola memiliki arti berbeda. Membuat pola dengan rasio minimum lebar 1 meter dan panjang 6 meter. Dan jika pola yang kita buat lebih besar, maka rasio yang digunakan tetap 1:6. Pastikan sinyal memiliki warna yang kontras dengan lingkungan sekitar dan berada pada tempat yang mudah dilihat dari udara.<br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlDB78g5APD0a_xriypr1OtEC6FKnWk8IlEpFBfwOBEyPVchqC7HfRyrnh6198tmSAz-wj_r1YuLDYVqVnTOwZM4cF-RSxEmC7Oi7txg8XMxxvcJ3Z5-m7T3KZf67ZRS6JzKolAenX5icA/s1600/sinyal2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="208" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlDB78g5APD0a_xriypr1OtEC6FKnWk8IlEpFBfwOBEyPVchqC7HfRyrnh6198tmSAz-wj_r1YuLDYVqVnTOwZM4cF-RSxEmC7Oi7txg8XMxxvcJ3Z5-m7T3KZf67ZRS6JzKolAenX5icA/s320/sinyal2.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Sinyal Tubuh.</b> Jika pesawat cukup dekat sehingga pilot dapat melihat kita dengan jelas kita dapat menggunakan gerakan atau posisi tubuh untuk menyampaikan pesan.</div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZoVX7GG2nKxfREUv44xUFX4RDmTae0mhghCGbBJmAWMJbbKXQEKtjAqQZNthVLSpfkEN-Lf4aCjdggBFelpcg1r_cgxPY9Vz6_Ja7_w93GTIR9uN8XnYaz2lnuFQ1XQ-56bQ6HimZACTI/s1600/sinyal3.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="343" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZoVX7GG2nKxfREUv44xUFX4RDmTae0mhghCGbBJmAWMJbbKXQEKtjAqQZNthVLSpfkEN-Lf4aCjdggBFelpcg1r_cgxPY9Vz6_Ja7_w93GTIR9uN8XnYaz2lnuFQ1XQ-56bQ6HimZACTI/s400/sinyal3.jpg" width="400" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>Panel Sinyal.</b> Jika kita memiliki ponco, parasut, tenda, layar atau bahan lain yang memiliki warna kontras bolak-balik, kita dapat melipatnya membentuk kode untuk menyampaikan pesan.</div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMo8OAcHD0bbZl-5APldEnBRA8hTWqP1jyis4D_U_jzJ09X_gvRsVkZakKbPf5Y61o4a8A9kq7HuAJ1pVh3IsdhyKnzY8N9Y_OEezgiKqy8a3dQ7K4rvMN3fxgCL9r-ZsOc4_3hP76H-t9/s1600/sinyal1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMo8OAcHD0bbZl-5APldEnBRA8hTWqP1jyis4D_U_jzJ09X_gvRsVkZakKbPf5Y61o4a8A9kq7HuAJ1pVh3IsdhyKnzY8N9Y_OEezgiKqy8a3dQ7K4rvMN3fxgCL9r-ZsOc4_3hP76H-t9/s400/sinyal1.jpg" width="337" /></a></div><br />
<b>11-4. PENGIRIMAN PESAN</b><br />
<div style="text-align: justify;">Jika kita dapat melakukan kontak menggunakan radio, kita dapat membantu tim pencari untuk mengetahui lokasi kita. Hal yang wajib dilaporkan adalah :</div><div style="text-align: justify;">• Nama</div><div style="text-align: justify;">• Lokasi</div><div style="text-align: justify;">• Jumlah dan keadaan survivor</div><div style="text-align: justify;">• Kebutuhan, seperti obat-obatan atau peralatan lain</div><div style="text-align: justify;">Dapat melakukan kontak radio bukan berarti kita sudah aman. Ikuti instruksi yang disampaikan dan selalu lakukan persiapan diri sampai kita benar-benar diselamatkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Salam Juang...!</div>Iwan Troideshttp://www.blogger.com/profile/02761216955679052419noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-30085067552138381942011-07-17T12:59:00.001+07:002017-05-24T01:21:49.777+07:00Ilmu Pengobatan Dasar<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Untuk survive kita harus memiliki air dan makanan. Selain itu kita juga harus mengaplikasikan standar kebersihan personal.</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b>4-1. KESEHATAN PERSONAL</b></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Dalam situasi apa pun, kebersihan merupakan faktor penting untuk mencegah infeksi dan penyakit. Higienitas yang buruk dapat mengurangi kesempatan untuk survive. Menjaga kebersihan tubuh merupakan prioritas. </div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b>Kebersihan Tangan</b></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Kuman pada tangan dapat menginfeksi makanan dan luka. Selalu bersihkan tangan sehabis memegang atau menyentuh material yang berpotensi mengandung kuman, setelah buang air, setelah membawa orang sakit, dan sebelum menyentuh makanan, peralatan masak atau meminum air. Jangan biasakan memelihara kuku jari, pastikan untuk selalu memotong kuku jari yang panjang.</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b>Kebersihan Rambut</b></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Rambut kita bisa menjadi sarang bakteri dan parasit. Selalu jaga kebersihan rambut.</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b>Kebersihan Pakaian</b></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Menjaga kebersihan pakaian dapat mengurangi bahaya parasit. Bersihkan pakaian luar jika sudah kotor. Selalu ganti pakaian dalam dan kaus kaki setiap hari.</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b>Kebersihan Gigi</b></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Selalu pastikan kita menggosok gigi minimal satu kali setiap hari. Jika kita tidak mempunyai sikat gigi, kita dapat menggunakan ranting yang ujungnya di bentuk seperti kuas.</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b>Perawatan Kaki</b></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Kaki merupakan penunjang tubuh utama. Untuk mencegah masalah serius pada kaki, jaga kebersihan kaki, kuku jari pada kaki, kaus kaki dan sepatu.</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b>Istirahat Yang Cukup</b></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan relaksasi total, istirahat selama sepuluh menit dalam setiap jamnya dapat membantu menyegarkan tubuh dan pikiran.</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<b>Kebersihan Camp</b></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
Jaga kebersihan shelter atau camp. Jangan buang air sembarangan dan jangan kotori camp dengan urine atau <strike>kotoran</strike>. Pastikan kita melakukan buang air pada lokasi yang jauh dari camp.</div>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<br />
<b>4-2. PENGOBATAN DARURAT</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam menghadapi masalah medis, kita wajib mengendalikan rasa panik, baik diri kita sendiri maupun korban. Tenangkan diri dan cobalah untuk membuat korban tenang. Hal ini dapat membantu mempermudah proses pengobatan dan perawatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PINGSAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Hilangnya kesadaran diri atau pingsan dapat disebabkan oleh beberapa hal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pingsan Biasa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tindakan yang harus di lakukan terhadap korban adalah :</div>
<div style="text-align: justify;">
• Baringkan korban pada tempat yang datar dan teduh.</div>
<div style="text-align: justify;">
• Posisikan kepala korban lebih rendah dari kaki sekitar 30 centimeter.</div>
<div style="text-align: justify;">
• Longgarkan pakaian dan pengikat tubuh agar udara mudah mengalir pada tubuh dan pernafasan tidak terganggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
• Jika korban muntah, segera miringkan kepala korban agar pernafasan tidak terganggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
• Kompres kepala korban dengan kain basah yang dingin.</div>
<div style="text-align: justify;">
• Berikan aroma amoniak di bawah hidung korban.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pingsan Karena Panas</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Berada pada lokasi yang memiliki temperatur ekstrim dapat membuat tubuh bekerja ekstra keras. Bagi sebagian orang yang tidak terbiasa dapat berakibat pingsan. Gejala pingsan di karenakan panas yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
• Keringat yang mengalir cukup banyak</div>
<div style="text-align: justify;">
• Rasa mual kemudian muntah</div>
<div style="text-align: justify;">
• Kepala terasa pusing</div>
<div style="text-align: justify;">
Tindakan yang harus dilakukan adalah dengan memberikan pertolongan seperti penanganan pingsan biasa. Dan setelah korban sadar berikan cairan gula dan garam atau oralit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang agar korban tidak dehidrasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pingsan Karena Matahari</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdiri atau bergerak dibawah matahari terlalu lama dapat menyebabkan dehidrasi dan pingsan. Dikarenakan dehidrasi, kemampuan tubuh untuk mengeluarkan keringat dapat menurun sehingga panas tubuh tidak dapat diturunkan. Gejalanya yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
• Keringat yang keluar berhenti secara mendadak dan udara sekitar terasa lebih panas</div>
<div style="text-align: justify;">
• Wajah tampak merah dan nafas yang semakin cepat dan dangkal yang menandakan suplai oksigen ke otak belakang menurun.</div>
<div style="text-align: justify;">
• Kulit terasa kering dan suhu tubuh meningkat hingga 40° - 41° Celcius.</div>
<div style="text-align: justify;">
• Tubuh terasa lemah, sakit kepala, kesulitan untuk berjalan dengan tegak dan pingsan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pingsan Karena Lapar</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesulitan untuk mendapatkan makanan dalam kondisi survival dapat menjadikan tubuh melemah dan pingsan di karenakan berkurangnya zat gula dalam darah sebagai pemicu energi. Gejala pingsan yang ditimbulkan karena lapar yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
• Tubuh terasa dingin dan berkeringat</div>
<div style="text-align: justify;">
• Kondisi tubuh melemah</div>
<div style="text-align: justify;">
• Pandangan yang gelap dan berkunang-kunang</div>
<div style="text-align: justify;">
Tindakan yang harus dilakukan adalah dengan memberikan pertolongan seperti penanganan pingsan biasa. Dan setelah korban sadar berikan minuman hangat dan manis sebagai masukan energi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>LUKA</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Luka terbuka merupakan hal yang serius dalam keadaan survival, kerusakan kulit, kehilangan darah dan infeksi dapat membahayakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jauhkan atau potong pakaian dari area luka</div>
<div style="text-align: justify;">
Bersihkan luka secara menyeluruh. Bilas (jangan digosok) luka dengan dengan air. Jika tidak ada air, kita dapat menggunakan urine</div>
<div style="text-align: justify;">
Membiarkan luka agar kering dengan sendiri merupakan tindakan yang aman dalam kondisi survival. Tubuh secara natural akan menyembuhkan luka</div>
<div style="text-align: justify;">
Balut luka menggunakan perban atau kain steril dan ganti setiap hari</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika luka terbuka cukup lebar, kita dapat menggunakan plester kupu-kupu untuk menyatukan kedua ujung luka</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kondisi survival, infeksi pada luka merupakan hal yang tak dapat terelakkan. Jika luka mengalami infeksi</div>
<div style="text-align: justify;">
• Kompres luka menggunakan kain basah hangat selama 30 menit. Lakukan hal ini sebanyak 3 sampai 4 kali sehari</div>
<div style="text-align: justify;">
• Keringkan dan buang nanah dari luka</div>
<div style="text-align: justify;">
• Balut luka</div>
<div style="text-align: justify;">
• Minumlah air yang banyak</div>
<div style="text-align: justify;">
Lakukan perawatan ini setiap hari hingga tanda-tanda infeksi hilang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>DIARE</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kondisi survival, mengkonsumsi air yang kotor dan makanan yang asing dapat menjadikan kondisi perut tidak stabil. Memasak air dan makanan sebelum dikonsumsi merupakan salah satu solusi terbaik untuk mencegah diare. Jika kita terkena diare dan tidak memiliki obat anti diare, maka kita wajib membatasi konsumsi cairan selama 24 jam. Minum secangkir teh kental setiap dua jam sekali hingga diare berkurang. Memakan daun jambu biji, kunyit, dan arang, kapur tanah, atau tulang yang dihaluskan dapat membantu mengatasi diare.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>KESULITAN PERNAFASAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesulitan bernafas biasanya disebabkan oleh benda asing yang menyangkut di tenggorokan dan menghalangi udara untuk masuk paru-paru, luka pada wajah atau leher, peradangan atau bengkak pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan asap, debu, atau iritasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita dapat membuka jalur udara yang tersumbat dengan cara :</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Lakukan pemeriksaan, apakah korban mengalami penghambatan udara secara sebagian atau secara total. Jika korban dapat batuk atau berbicara, biarkan ia menanggulangi masalah tubuhnya secara natural. Dampingi korban dan bersiap melakukan pernafasan buatan dari mulut ke mulut jika korban tidak sadar. Jika korban mengalami penghambatan udara secara total lakukan tekanan pada abdomen secara konstan hingga nafas kembali normal.</li>
<li>Menggunakan jari, buang benda asing yang menghalangi pernafasan.</li>
<li>Menggunakan metode penekanan rahang, genggam kedua sisi rahang bawah korban, gerakan rahang ke arah depan. Jika bibir korban tertutup, buka bibir dengan ibu jari. Agar tangan kita stabil, letakkan siku pada alas dimana korban berbaring.</li>
<li>Lakukan pernafasan buatan dari mulut ke mulut.</li>
</ol>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Angkat bagian leher korban sehingga kepala tengadah secara maksimal, tutup rapat hidung korban dengan jepitan jari.</li>
<li style="text-align: justify;">Tarik nafas dalam sebanyak dua kali kemudian tiupkan ke paru-paru korban melalui mulut sekuat mungkin. Perhatikan dada korban, jika bergerak naik maka tiupan udara cukup kuat, namun jika tidak bergerak maka tiupan kurang kuat.</li>
<li style="text-align: justify;">Lepaskan bibir setelah meniupkan udara sehingga udara pada paru-paru korban keluar dengan sendirinya. Ulangi gerakan peniupan udara ke paru-paru korban sampai penderita dapat bernafas dengan sendirinya.</li>
<li style="text-align: justify;">Selalu periksa isi mulut korban secara periodik selama proses pernafasan buatan dari mulut ke mulut.</li>
</ul>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="font-family: inherit; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhbH2PD7_Z5fPFzhLX6Uleefg7f7WqjYmeSHiQyUMwRw2UQ0FzTpge9MkG0Y7aS0pNRyxEKwztNpgHPJGINAdbwL0yAxQJ-rj0V7LltmemwX7MS8LapFYut7JcgMdCXOeHDPKXTIv3ZDIU/s1600/metode-penekanan-rahang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhbH2PD7_Z5fPFzhLX6Uleefg7f7WqjYmeSHiQyUMwRw2UQ0FzTpge9MkG0Y7aS0pNRyxEKwztNpgHPJGINAdbwL0yAxQJ-rj0V7LltmemwX7MS8LapFYut7JcgMdCXOeHDPKXTIv3ZDIU/s400/metode-penekanan-rahang.jpg" width="400" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;">Metode penekanan rahang </span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Metode pernafasan buatan dari mulut ke mulut hanya boleh dilakukan jika jalur nafas atau tenggorokan korban telah bersih dari benda asing yang menghalangi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PENDARAHAN BERAT</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pendarahan berat dari luka pada pembuluh nadi utama merupakan hal yang sangat berbahaya jika tidak segera di tangani. Kehilangan satu liter darah dapat menyebabkan gejala shock. Kehilangan dua liter darah dapat membuat tubuh shock. Dan kehilangan tiga liter darah dapat berakibat fatal. </div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kondisi survival, kita harus mengendalikan pendarahan secepatnya. Sebab perawatan medis normal merupakan hal yang sulit di dapat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Arteri.</b> Pembuluh arteri mengalirkan darah dari jantung membawa oksigen ke seluruh tubuh. Luka pada bagian ini dapat menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah besar yang membahayakan dan berakibat fatal jika tidak segera di tangani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Venous.</b> Darah venous merupakan darah yang kembali ke jantung setelah di alirkan dan di gunakan oleh tubuh melaui pembuluh nadi yang bernama veins. Luka pada veins biasanya lebih mudah di tangani daripada luka pada arteri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kapiler.</b> Pembuluh darah kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus yang menghubungkan arteri dengan veins. Pendarahan pada bagian ini biasanya lebih mudah ditangani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Penekanan Langsung</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tehnik efektif yang sering di lakukan untuk mengendalikan pendarahan eksternal adalah dengan melakukan penekan secara langsung pada luka. Penekanan ini harus di lanjutkan dengan pembalutan luka menggunakan kain kasa atau material lain yang sesuai. Setelah kita membalut luka, jangan membukanya lagi meskipun balutan mengalirkan darah. Secara normal tubuh akan mengeluarkan zat untuk menutup luka dan menghentikan pendarahan. Ganti balutan setelah satu atau dua hari dan jaga kebersihan bahan pembalut untuk mencegah infeksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Elevasi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Menempatkan luka pada posisi yang lebih tinggi dari jantung dapat membantu mengurangi kehilangan darah. Namun, tehnik ini harus di lanjutkan dengan metode penekanan langsung. Jika kita mengalami luka yang disebabkan gigitan ular, tempatkan luka agar berada pada posisi yang lebih rendah dari jantung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Penekanan Nadi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita dapat mengendalikan pendarahan dengan melakukan penekanan pada jalur arteri utama yang berada dekat dengan kulit atau tulang. Kita dapat menekannya dengan jari, selanjutnya di lanjutkan dengan membalutnya. Harap di ingat, tehnik ini tidak efektif jika luka tepat berada pada titik penekan. Karna kita tidak dapat menekan arteri yang rusak.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kita tidak dapat mengingat lokasi tepat titik penekanan, maka berikan penekan pada ujung nadi di atas area luka. Pada tangan, kaki, dan kepala berikan penekanan pada siku, lutut dan leher. </div>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="clear: right; font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinXe5nQ_TzFSep3RiNq9ZYxXMM9WPHRXZ3i7uLb8LnT3Wqj4yJYhsrc2RVarqkThBi2UsgZNy9lSeHB-aB0drNiGMGG78ywjiHV7ZEuAjdz7TbmCzhAQKGGK3BVQ5B9MMwGEFGj1UWEj1S/s1600/arteri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="315" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinXe5nQ_TzFSep3RiNq9ZYxXMM9WPHRXZ3i7uLb8LnT3Wqj4yJYhsrc2RVarqkThBi2UsgZNy9lSeHB-aB0drNiGMGG78ywjiHV7ZEuAjdz7TbmCzhAQKGGK3BVQ5B9MMwGEFGj1UWEj1S/s400/arteri.jpg" width="400" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;">Titik Penekanan Nadi</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>Torniket</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita dapat menggunakan torniket jika metode penekanan langsung dan metode lain tidak dapat mengendalikan pendarahan. Jika kita membiarkan torniket terikat terlalu lama akan menyebabkan kerusakan kulit, otot menjadi lemah dan mati rasa. Jika kita harus memasang torniket, maka torniket harus di pasang di antara jantung dan luka. Letakkan sekitar 5 sampai 10 centimeter dari luka dan jangan memasangnya tepat pada luka. Gunakan tongkat kecil untuk membantu mengencangkan ikatan. Kendurkan torniket setiap 10 sampai 15 menit untuk membiarkan darah mengalir selama satu sampai dua menit untuk mencegah mati rasa. </div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: inherit; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq9D5pwsZhYNs_0vkfxfwe43g2CssOmQ2NnfDC0flWyiuRUrCOBZ3VnORIF0eemAhGbBWEL_FJxmI40qAPzwZEzjL3jPERcHXZAD0tit7xank1wm7p7nM5sCpTwL6BH42l9ZNC5P14wSMY/s1600/torniket.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq9D5pwsZhYNs_0vkfxfwe43g2CssOmQ2NnfDC0flWyiuRUrCOBZ3VnORIF0eemAhGbBWEL_FJxmI40qAPzwZEzjL3jPERcHXZAD0tit7xank1wm7p7nM5sCpTwL6BH42l9ZNC5P14wSMY/s400/torniket.jpg" width="268" /></a></span></div>
<div style="font-family: inherit;">
<span style="font-size: small;"><br />
</span></div>
<b>SHOCK</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Shock merupakan reaksi akut tubuh dalam menghadapi tekanan yang di sebabkan luka tubuh atau stress. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada jantung sehingga pembuluh arteri mengalami kekurangan suplai darah untuk dialirkan ke tubuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam menangani korban shock, lakukan perawatan sebagai berikut :</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Jika korban sadar, baringkan korban pada tempat yang datar dengan bagian tubuh seperti kaki dan tangan berada lebih tinggi sekitar 15 – 20 centimeter.</li>
<li>Jika korban sadar, berikan cairan gula atau garam hangat sedikit demi sedikit.</li>
<li>Jika korban tidak sadar, baringkan korban dengan posisi miring untuk mencegah gangguan pernafasan dikarenakan muntahan, darah atau cairan lain pada mulut dan tenggorokan.</li>
<li>Jika korban tidak sadar atau mengalami luka pada bagian perut, jangan berikan cairan apapun melaui mulut.</li>
<li>Jika kita tidak dapat memastikan posisi yang baik bagi korban, pastikan korban berbaring pada tempat yang rata dan jangan rubah posisinya.</li>
<li>Jaga panas tubuh korban agar selalu stabil. Gunakan air hangat, sleeping bag, atau api untuk menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.</li>
<li>Cari atau buat shelter agar cuaca tidak mempengaruhi suhu tubuh korban.</li>
<li>Jika pakaian korban basah segera ganti dengan yang kering.</li>
<li>Biarkan korban beristirahat setidaknya selama 24 jam.</li>
<li>Jika kita sendirian, berbaringlah pada tempat yang memadai dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki.</li>
<li>Jika kita bersama teman, jaga pasien secara konstan</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>FRAKTURA</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Fraktura biasanya disebabkan ruda paksa yang sangat kuat di sebabkan tergelincir, terjatuh, kecelakaan dan sebagainya. Penanganan patah tulah atau fraktura harus dilakukan dengan tepat, sebab jika salah penanganan akan mengakibatkan cacat fisik. Bahaya yang disebabkan patah tulang tulang adalah berhentinya aliran darah dikarenakan pembuluh darah terjepit atau terputus oleh tulang yang patah dan dapat menyebabkan mati rasa dan kerusakan jaringan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tanda-tanda patah tulang :</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada patah tulang tertutup biasanya bagian tubuh yang patah tidak dapat digerakkan dan terasa nyeri. Terlihat perubahan bentuk pada tulang yang patah, bengkak, kulit di sekitar berwarna merah atau kebiruan. Apabila digerakkan terdengar suara berderak.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada patah tulang terbuka, tulang tampak menonjol keluar dari dari permukaan kulit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Penanganan :</b></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Kendalikan pendarahan internal atau eksternal, istirahatkan korban agar tubuhnya tidak shock dan ganti cairan tubuh yang hilang.</li>
<li>Rawat traksi yang patah dengan proses pembelatan dan penyembuhan.</li>
<li>Kita dapat dapat menekan dan mengembalikan posisi tulang menggunakan tangan pada tulang yang lebih kecil, seperti lengan dan kaki bagian bawah. Ingat, tindakan ini tidak boleh dilakukan jika kita tidak yakin dapat melakukannya.</li>
<li>Pada patah tulang terbuka, lakukan perwatan pendarahan.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pembelatan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan pembelatan atau pembidaian adalah agar tulang yang patah tidak bergerak sehingga keadaan tidak semakin parah dan mengistirahatkan bagian tubuh yang patah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Syarat-syarat bidai yang baik :</div>
<div style="text-align: justify;">
• Bidai terpasang melewati 2 -3 sendi terdekat</div>
<div style="text-align: justify;">
• Bidai terbuat dari bahan yang rata, kaku, kuat, ringan dan pipih.</div>
<div style="text-align: justify;">
• Bidai harus terbungkus agar nyaman</div>
<div style="text-align: justify;">
• Saat memasang bidai tidak boleh terlalu kencang atau kendur</div>
<div style="text-align: justify;">
• Bidai tidak boleh bergeser saat evakuasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br />
</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>DISLOKATIO / TERKILIR</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dislokasio merupakan suatu keadaan dimana persendian keluar dari sendinya. Keadaan ini dapat terasa sangat menyakitkan dan dapat mengakibatkan lemahnya jaringan syaraf atau gangguan fungsional tubuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penangan yang harus dilakukan ialah :</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Istirahatkan sendi yang terkilir pada posisi yang lebih tinggi dari jantung</li>
<li>Kompres sendi dengan air hangat dan lakukan pemijatan ke arah jantung</li>
<li>Lakukan dengan kehati-hatian saat mengembalikan sendi yang keluar karna penanganan yang salah dapat menyebabkan syaraf terjepit bahkan terluka </li>
<li>Balut sendi agar stabil.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>GIGITAN DAN SENGATAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Serangga dan hama lain merupakan resiko yang pasti ada dalam kondisi survival, terutama daerah hutan. Mereka bukan saja dapat menyebabkan iritasi, terkadang beberapa virus penyakit dapat dibawa olehnya. Gigitan atau sengatan mahluk liar seperti kutu, nyamuk, lebah, lalat, dan tikus dapat membawa penyakit yang dapat menyebabkan masalah serius bahkan fatal.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika dalam survival kit terdapat antibiotik, kita dapat menggunakannya. Penicillin atau erythromycin dapat digunakan untuk menanggulangi penyakit yang disebabkan lalat dan sejenisnya. Tetracycline digunakan untuk menanggulangi penyakit yang disebabkan kutu, caplak dan sejenisnya. Biasanya antibiotik berukuran 250 milligram atau 500 milligram per tablet. Jika kita tidak dapat mengetahui dan mengingat ukurannya, maka meminum 2 tablet sebanyak 4 kali sehari selama 10 sampai 14 hari biasanya dapat membunuh bakteri.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menanggulangi dan mengurangi rasa sakit dikarenakan sengatan lebah atau tawon kita dapat dapat mengkompres luka sengatan dengan kain yang dibasahi air dingin, menempelkan debu atau lumpur yang dingin, mengoleskan getah rumput dandelion, menempelkan daging kelapa, menempelkan parutan bawang putih atau bawang merah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gigitan laba-laba seperti tarantula dapat menyebabkan demam, dan beberapa jenis kalajengking memiliki racun yang berbahaya. Untuk menanggulangi gigitan laba-laba dan kalajengking kita wajib membersihkan dan membalut luka agar tidak infeksi. Bersiap melakukan perawatan jika tubuh terserang shock dan bersiap melakukan CPR. </div>
<div style="text-align: justify;">
Gigitan ular biasanya jarang terjadi, jika kita mengenal jenis ular dan habitatnya. Kematian yang disebabkan gigitan ular merupakan hal yang jarang terjadi. Dan hanya seperempat korban yang mendapat masalah serius di karenakan gigitan ular. Namun, gigitan ular dapat berakibat menurunnya moral survivor. Survivor dapat dihinggapi rasa panik dan takut yang justru lebih membahayakan dari gigitan ular itu sendiri. Meskipun kita tergigit ular tidak beracun, perawatan terhadap luka wajib dilakukan. Karna mulut ular biasanya mengandung bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Racun atau bisa ular tidak hanya menyerang sistem syaraf (neurotoksin) atau sirkulasi darah (hemotoksin) saja, namun mengandung enzim pencerna (cytotoksin) yang yang dapat merusak jaringan tubuh. Luka gigitan dapat membesar bahkan terkadang harus di amputasi jika tidak di rawat dengan benar. Korban yang shock dan panik dapat mempengaruhi proses penyembuhan. Perasaan histeris dapat mempercepat sirkulasi yang justru membuat tubuh menyerap racun lebih cepat. Tanda-tanda shock pada tubuh biasanya terjadi 30 menit setelah korban tergigit.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kita terkena gigitan ular, pastikan kita mengetahui jenis atau ciri-ciri ular yang menggigit. Ular beracun biasanya memiliki kepala yang lebih besar dari lehernya atau berbentuk segitiga yang menandakan adanya kelenjar racun. Ular beracun dan ular tidak beracun memiliki susunan gigi yang mengarah ke dalam. Luka dikarenakan ular tidak beracun biasanya hanya berbentuk susunan gigi yang sejajar. Sedangkan pada luka dikarenakan ular beracun terdapat satu atau lebih luka tusukan yang lebih dalam disebabkan taring ular. </div>
<div style="text-align: justify;">
Gejala gigitan ular beracun dapat terjadi secara spontan, pendarahan pada hidung dan anus, darah pada urine, rasa sakit pada area yang tergigit dan bengkak setelah beberapa menit sampai dua jam kemudian. Kesulitan bernafas, lumpuh, lemah, kejang dan mati rasa merupakan gejala yang disebabkan racun neurotoksin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menanggulangi gigitan ular beracun :</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Tenangkan korban agar tidak panik</li>
<li>Lakukan perawatan shock dan berikan cairan agar korban tidak dehidrasi</li>
<li>Lepaskan jam tangan, cincin, gelang atau benda-benda yang menyesakkan tubuh</li>
<li>Bersihkan area luka dan luka harus selalu terbuka (jangan dibalut)</li>
<li>Jaga sirkulasi udara (terutama gigitan pada area wajah dan leher) dan bersiap melakukan pernafasan buatan atau CPR</li>
<li>Bebat (torniket) area antara luka dan jantung mengunakan sabuk, webbing atau kain untuk menghambat aliran darah</li>
<li>Buat sayatan dalam (panjang ± 6 milimeter dalam ± 3 milimeter) pada luka agar darah yang mengandung racun keluar</li>
<li>Buang racun menggunakan penghisap mekanik atau dengan menekannya.</li>
<li>Berikan antalgin</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Catatan : Jika perawatan luka lebih dari satu jam, buat sayatan lebih dalam dari panjang 6 mm dalam 3 mm. Bersihkan tangan dan tubuh setelah merawat korban.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika tampak tanda-tanda infeksi pada luka, jaga luka agar selalu bersih dan terbuka.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kita dapat menggunakan panas untuk mencegah penyebaran infeksi setelah 24 sampai 48 jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Berikan minum dalam jumlah banyak sampai infeksi berhenti. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>HYPOTHERMIA</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kondisi ini dapat terjadi kapan pun dan dimana pun. Temperatur udara yang dingin dapat menjadikan suhu tubuh turun drastis. Dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan mati rasa pada tubuh, kerusakan otak, dan gagal jantung.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gejala hypothermia :</div>
<div style="text-align: justify;">
• Lelah, gangguan konsentrasi, dan emosi yang tidak stabil</div>
<div style="text-align: justify;">
• Kesulitan berjalan dan mengigau</div>
<div style="text-align: justify;">
• Merasa ngantuk dan tubuh menggigil</div>
<div style="text-align: justify;">
• Jika lebih parah dapat pingsan dan kehilangan refleks tubuh</div>
<div style="text-align: justify;">
• Koma fase terakhir dan suhu tubuh lebih rendah dari 26° Celcius</div>
<div style="text-align: justify;">
• Pada saat suhu tubuh mencapai 20° Celcius, jantung berhenti bekerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penanganan :</div>
<div style="text-align: justify;">
Berikan minuman hangat dan manis sebagai pengganti cairan yang hilang</div>
<div style="text-align: justify;">
Usahakan korban untuk selalu tejaga, jangan biarkan korban tertidur</div>
<div style="text-align: justify;">
Ganti pakaian yang basah dengan yang kering</div>
<div style="text-align: justify;">
Selimuti atau dekap tubuh korban agar hangat, kita dapat menambahkan botol atau peples yang berisi air hangat atau membuat api sebagai bantuan penghangat tubuh</div>
<div style="text-align: justify;">
Segera berikan makanan manis jika keadaan korban mulai membaik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>MOUNTAIN SHICKNESS</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Elevasi pegunungan yang tinggi menjadikan kadar oksigen semakin tipis. Karena kadar oksigen yang mengalir pada paru-paru berkurang, maka suplai oksigen ke seluruh tubuh dan otak pun akan ikut berkurang. Hal ini dapat mempengaruhi tubuh jika kita tidak terbiasa dan terlatih. Pada keadaan yang lebih parah dapat menyebabkan endema pada paru-paru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Acut Mountain Shickness</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Keadaan ini terjadi secara mendadak dengan gejala :</div>
<div style="text-align: justify;">
• Kepala pusing secara tiba-tiba dan kehilangan daya konsentrasi</div>
<div style="text-align: justify;">
• Merasa sangat letih dan mengantuk</div>
<div style="text-align: justify;">
• Mual, terkadang hingga muntah</div>
<div style="text-align: justify;">
• Wajah pucat dan nafas terasa sesak</div>
<div style="text-align: justify;">
Penanganan :</div>
<div style="text-align: justify;">
• Istirahatkan korban selama 24 sampai 48 jam</div>
<div style="text-align: justify;">
• Kita dapat memberikan obat sakit kepala pada korban</div>
<div style="text-align: justify;">
• Jika keadaan lebih parah, segera bawa korban pada daerah yang lebih rendah sampai 500 m</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mountain Shickness Disertai Kerusakan Paru-paru / Endema</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika acut mountain shickness berkelanjutan, maka keadaan yang lebih parah dapat terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi pada ketinggian diatas 3000 mdpl.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gejalanya :</div>
<div style="text-align: justify;">
• Dada tertekan dan sesak nafas</div>
<div style="text-align: justify;">
• Batuk tidak berdahak, biasanya mengeluarkan darah</div>
<div style="text-align: justify;">
• Denyut nadi bertambah cepat</div>
<div style="text-align: justify;">
• Wajah pucat, bibir membiru, kemudian pingsan</div>
<div style="text-align: justify;">
Penanganan :</div>
<div style="text-align: justify;">
• Istirahatkan korban dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki</div>
<div style="text-align: justify;">
• Bawa korban pada daerah yang lebih rendah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4</b><b>-3. OBAT HERBAL</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Obat-obatan, laboratorium dan peralatan modern telah membuat metode pengobatan tradisional dilupakan dan ditinggalkan. Faktanya, banyak metode perawatan dan tumbuhan herbal efektif untuk menyembuhkan penyakit. Bahkan banyak obat-obatan modern dibuat berdasarkan tanaman herbal. Mempelajari tanaman dan tumbuhan yang dapat dijadikan obat dapat membantu dalam keadaan survival, dimana perawatan medis sulit didapat.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Salam Juang...!</span> </div>
Iwan Troideshttp://www.blogger.com/profile/02761216955679052419noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-37435906746622207532011-06-28T09:02:00.000+07:002011-06-28T09:02:06.299+07:00Tehnik Melipat PetaSalah satu hal yang menjadi prioritas dalam menggunakan peta adalah perawatan. Dan salah satu cara merawatnya adalah dengan membawanya dengan benar. Agar peta dapat mudah dibawa dan digunakan tanpa merusaknya adalah dengan mempelajari cara melipatnya. <br />
<b><br />
</b><br />
<b>B-1. METODE PELIPATAN</b><br />
Gambar berikut cara melipat peta menjadi cukup kecil agar mudah dibawa namun masih mudah digunakan tanpa harus membuka seluruhnya.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn7qmf7QSwpObSGm-7WCbOeD5JWH7NccENVlwZGglvdUE4T2CZhA1yq1VJsEfiZblU5upf6fiOQ_1_lb69Z7Wtfg76D1a5AXFQv-dz1tPrMo-6nzI0Z2dlSrgj0o4M86yI_CCuf8wXS5TR/s1600/melipatpeta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn7qmf7QSwpObSGm-7WCbOeD5JWH7NccENVlwZGglvdUE4T2CZhA1yq1VJsEfiZblU5upf6fiOQ_1_lb69Z7Wtfg76D1a5AXFQv-dz1tPrMo-6nzI0Z2dlSrgj0o4M86yI_CCuf8wXS5TR/s1600/melipatpeta.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 10pt;">Gambar B-1. Dua metode melipat peta.</span></b></div></td></tr>
</tbody></table><br />
<b>B-2. METODE PERLINDUNGAN</b><br />
Setelah peta telah dilipat, harus disisipkan dalam tempat yang terlindungi. Beri perekat ke bagian belakang segmen sesuai dengan A, F, L, dan Q (Gambar B-2).<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTvjz8fyzy-X-4ii8oC8yr3kqB7b2HkAu3DQM9h-QED1lp25JzA-_PBl3BeSmuJ00x3BW2nlqhWne2UcDH6Q4Cu8dWZAe_VB8q3qiWFXhyphenhyphenMgBlhmhqFzm770lDcUD5N3b7yRF4OSN5klcX/s1600/praktekcut.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTvjz8fyzy-X-4ii8oC8yr3kqB7b2HkAu3DQM9h-QED1lp25JzA-_PBl3BeSmuJ00x3BW2nlqhWne2UcDH6Q4Cu8dWZAe_VB8q3qiWFXhyphenhyphenMgBlhmhqFzm770lDcUD5N3b7yRF4OSN5klcX/s1600/praktekcut.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 10pt;">Gambar B-2. Metode cut dan pelipatan peta untuk penggunaan khusus.</span></b></div></td></tr>
</tbody></table> <b>B-3. PRAKTEK CUT</b><br />
Sebaiknya sebelum melakukan praktek cut, lipat peta dengan cara yang digambarkan dalam Gambar B-1.<br />
<br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-51766845025284196392011-06-28T08:52:00.000+07:002011-06-28T08:55:53.792+07:00Tehnik Lain Menentukan Arah Mata Angin<div style="text-align: justify;">Saat kompas tidak tersedia, tehnik yang berbeda harus digunakan untuk menentukan arah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>A-1. METODE BAYANGAN</b></div><div style="text-align: justify;">Metode ini merupakan metode yang mudah dilakukan. Dengan menggunakan empat langkah berdasarkan bayangan dari sinar matahari.</div><div style="text-align: justify;">Langkah pertama. Letakkan tongkat atau ranting secara tegak pada area yang dapat terpapar sinar matahari, sehingga kita mendapatkan bayangan dari tongkat atau ranting. Tandai ujung bayangan tongkat atau ranting.</div><div style="text-align: justify;">Langkah kedua. Tunggu 10 – 15 menit hingga ujung bayangan bergerak beberapa centimeter, lalu tandai posisi baru ujung bayangan tongkat atau ranting.</div><div style="text-align: justify;">Langkah ketiga. Tarik garis lurus antara tanda ujung bayangan pertam dengan ujung bayangan kedua.</div><div style="text-align: justify;">Langkah keempat. Berdiri tegak dengan tanda pertama di sebelah kiri dan tanda kedua di sebelah kanan. Maka kita telah menghadap arah utara.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii2UVciMEhEcCf4uvGYU69Ye9ugjiains3BW8WgUsikW_nseggFsoMXiPLx8dSjOZE8ljINjPSGf-Y2GgQ0SB9ui2STmNvHkhOBeSrJ87YIHNwxHi5AwNW9q0Zw_U5rib2O3NFd34i7Uz3/s1600/tehnikbayangan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii2UVciMEhEcCf4uvGYU69Ye9ugjiains3BW8WgUsikW_nseggFsoMXiPLx8dSjOZE8ljINjPSGf-Y2GgQ0SB9ui2STmNvHkhOBeSrJ87YIHNwxHi5AwNW9q0Zw_U5rib2O3NFd34i7Uz3/s400/tehnikbayangan.jpg" width="308" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;">Gambar A-1. Tehnik bayangan</div></td></tr>
</tbody></table><br />
<b>A-2. METODE JAM TANGAN</b><br />
<div style="text-align: justify;">Kita juga dapat menentukan arah menggunakan jam tangan analog. Arah yang di dapat akan lebih akurat jika kita menggunakan waktu lokal, tanpa perubahan daylight saving time. Semakin jauh kita dari ekuator maka hasil yang didapat lebih akurat. Jika kita menggunakan jam tangan digital kita dapat mengatasi masalah ini dengan menggambar jam pada kertas dan menggunakannya.</div><div style="text-align: justify;">Pada belahan bumi utara, pegang jam horizontal dan arahkan jarum penanda jam pada matahari. Bagi dua sudut antara jarum jam dengan angka 12 pada jam untuk mendapatkan garis utara-selatan. Jika kita masih bingung menentukan arah mana yang utara dan arah mana yang selatan, ingat bahwa matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam di barat. Artinya matahari berada pada arah timur sebelum jam 12 siang dan berada pada sebelah barat setelah jam 12 siang. </div><div style="text-align: justify;">Pada belahan bumi selatan, arahkan angka 12 pada jam tangan menghadap matahari, dan bagi dua sudut antara angka 12 dengan jarum penanda jam. Maka kita mendapatkan garis utara-selatan.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFVpjvknWgSYC5NlBFcpP7h4jN1AxaDocTu_jBVR4vX5WNNLjv7CocLsaes5OUB-KnP3vqyrqGYc5SZvNmj3cU5MWuckWC8EU6cuoPneYKMiDuii9oANQUjr-rtIpo650H7XqRBJCcPal3/s1600/tehnikjam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="285" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFVpjvknWgSYC5NlBFcpP7h4jN1AxaDocTu_jBVR4vX5WNNLjv7CocLsaes5OUB-KnP3vqyrqGYc5SZvNmj3cU5MWuckWC8EU6cuoPneYKMiDuii9oANQUjr-rtIpo650H7XqRBJCcPal3/s400/tehnikjam.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar A-2. Tehnik Jam Tangan</td></tr>
</tbody></table><b>A-3. METODE BINTANG</b><br />
<div style="text-align: justify;">Kita dapat memanfaat konstellasi bintang sebagai petunjuk arah. Pelaut jaman pertengahan dan bangsa arab telah memanfaatkan konstellasi ini dengan baik. Penggunaan sekstar dikembangkan untuk navigasi laut. Ilmu perbintangan pun berkembang.</div><div style="text-align: justify;">Perlu diketahui bahwa konstellasi yang kita lihat pada langit malam hari tidaklah tetap. Mereka selalu bergerak karna bumi berotasi. Dan juga tergantung bagian bumi yang kita pijak dan waktu dalam tahun dan jam pada malam hari ikut mengambil peranan. Bagi kita yang tidak mengerti ilmu perbintangan tentu ini menjadi masalah. Namun ada satu bintang yang posisinya tetap sepanjang tahun sepanjang malam. Bintang ini disebut Bintang Utara atau North Star yang juga di sebut Polar Star atau Polaris. Letak bintang utara ini berada kurang 1° dari kutub utara dan tidak bergerak dari tempatnya karena axis bumi menghadap ke arahnya. Bintang utara termasuk ke dalam jajaran bintang yang di sebut Ursa Minor atau Little Dipper. Bintang ini merupakan bintang terakhir pada rangkaian Dipper atau Ursa. Terdapat dua bintang pada jajaran Ursa Mayor atau Big Dipper yang digunakan sebagai pointer ke Bintang Utara. Jika kita masih bingung membedakan Bntang Utara dengan bintang yang lain dalam jajaran Ursa Minor, maka perhatikan bahwa Rasi Ursa Mayor dan Rasi Cassiopeia bergerak mengitari Bintang Utara. Namun bintang ini hanya dapat dilihat pada belahan bumi bagian utara, jadi tidak dapat digunakan pada bagian bumi bagian selatan.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGqiw-rRg7GTwYq0ICHDsVe-SiXuC7YDdQqVc0G4zVLu3rM3l7JrgnR3Jue_jm1M_X2Xn3Dzt3F-9W3xH36T6ZiU8TROjaoDhkMuUD_XP4cqFa_sa_rfc8AwZ64D-i8ekRNlcVSrzfyRjA/s1600/northstar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="243" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGqiw-rRg7GTwYq0ICHDsVe-SiXuC7YDdQqVc0G4zVLu3rM3l7JrgnR3Jue_jm1M_X2Xn3Dzt3F-9W3xH36T6ZiU8TROjaoDhkMuUD_XP4cqFa_sa_rfc8AwZ64D-i8ekRNlcVSrzfyRjA/s400/northstar.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;">Gambar A-3. Bintang Utara</div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Pada bagian bumi sebelah selatan, kita dapat menggunakan rasi bintang Souhern Cross atau Gubuk Penceng. Dalam menggunakan rasi bintang ini kita harus membayangkan point imajiner yang tepat.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuEHRu5NkEOEZqaL5-_xMSpL22uc5guwU0USq_Rw3gw1rUMwShTDKHumioRzAwoQqpvO8lvEh8tkuYqWo-JP5V5WJwzZqFG2R47zSRtZIf3mnXYNWJrD6gFHOyX5COu4sj32p_gtOiBuHG/s1600/southernstar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="328" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuEHRu5NkEOEZqaL5-_xMSpL22uc5guwU0USq_Rw3gw1rUMwShTDKHumioRzAwoQqpvO8lvEh8tkuYqWo-JP5V5WJwzZqFG2R47zSRtZIf3mnXYNWJrD6gFHOyX5COu4sj32p_gtOiBuHG/s400/southernstar.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar A-4. Southern Star</td></tr>
</tbody></table>Dibutuhkan latihan untuk menguasai tehnik menggunakan bintang ini.<br />
<br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-45639971832680725892011-06-28T08:37:00.000+07:002011-06-28T08:37:30.325+07:007-6. Memby-pass Rintangan<div style="text-align: justify;">Saat mengikuti azimuth terkadang kita di hadapi rintangan alam seperti jurang, tebing, danau, dsb. Mau tidak mau kita harus merubah arah langkah, untuk melakukannya kita harus bergerak dengan tepat agar arah azimuth tidak berubah.</div><div style="text-align: justify;">Sebagai contoh, saat kita bergerak dengan azimuth 90° dan menghadapi rintangan, maka rubah arah menjadi 180° dan bergerak sejauh 100 meter, selanjutnya rubah arah ke 90° dan bergerak sejauh 150 meter lalu rubah arah menjadi 360° dan bergerak 100 meter lalu rubah arah 90° kembali pada garis arah azimuth awal.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir0I07tHf7alPNf3n7HO1beaFdt8xz1p32SpoDY8VlIVFSDjN4UKKyAfGUJ1aqnvq4K6Y9P6TE5lTft0xr5QqRh7_ubAawAGr2CIXtUuCmCWmE-CWIRdNoHjRJEdiQUyZh6wI_ekEJvVXo/s1600/bypass.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir0I07tHf7alPNf3n7HO1beaFdt8xz1p32SpoDY8VlIVFSDjN4UKKyAfGUJ1aqnvq4K6Y9P6TE5lTft0xr5QqRh7_ubAawAGr2CIXtUuCmCWmE-CWIRdNoHjRJEdiQUyZh6wI_ekEJvVXo/s1600/bypass.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;">Gambar 7-6. Contoh memby-pass rintangan</div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Tehnik yang sama juga dilakukan pada saat memby-pass rintangan pada malam hari. Namun dengan memperhatikan garis hijau dan arah jarum magnetik yang dapat bercahaya pada malam hari. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>7-7. OFFSET</b></div><div style="text-align: justify;">Offset yang disengaja merupakan penyimpangan magnetik ke arah kanan atau kiri azimuth yang direncanakan. Kita dapat menggunakannya saat tujuan berada sepanjang fitur linear seperti jalan, kanal atau sungai. Tehnik ini berguna untuk antisipasi dikarenakan kesalahan kompas atau peta, maka kita tidak tahu apakah tujuan berada pada sebelah kanan atau kiri azimuth. Dalam satu derajat offset akan didapat perbedaan jarak 18 meter setiap menempuh jarak 1.000 meter. Offset sebanyak 10 derajat merupakan nilai yang cukup memadai untuk kebanyakan penggunaan taktikal.</div><div style="text-align: justify;">Sebagai contoh : Suatu obyek memiliki jarak 1.000 meter dengan azimuth 90°, dan offsetnya adalah 10° ke arah kiri azimuth. Maka setelah kita mencapai jarak 1.000 meter, obyek sebenarnya akan berada diantara jarak 180 meter dari azimuth.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgch2Ba4-geYhVyJtngo24X1Dc5KFcTh7US81Cdi-yeNPKh1y6d1UYnuex0wRVhVRhYVzBq7a6pbxxtNze08iT9nqpwmSLckYYXu9ZCh7Xd5uutDdIKfdD4kSCvcUCfOlcj8DGOzFOM6bnZ/s1600/offset.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgch2Ba4-geYhVyJtngo24X1Dc5KFcTh7US81Cdi-yeNPKh1y6d1UYnuex0wRVhVRhYVzBq7a6pbxxtNze08iT9nqpwmSLckYYXu9ZCh7Xd5uutDdIKfdD4kSCvcUCfOlcj8DGOzFOM6bnZ/s1600/offset.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;">Gambar 7-7. Tehnik offset</div></td></tr>
</tbody></table>Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-48611158632781326492011-06-28T08:26:00.000+07:002011-06-28T08:26:31.562+07:007-5. Penyetelan Kompas dan Tehnik Mengikuti Azimuth<div style="text-align: justify;">Mengikuti azimuth biasanya dilakukan untuk mencapai suatu point dengan arah yang tetap. Meskipun jenis kompas lensatik berbeda-beda namun prinsip penggunaannya sama.</div><div style="text-align: justify;">1 Dalam keadaan terang, siang hari atau pencahayaan yang cukup :</div><div style="text-align: justify;">• Pegang kompas di telapak tangan</div><div style="text-align: justify;">• Putar hingga di dapat azimuth point yang di inginkan berada tepat pada garis index tetap. (sebagai contoh, 320°)</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6ZQoqvOgV2DpiIL-nKOwCH0HF0_ujMgMOpimB90e0y0ZlSSWTVAA__3M8KTy0i7_0VdIL_aGyqf8MsII4Eu2Xfr1kz3YwNJc2R8SAaXIpYi0EeTPzCOALsV44LFJSja7LoYgKPtqQL3pY/s1600/preset.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6ZQoqvOgV2DpiIL-nKOwCH0HF0_ujMgMOpimB90e0y0ZlSSWTVAA__3M8KTy0i7_0VdIL_aGyqf8MsII4Eu2Xfr1kz3YwNJc2R8SAaXIpYi0EeTPzCOALsV44LFJSja7LoYgKPtqQL3pY/s1600/preset.jpg" /></a></div><br />
<div style="text-align: justify;">• Putar cincin gerigi hingga garis hijau pada kaca sejajar dengan panah arah utara. Setelah garis sejajar didapat maka artinya kompas telah di setel.</div><div style="text-align: justify;">• Untuk mengikuti azimuth, gunakan tehnik centerhold dan putar tubuh sehingga panah arah utara sejajar dengan garis hijau pada kaca. Selanjutnya ikuti arah depan kompas, dimana garis index tetap dan kawat bidik berada.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Dalam keadaan pencahayaan yang terbatas atau malam hari, azimuth harus di setel pada kompas dengan mendengarkan bunyi klik yang di hasilkan dari memutar cincin gerigi. Ingat, terdapat interval 3° pada setiap klik.</div><div style="text-align: justify;">• Putar cincin gerigi hingga garis hijau pada kaca berada diatas garis index tetap</div><div style="text-align: justify;">• Cari azimuth yang di inginkan dan bagi dengan angka 3. Maka hasilnya adalah jumlah klik yang harus dibuat.</div><div style="text-align: justify;">• Hitung jumlah klik yang di inginkan. Jika azimuth lebih kecil dari 180° maka cincin gerigi harus diputar melawan arah jarum jam.</div><div style="text-align: justify;">Contoh : Jika azimuth yang di inginkan adalah 51° artinya 51° : 3 = 17</div><div style="text-align: justify;">maka cincin gerigi harus diputar sebanyak 17 klik melawan arah jarum jam</div><div style="text-align: justify;">• Jika azimuth lebih besar dari 180° maka 360° harus dikurangi dengan nilai azimuth lalu dibagi tiga dan cincin gerigi harus diputar searah jarum jam.</div><div style="text-align: justify;">Contoh : Jika azimuth yang di inginkan adalah 330° </div><div style="text-align: justify;"> 360° - 330° = 30°</div><div style="text-align: justify;"> 30° : 3 = 10</div><div style="text-align: justify;">maka cincin gerigi harus diputar sebanyak 10 klik searah jarum jam</div><div style="text-align: justify;">• Untuk mengikuti azimuth, gunakan tehnik centerhold dan putar tubuh sehingga panah arah utara sejajar dengan garis hijau pada kaca. Selanjutnya ikuti arah depan kompas, dimana garis index tetap dan slot bidik malam sejajar.</div><div style="text-align: justify;"><b>Catatan :</b> </div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Saat kompas digunakan dalam keadaan gelap, jika memungkinkan sebaiknya azimuth di setel saat cahaya masih tersedia.<br />
Beberapa model kompas tidak memiliki bunyi klik saat cincin gerigi di putar.</blockquote></div><br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-49383399826938340022011-06-28T08:15:00.000+07:002011-06-28T08:15:56.329+07:007-4. Tehnik Menggunakan Kompas<div style="text-align: justify;">Tehnik memegang kompas ada dua : centerhold dan compass-to-cheek.</div><div style="text-align: justify;"><b>a. Centerhold.</b> Pertama, buka penutup kompas secara penuh sehingga lurus dengan tubuh kompas. Buka juga lensa secara penuh sehingga piringan dapat berputar bebas. Selanjutnya letakkan ibu jari pada dudukan ibu jari pada kompas, letakkan kedua jari telunjuk di sisi kanan dan sisi kiri kompas sehingga posisi kompas stabil. Pastikan kompas berada diantara dagu dan pinggang agar mudah dibaca. Untuk mengukur azimuth, putar tubuh pada point objek yang akan di bidik selanjutnya baca azimuth pada garis index tetap kompas.</div><div style="text-align: justify;">Keuntungan penggunaan tehnik ini yaitu :</div>1. Cepat dan mudah di lakukan.<br />
2. Dapat digunakan pada setiap kondisi jarak pandang. <br />
3. Dapat digunakan di medan area mana saja.<br />
4. Dapat digunakan tanpa harus melepaskan daypack, ransel<br />
5. Dapat digunakan tanpa harus melepaskan kacamata.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjevgmCMwBSekqdc6e40FhFXoGHzsI-HWEIi9gZ4DCpzxS0IrIpuADhPLf_PtpFQ3LIP89irPAgVJHR2-sRMcNHNSBsW6J8xSa0iIjzY46odQJoHmEbzBo5IvXgqpsINXxee_PxUHYsz9EI/s1600/centerhold.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjevgmCMwBSekqdc6e40FhFXoGHzsI-HWEIi9gZ4DCpzxS0IrIpuADhPLf_PtpFQ3LIP89irPAgVJHR2-sRMcNHNSBsW6J8xSa0iIjzY46odQJoHmEbzBo5IvXgqpsINXxee_PxUHYsz9EI/s400/centerhold.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">Gambar 7-3. Tehnik Centerhold</span></b></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><b>b. Compass-to-Cheek.</b> Buka penutup kompas / cover dan posisikan pada posisi vertikal, selanjutnya posisikan pembidik sedikit ke depan. Bidik point yang di inginkan, lalu baca azimuth melalui lensa (gambar 7-4). </div><br />
<b>Catatan : </b>Tehnik compass-to-cheek ini merupakan tehnik yang terbaik untuk melakukan pembidikan point dan tehnik ini sering digunakan.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKr27CP8stZ8bt7b4LslY6BtOFgChbBDGrlGA7adP-XsuLgPfGMaer5xEEACkThv86KhSaiXVylM6u1FmbS9DGOdoRg8YW3si_rhm-Uxeu7vkqvMAx31HBc856s95upxT0KGZAoO7HJCpD/s1600/compastocheek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="251" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKr27CP8stZ8bt7b4LslY6BtOFgChbBDGrlGA7adP-XsuLgPfGMaer5xEEACkThv86KhSaiXVylM6u1FmbS9DGOdoRg8YW3si_rhm-Uxeu7vkqvMAx31HBc856s95upxT0KGZAoO7HJCpD/s320/compastocheek.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 10pt;">Gambar 7-4. Tehnik Compass-to-cheek.</span></b><span style="font-size: 10pt;"></span></div></td></tr>
</tbody></table>Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-76473670180255008042011-06-28T08:05:00.000+07:002011-06-28T11:02:48.679+07:00Kompas<div style="text-align: justify;">Kompas merupakan salah satu peralatan navigasi utama untuk di gunakan bersamaan dengan peta. Sebuah peta tidak akan memiliki nilai lebih jika tidak ada kompas. Dengan adanya kompas kita dapat mengetahui arah gerakan, azimuth magnetik suatu point dll.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="jenis_kompas"><b>7-1. JENIS KOMPAS</b></a></div><div style="text-align: justify;">Terdapat bermacam-macam jenis kompas, kompas lensatik merupakan jenis kompas yang simpel dan sering kita temui. Kompas artilleri M2 merupakan jenis kompas yang di desain untuk ketepatan dan akurasi. Kompas saku merupakan jenis kompas yang kecil dan dapat kita letakkan pada jam tangan, binokular, dsb.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggFZmbmSkfPPriB7lZ2zXXiajcFFLnT-fUbOmUZuoK_0vk10MINF46NAbg1d9iK2ox1uMbfXBdzb4Wk8-NLgKMgFgbtN_eumDLkmbDVgHmOdNKGwUuheznQi_GiwMA9V8AP2A4Nh5VBBNz/s1600/compas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggFZmbmSkfPPriB7lZ2zXXiajcFFLnT-fUbOmUZuoK_0vk10MINF46NAbg1d9iK2ox1uMbfXBdzb4Wk8-NLgKMgFgbtN_eumDLkmbDVgHmOdNKGwUuheznQi_GiwMA9V8AP2A4Nh5VBBNz/s400/compas.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Macam-macam kompas</td></tr>
</tbody></table><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-RBOLBkU7I8myLMkMzRjgarq_BHHvuD_ATGgv4QPD2fBl8REUetGQtUhl-Z6mSBe7wBqP9ere8EClNsA2iyLsYdUniGbajD7Hp8EpsvHb7O2dz40oYEc2EW7htHecfUtJNK7bd9cfau06/s1600/Compass_M2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-RBOLBkU7I8myLMkMzRjgarq_BHHvuD_ATGgv4QPD2fBl8REUetGQtUhl-Z6mSBe7wBqP9ere8EClNsA2iyLsYdUniGbajD7Hp8EpsvHb7O2dz40oYEc2EW7htHecfUtJNK7bd9cfau06/s400/Compass_M2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 7-1. Kompas artilleri M2</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="kompas_lensatik"><b>7-2. KOMPAS LENSATIK</b></a></div><div style="text-align: justify;">Kompas lensatik (gambar 7-2) terdiri dari 3 bagian : cover, base dan lensa.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg55DNJTGdzXrPPfJUyz9uWKkcCS7A1s6vZ0IhcMEw9LeDCunDEnfUPtbdK7FOEt1VErkY1Xk-3t-rqeIuju3kOeszvVSTDP5I2ggSlobspenBO1ULVsc3wzdBm9F9ekASNWkzGqfSkcYO9/s1600/kompaslensatik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="201" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg55DNJTGdzXrPPfJUyz9uWKkcCS7A1s6vZ0IhcMEw9LeDCunDEnfUPtbdK7FOEt1VErkY1Xk-3t-rqeIuju3kOeszvVSTDP5I2ggSlobspenBO1ULVsc3wzdBm9F9ekASNWkzGqfSkcYO9/s400/kompaslensatik.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 7-2. Kompas Lensatik</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">a. Cover atau penutup kompas berguna untuk melindungi jarum magnetik dan piringan azimuth saat tidak digunakan. Di bagian tengahnya terdapat kawat bidik untuk membidik point atau titik.</div><div style="text-align: justify;">b. Base atau tubuh kompas memiliki bagian sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;">- Cakra angka atau piringan azimuth / floating dial bertumpu pada suatu poros, sehingga dapat berputar bebas saat berotasi.</div><div style="text-align: justify;">- Pelindung piringan azimuth adalah kaca atau plastik bening yang memiliki garis indek tetap berwana hitam.</div><div style="text-align: justify;">- Cincin gerigi pada saat diputar akan berbunyi klik, dan tiap klik menandakan rotasi sebanyak 3°, total ada 120 klik dalam satu lingkaran penuh.</div><div style="text-align: justify;">c. Lensa digunakan untuk membaca azimuth dan memiliki celah bidik yang digunakan bersamaan dengan kawat bidik pada cover. Celah bidik ini juga digunakan untuk mengunci piringan azimuth agar tidak bergerak saat ditutup. Celah bidik harus dibuka lebih dari 45° agar piringan azimuth bergerak bebas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Catatan : </b>Beberapa kompas saat dibuka memiliki barisan garis yang setara dengan protraktor skala 1:50.000.</div><br />
<a href="" name="penanganan_kompas"><b>7-3. PENANGANAN DAN PERLAKUAN KOMPAS</b></a><br />
<div style="text-align: justify;">Kompas merupakan instrumen yang mudah rusak dan harus di rawat dengan kehati-hatian.</div><div style="text-align: justify;">a. Pemeriksaan. Pemeriksaan mendetail wajib dilakukan saat pertama kali menggunakan kompas. Hal yang wajib di periksa adalah piringan azimuth yang memiliki jarum magnetik. Kawat bidik juga harus selalu lurus, bagian kaca dan kristal tidak rusak, nomor pada piringan dapat terbaca dengan baik, dan yang paling penting adalah piringan dapat berputar dengan bebas.</div><div style="text-align: justify;">b. Efek Logam dan Medan Listrik. Benda logam dan sumber listrik dapat berpengaruh pada performa kompas. </div><div style="text-align: justify;">c. Akurasi. Kompas dengan kondisi baik adalah kompas yang akurat. Pemeriksaan secara periodik wajib dilakukan. Kompas yang memiliki perbedaan 3° sebaiknya tidak dipakai.</div><div style="text-align: justify;">d. Proteksi. Jika tidak digunakan sebaiknya kompas ditutup sehingga piringan azimuth akan terkunci dan mencegah getaran pada piringan. Hal ini juga untuk melindungi bagian kaca dan lensa bidik dari goresan. </div><br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-61552171631884033212011-06-28T07:44:00.000+07:002015-02-02T09:02:16.241+07:006-7. Intersection<div style="text-align: justify;">
Intersection adalah tehnik menentukan suatu point pada peta menggunakan dua atau lebih titik bidik yang diketahui. Tehnik ini biasanya dilakukan untuk mengetahui jarak suatu lokasi atau mengetahui point yang tidak dapat diakses seperti target area musuh, area berbahaya, dll.</div>
Tehnik intersection menggunakan peta dan kompas<br />
1. lakukan orientasi peta menggunakan kompas. <br />
2. Ketahui lokasi kita pada peta<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii_zWkTHSkL9VGV8IOWuzfy2yGoI90N7uZqDGnZuvwCMW5jWIF9Vw_KHnjZeWc0bSGLyFZRdT6uRaLwrWG3YNjFOiHI7FsYV0JxlSWbe_J6F1rCvWeXwdEy_VnTdQnpdKWu9wRhd9vhYCu/s1600/Intersection1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii_zWkTHSkL9VGV8IOWuzfy2yGoI90N7uZqDGnZuvwCMW5jWIF9Vw_KHnjZeWc0bSGLyFZRdT6uRaLwrWG3YNjFOiHI7FsYV0JxlSWbe_J6F1rCvWeXwdEy_VnTdQnpdKWu9wRhd9vhYCu/s400/Intersection1.jpg" height="300" width="400" /></a></div>
3. Bidik point yang ingin diketahui menggunakan kompas<br />
4. Konversikan magnetik azimuth ke grid azimuth<br />
5. Tarik garis dari posisi kita pada peta dengan sudut grid azimuth<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxCYj7kxE6UrhX0bDTQQDU6WLFFf_VnTIXlPzA-PIgNrFKhNghILvLXmt_YKAHISxd63UEKlSMT4xVm8b3UbVtZkokiuhJ-ncR4rM_m9Ssce0pfvwOiPXEd5gimj7syjEjZaD0k9qcpgC7/s1600/Intersection2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxCYj7kxE6UrhX0bDTQQDU6WLFFf_VnTIXlPzA-PIgNrFKhNghILvLXmt_YKAHISxd63UEKlSMT4xVm8b3UbVtZkokiuhJ-ncR4rM_m9Ssce0pfvwOiPXEd5gimj7syjEjZaD0k9qcpgC7/s400/Intersection2.jpg" height="300" width="400" /></a></div>
6. Pindah ke lokasi / point lain dan ulangi langkah 1, 2, 3, 4 dan 5<br />
7. Titik di mana dua garis bidik bersinggungan adalah posisi obyek yang dicari. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW35xnOWmVyZdIiDzu3uL_iKY6aXaS3j2dQpbZGX6n0WKbG1cKZfH8BGCnTIJN3w8i3imzAX5JZ4iQv1ZLw20uMEhXziXchPQkx936TZB5waw1BdhA0RgD2OAAj_lOf8tCaFWmz5_irDXC/s1600/Intersection3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW35xnOWmVyZdIiDzu3uL_iKY6aXaS3j2dQpbZGX6n0WKbG1cKZfH8BGCnTIJN3w8i3imzAX5JZ4iQv1ZLw20uMEhXziXchPQkx936TZB5waw1BdhA0RgD2OAAj_lOf8tCaFWmz5_irDXC/s400/Intersection3.jpg" height="300" width="400" /></a></div>
Selanjutnya kita dapat menentukan grid koordinatnya.<br />
<b><br />
</b><br />
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="modified_resection"><b>6-8. Modified Resection</b></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Modified resection adalah suatu metode menentukan posisi pada peta ketika kita berada pada fitur linear di darat seperti jalan raya, kanal, atau sungai. Berikut langkah-langkahnya:</div>
a. Lakukan orientasi peta dan medan.<br />
b. Tandai lagi lokasi tanda medan yang sudah dikenali pada peta.<br />
c. Bidik tanda medan yang dikenali menggunakan kompas.<br />
d. Ubah Magnetic Azimuth ke Grid Azimuth.<br />
e. Ubah Grid Azimuth.ke Back Azimuth.<br />
f. Menggunakan protraktor, tarik garis back azimuth pada peta dari point yang kita kenali.<br />
g. Titik perpotongan antara garis back azimuth dengan garis linear adalah lokasi kita. <br />
<br />
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="polar_coordinates"><b>6-9. Polar Coordinates</b></a><br />
Metode untuk mengetahui lokasi atau memplotting posisi yang tidak di ketahui dari posisi yang di ketahui dengan memberikan suatu arah dan jarak sepanjang garis arah di sebut polar koordinat. Untuk melakukan hal ini, beberapa elemen berikut harus ada :<br />
• Lokasi yang diketahui pada peta.<br />
• Azimuth (grid atau magnetik).<br />
• Jarak (meter).<br />
Menggunakan laser range finder untuk menentukan jarak dapat meningkatkan keakurasian hasil pencarian posisi yang tidak diketahui.<br />
<br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-28406577272919000742011-06-28T07:04:00.000+07:002015-06-28T21:16:33.929+07:00Arah<div style="text-align: justify;">
Berada pada tempat yang tepat pada waktu yang tepat merupakan hal yang penting. Arah mengambil peranan penting dalam keseharian, begitu juga bagi para pendaki gunung, penjelajah rimba, penyusur rawa dan sungai.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="metode"><b>6-1. METODE UNTUK MENYATAKAN ARAH</b></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Para personel militer, pendaki gunung, penjelajah rimba, dsb memerlukan cara untuk menyatakan arah yang akurat dan dapat digunakan secara bersama-sama di setiap bagian permukaan bumi ini. Ada beberapa metode yang digunakan dalam menyatakan suatu point atau arah, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>a.Derajat</b>. Unit ukur yang sering dan banyak di gunakan adalah derajat (°) yang memiliki subdivisi menit (‘) dan detik (").</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1 derajat = 60 menit.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1 menit = 60 detik.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>b.Mil.</b> Merupakan unit ukur khusus militer (disingkat=mil) yang sering digunakan oleh pasukan artilleri, tank dan meriam mortir. Mil membagi lingkaran menjadi 6.400 sudut dengan vertex pada pusat lingkaran. Ukuran ini dapat menggunakan dua metode ukur sekaligus. Lingkaran yang memiliki nilai 6.400 mil dibagi 360 derajat, atau 17,78 mil per derajat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>c.Grad.</b> Merupakan unit ukur yang terkadang di temukan pada peta asing. Terdapat 400 grad dalam sebuah lingkaran (sebuah sudut 90 derajat sama dengan 100 grad). Tiap-tiap grad dibagi menjadi 100 menit centesimal (centigrad) dan menit dibagi menjadi 100 detik centesimal (miligrad).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="garis_dasar"><b>6-2. GARIS DASAR ARAH</b></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk melakukan pengukuran dan untuk menyatakan arah menjadi unit ukur, dibutuhkan suatu titik awal dan point referensi. Terdapat tiga buah garis dasar, yaitu : true north, magnetik north, dan grid north. Dan yang sering digunakan adalah magnetik dan grid.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="azimuth"><b>6-3. AZIMUTH</b></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Azimuth adalah sudut horizontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar utara. Garis dasar utara ini dapat di ambil dari true north, magnetic north atau grid north. Azimuth merupakan metode yang sering digunakan untuk menyatakan arah.</div>
<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Back Azimuth</b>. Back azimuth adalah arah kebalikan / lawan arah dari azimuth. Untuk mendapat hasil back azimuth dari azimuth, tambahkan 180 derajat pada azimuth yang memiliki sudut kurang dari 180 derajat. Sedang untuk azimuth yang memiliki sudut lebih besar dari 180 derajat harus di kurangi dengan 180 derajat. Back azimuth untuk sudut tepat 180 derajat dapat di beri nilai 0 derajat atau 360 derajat.</li>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;">
</div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border: 2.25pt outset black; width: 450px;"><tbody>
<tr> <td style="border: 1pt inset black; padding: 3.75pt;" valign="top"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: red;">PERINGATAN</span></b><span style="color: red;"></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b>Saat mengkonversikan azimuth ke back azimuth, selalu perhatikan saat menambahkan atau menguranginya dengan 180 derajat. Kesalahan kecil dapat menyebabkan malapetaka.</b></div>
</td> </tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>b.Magnetic Azimuth.</b> Magnetic azimuth merupakan hasil pengukuran yang di dapat dari menggunakan instrument magnetik, seperti kompas lensatik, kompas M2 dsb.</div>
</div>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="protraktor"><b>6-4. PROTRAKTOR</b></a></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
Protraktor memiliki banyak tipe, lingkaran, setengah lingkaran, kotak dan segi empat. Semua jenis protraktor itu membagi lingkaran ke dalam unit ukur tertentu dan masing-masing memiliki titik pusat dan sudut ukur di bagian tepi luarnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Protraktor militer, GTA 5-2-12, memiliki dua buah sudut ukur: satu dalam derajat dan yang lain dalam mil. Protraktor ini menampilkan lingkaran azimuth. Sudut yang ada pada protraktor di mulai dari 0 sampai 360 derajat, dan tiap garis yang ada mewakili satu derajat. Garis yang membujur dari 0 ke 180 derajat di sebut garis dasar / base line protraktor. Dan titik pusat protraktor berada pada garis singgung yang dihasilkan dari pertemuan garis dasar protraktor dengan garis yang dimulai dari 90 ke 270 derajat. Saat menggunakan protraktor, garis dasar protraktor harus selalu sejajar dengan garis grid utara-selatan. Artinya titik 0 atau 360 derajat harus selalu menghadap arah utara dan sudut 90 derajat berada pada sisi kanan. <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic7NPMHFud0MtcZ0nLtv6AYFlvbR1f8wlBz75eajgUUEiN6ptjQXICdBivswUn8_TBDt4UgC086JBxdYqfBaOlda69a8ueCLvHO2inu-mxsXTR-NcljDEkQbg4cj5wemFSAYDReA9VyBdH/s1600/protractor.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic7NPMHFud0MtcZ0nLtv6AYFlvbR1f8wlBz75eajgUUEiN6ptjQXICdBivswUn8_TBDt4UgC086JBxdYqfBaOlda69a8ueCLvHO2inu-mxsXTR-NcljDEkQbg4cj5wemFSAYDReA9VyBdH/s400/protractor.png" width="395" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Protraktor GTA 5-2-12</b></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<b>Menentukan grid azimuth.</b></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Tarik garis yang menghubungkan dua buah point (A dan B).</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Letakkan titik pusat protraktor pada point awal dan sejajarkan garis 0 - 180 derajat dengan garis grid vertikal.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Baca nilai sudut yang di dapat pada sudut ukur, maka hasil yang di dapat adalah grid azimuth dari point A ke point B.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: center; text-indent: -18pt;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCadC8G9_OD0XTwqzkvtST318kEDH0iuiBpNME6gz8n3pVLQ9os1A9zK9vc64bUI4wBSvJbMWwz2YGWkeh8oYCX463Tijyt-I5LkRmMpTn-DYfefOlnrmQpLhzM6dTsH5X51415lSBVB4t/s1600/topo4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCadC8G9_OD0XTwqzkvtST318kEDH0iuiBpNME6gz8n3pVLQ9os1A9zK9vc64bUI4wBSvJbMWwz2YGWkeh8oYCX463Tijyt-I5LkRmMpTn-DYfefOlnrmQpLhzM6dTsH5X51415lSBVB4t/s400/topo4.jpg" width="400" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dengan menggunakan protraktor selalu pastikan untuk memeriksa apakah garis dasar / base line protraktor sudah sejajar garis grid utara-selatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="deklinasi"><b>6-5. DEKLINASI</b></a></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
Deklinasi adalah sudut yang menjelaskan perbedaan antara sudut utara magnetik dengan sudut utara sebenarnya / true north.<b> </b> <br />
<div style="text-align: justify;">
<b>a.Lokasi.</b> Diagram deklinasi merupakan bagian dari informasi marginal. Pada peta skala besar informasi ini berada pada tepi bawah, dan pada peta skala menengah informasi ini berbentuk catatan pada bagian tengah tepi bawah peta.<b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>b.Grid-Magnetic Angle.</b> Nilai G-M angle merupakan ukuran sudut yang berada diantara grid utara dan magnetik utara. G-M angle ini merupakan hal yang sangat penting bagi pembaca peta / navigator. G-M angle ini digunakan untuk menaksirkan nilai azimuth yang dihasilkan dari magnetik azimuth kompas ke grid azimuth pada peta, sehingga kesalahan arah dapat di hindarkan.<br />
<b>c. Pemusatan Grid.</b> Sebuah busur yang terdiri dari garis putus-putus yang berpusat pada true north dan grid north.<br />
<b>d. Konversi.</b> Terdapat sudut yang membedakan grid north dan magnetic north. Selama arah magnetic north tidak sesuai dengan garis grid north pada peta maka konversi dari magnetic ke grid atau sebaliknya di butuhkan<br />
<b>e. Pengaplikasian.</b> Ingat, tidak ada nilai negatif azimuth pada lingkaran azimuth. Nilai 0 derajat sama dengan 360 derajat, maka 2 derajat sama dengan 362 derajat. Karna nilai 2 derajat berada pada titik yang sama pada titik 362.<br />
<b>Catatan:</b><br />
Saat mengkonversikan magnetik azimuth ke grid azimuth. Perhatikan saat menambahkan atau menguranginya dengan G-M angle. Kesalahan kecil satu derajat dapat memberikan perbedaan yang signifikan di lapangan.</div>
</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLzICxCV-trQNVUSTPXYZSguKnbFDSTso4obNRJKKgS9hK8vlvaJRVP92gyTVT_xnU3_x3x78_6S6pDw8ol6vHJQen4Sfz9GBlhiL9kQ9VXsIJKgHPlSDi7BwmLIqywMsEWW4NbBXUjQyf/s1600/west_GM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLzICxCV-trQNVUSTPXYZSguKnbFDSTso4obNRJKKgS9hK8vlvaJRVP92gyTVT_xnU3_x3x78_6S6pDw8ol6vHJQen4Sfz9GBlhiL9kQ9VXsIJKgHPlSDi7BwmLIqywMsEWW4NbBXUjQyf/s1600/west_GM.png" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq1PJrTAtEBvethx24HKJx4nNx9kbq8gIxmfC_OnyXfE0ZCN-Ys02kdSSwcs4SmWYd3MTPzsRz6Domesh3KId8I74FZ93hbps238KeKFCK9zyp3OAOn_QWXdvQEUhrlqoJQvFC-g6G1fsd/s1600/east_GM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq1PJrTAtEBvethx24HKJx4nNx9kbq8gIxmfC_OnyXfE0ZCN-Ys02kdSSwcs4SmWYd3MTPzsRz6Domesh3KId8I74FZ93hbps238KeKFCK9zyp3OAOn_QWXdvQEUhrlqoJQvFC-g6G1fsd/s1600/east_GM.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Gambar 6-2. West G-M angle dan East G-M angle</b></span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCOdfCbU30SuPlgKTjyWS61SLLg78_eIeMok2xLOVsDsz9-x-K_ouL91vn8_ncjpd_pY1LavDfx9XDy7Kp2pk7qBj-l89vE0FOY0aL4WuvF5d3Q-kNjHh6h1GnmauHKk6gLfXx3wl-muFI/s1600/GM_Angle.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCOdfCbU30SuPlgKTjyWS61SLLg78_eIeMok2xLOVsDsz9-x-K_ouL91vn8_ncjpd_pY1LavDfx9XDy7Kp2pk7qBj-l89vE0FOY0aL4WuvF5d3Q-kNjHh6h1GnmauHKk6gLfXx3wl-muFI/s320/GM_Angle.png" width="230" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Gambar 6-3. G-M Angle</b></td></tr>
</tbody></table>
</div>
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-86277478661167847362011-06-28T05:57:00.000+07:002011-06-28T10:45:07.914+07:005-3. Metode Lain Untuk Mengukur Jarak<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Akan ada saat dimana kita tidak dapat mengukur jarak dengan akurat saat kita harus menghadapi medan yang menanjak atau menurun. Terkadang sering terjadi kesalahan fatal saat mengukur jarak pada area perbukitan atau pegunungan. Oleh karna itu, mempelajari tehnik untuk mengenal langkah, mengukur dan memperkirakan jarak berdasarkan langkah merupakan hal yang cukup penting.<br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>a.Penghitungan Langkah. </b>Tehnik ini tentu saja tidak dapat dijadikan patokan dalam mengukur jarak untuk dipakai bersama-sama, karna langkah tiap orang pasti berbeda-beda tergantung postur tubuh, panjang langkah kaki, dan kecepatan langkah. Contohnya, meskipun ada yang menyatakan rata-rata kita dapat menempuh jarak 4 kilometer dalam satu jam pada daerah rata, namun ada juga yang sanggup menempuh jarak 5 kilometer per jam berjalan menanjak di daerah pegunungan. Itu artinya, tiap-tiap individu harus mempelajari langkah kakinya sendiri. Latihan dapat dimulai dengan mengukur jarak langkah kaki, selanjutnya mengetahui berapa banyak langkah yang dibutuhkan untuk mencapai jarak tertentu. Tentu saja tiap-tiap medan memiliki karakteristik yang berbeda, medan rata tentu tidak sama dengan medan yang menanjak atau menurun. Ingat, jangan sekali-kali mencoba mengaplikasikan penghitungan langkah daerah rata pada daerah menanjak atau menurun. Kita dapat menggunakan berbagai metode untuk menghitung jumlah langkah, kita dapat mengantungi sebutir batu krikil setiap kita telah melangkah sejauh 100 meter, menggunakan step counter atau pedometer elektrik, atau metode lainnya.</div><div style="text-align: justify;">Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi dalam penghitungan langkah adalah :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Kemiringan tanah. Jumlah langkah yang dibutuhkan untuk menuruni bukit biasanya lebih sedikit daripada jumlah langkah untuk mendaki bukit.</li>
<li>Angin. Berjalan melawan arah angin tentu akan sedikit menghambat langkah, sedang berjalan searah angin akan mempercepat langkah.</li>
<li>Permukaan. Berjalan di atas tanah tentu akan berbeda dengan berjalan diatas bebatuan, lumpur, rawa atau salju.</li>
<li>Elemen. Hujan, air, semak belukar, dsb sering menjadi penghambat langkah.</li>
<li>Jarak pandang. Kabut terkadang menjadi penghambat saat berjalan di daerah pegunungan</li>
<li>Pakaian. Pakaian, jenis sepatu terkadang berpengaruh terhadap traksi langkah.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"><b>b. Odometer.</b> Jika kita menggunakan kendaraan tentu kita dapat menggunakan odometer untuk mengukur jarak.</div><div style="text-align: justify;"><b>c. Subtense.</b> Metode trigonometri ini biasanya digunakan oleh militer untuk mengukur jarak tembak suatu target. Prinsipnya hampir sama dengan yang digunakan pada pasukan artilleri, yaitu dengan menggunakan teropong tembak yang memiliki lingkaran bidik dimana prinsip dasarnya adalah semakin jauh suatu target maka akan tampak semakin kecil.</div><div style="text-align: justify;"><b>d. Perkiraan.</b> Mungkin ada saat dimana kita harus memperkirakan jarak dikarenakan situasi taktikal. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan jarak. </div><ol style="text-align: justify;"><li><b>Unit ukur 100-Meter.</b> Untuk dapat menggunakan metode ini kita harus dapat membayangkan / memvisualisasikan jarak 100 meter di tanah. Untuk jarak lebih dari 500 meter, kita harus menentukan panjang jarak dari 0 meter ke 100 meter kemudian melipat gandakannya secara berulang-ulang hingga mencapai titik akhir antara dua objek yang diukur. Dibutuhkan latihan untuk melakukan hal ini.</li>
<li><b>Flash-To-Bang.</b> Metode ini biasanya digunakan pihak militer saat dalam medan pertempuran. Prinsip dasarnya adalah dengan membandingkan kecepatan suara dengan kecepatan cahaya. Caranya adalah dengan mengukur interval waktu yang dibutuhkan untuk mendengarkan suara tembakan dari sebuah cahaya tembakan musuh. Kita dapat menggunakan stopwatch atau tehnik penghitungan tetap, dan kalikan dengan 330 meter jumlah detik yang didapat (ada beberapa senjata yang dapat mencapai jarak 350 meter setiap detiknya).</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Metode yang digunakan pada cara diatas membutuhkan keahlian, dan keahlian hanya bisa di dapat dari latihan yang konstan. Dari bermacam-macam metode diatas, kita dapat memilih salah satu yang menurut kita paling tepat untuk menentukan jarak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Salam Juang...! </div>Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-48305420084131200172011-06-28T05:45:00.000+07:002011-06-28T05:45:49.373+07:00Langkah Untuk Menentukan Jarak<div style="text-align: justify;">Berikut contoh langkah-langkah untuk menentukan jarak dari garis lurus antar dua point pada peta, letakkan tepi kertas yang lurus pada tiap-tiap point pada peta. Buat garis tanda pada tepi kertas di tiap point (gambar 5-3)</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXR24uWodcqZpV5Kq4aEjvgd0Wkx6Zb9tdRh4ayqZcwT6jVOnUwxMCT8xL8AuAo8rNPjA4nYGCziaKZOjqsUaN7zp787HFotHFDdBlCxnlvjf3TsX7W6WG5-K3u-TpVUTy1diFO-uhRfAj/s1600/barscale5-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXR24uWodcqZpV5Kq4aEjvgd0Wkx6Zb9tdRh4ayqZcwT6jVOnUwxMCT8xL8AuAo8rNPjA4nYGCziaKZOjqsUaN7zp787HFotHFDdBlCxnlvjf3TsX7W6WG5-K3u-TpVUTy1diFO-uhRfAj/s400/barscale5-3.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;">Gambar 5-3. penandaan point menggunakan kertas</div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Untuk mengkonversikan jarak pada peta ke jarak sesungguhnya pada permukaan bumi, pindahkan kertas ke skala balok, dan luruskan tanda sebelah kanan (point B) dengan skala primer dan tanda sebelah kiri (point A) berada pada skala tambahan (gambar 5-4).</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5ACqP9KDRCLwBY0vnZDtQcIblsVwnblWlXEtGIGAaEgEvIzioCyOxUVG6yHsVERDm77tNS-S5ncYv5X2-SIH1Bkdm2vh1h6XHo1b66qM3GBB3jJyLfn06jg3ypJYWmkDp_XIQ2KJ4374x/s1600/barscale5-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5ACqP9KDRCLwBY0vnZDtQcIblsVwnblWlXEtGIGAaEgEvIzioCyOxUVG6yHsVERDm77tNS-S5ncYv5X2-SIH1Bkdm2vh1h6XHo1b66qM3GBB3jJyLfn06jg3ypJYWmkDp_XIQ2KJ4374x/s1600/barscale5-4.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;">Gambar 5-4</div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Tanda sebelah kanan (point B) sejajar dengan tanda 25 kilometer atau 25.000 meter pada skala primer, artinya jarak antar point berkisar 25 kilometer atau 25.000 meter. Untuk mengukur jarak sesungguhnya, ukur jarak pada skala tambahan dimulai dari nol ke arah kiri (gambar 5-5) dan jumlahkan dengan jarak skala primer</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhid3cl-FJ4kROefnuUNKuGKdHnP0RJQVt6cWCnblYLizsXjnq5gAgpvhD-KEdhrSLPyFsmfFzvOO6_cC-QVSI_9GnAhl7_F_g_f927bosK6_EI48BwIHM_FZxbOszrxwzU0LtUTF4iXWaZ/s1600/barscale5-5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhid3cl-FJ4kROefnuUNKuGKdHnP0RJQVt6cWCnblYLizsXjnq5gAgpvhD-KEdhrSLPyFsmfFzvOO6_cC-QVSI_9GnAhl7_F_g_f927bosK6_EI48BwIHM_FZxbOszrxwzU0LtUTF4iXWaZ/s1600/barscale5-5.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;">Gambar 5-5</div></td></tr>
</tbody></table><br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Maka hasil yang di dapat adalah 3,75 + 25 = 28,75 Km atau 28.750 meter</div><div></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Jarak dari point A ke point B = 28.750 meter</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Untuk mengukur jarak pada jalan, sungai atau garis yang berliku menggunakan tepi kertas lurus, maka tepi kertas harus mengikuti alur liku dan berikan tanda pada setiap tikungan alur.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwCHk4rC_QKrsbjt3URLx0Od5LpvN4Q8Jw7Mmez1triKwQ-Co1o52DRxxlDwetgqG8H2HdglSZjHhZ1T8RoM1bcUSDavcYyQz007K1cbk0FB6pdMPBWBGZZM0CdYY74iwNGzqwfVtdfUpE/s1600/BARSCALE1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="483" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwCHk4rC_QKrsbjt3URLx0Od5LpvN4Q8Jw7Mmez1triKwQ-Co1o52DRxxlDwetgqG8H2HdglSZjHhZ1T8RoM1bcUSDavcYyQz007K1cbk0FB6pdMPBWBGZZM0CdYY74iwNGzqwfVtdfUpE/s640/BARSCALE1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 10pt;">Gambar 5-6. Penandaan pada tepi kertas mengikuti alur</span></b></div><div style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: left;"><br />
</div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Selanjutnya untuk mengkonversikan jarak pada peta ke jarak sesungguhnya pada permukaan bumi, pindahkan kertas ke skala balok, dan luruskan tanda sebelah kanan (point A) dengan skala primer dan tanda sebelah kiri (point B) berada pada skala tambahan (gambar 5-7).</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgASOFR3pa5JxLHn5gsFCzL2ShV-Ywc61WUZ6m2nFHtaxKZHrHJc4j19crF2X3M40JEO6_o6Ez1gPEYFmd3ey-OD0HO0ECBswWYgQtRAd3F_ZedRh7W5vWxCqCy0UPc91deQIfOjswGUugK/s1600/barscale5-10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgASOFR3pa5JxLHn5gsFCzL2ShV-Ywc61WUZ6m2nFHtaxKZHrHJc4j19crF2X3M40JEO6_o6Ez1gPEYFmd3ey-OD0HO0ECBswWYgQtRAd3F_ZedRh7W5vWxCqCy0UPc91deQIfOjswGUugK/s1600/barscale5-10.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><b>Gambar 5-7</b></div></td></tr>
</tbody></table>Untuk mengetahui jarak, lakukan perhitungan seperti langkah sebelumnya.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Mungkin akan ada saat dimana jarak yang kita ukur melebihi panjang yang ada pada skala graphis. Dalam kasus ini ada bermacam-macam cara untuk mengatasinya.</div><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b>Tehnik yang pertama adalah dengan meluruskan tanda sebelah kiri dengan ujung skala primer, dan mengukur kelebihan jarak dengan skala tambahan. </div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify;"><b>Contoh</b> : Gambar 5-8 dimana point <b>a</b> dengan point <b>b </b>memiliki kelebihan ukuran jarak dengan skala graphis. Pertama letakkan tanda point <b>b </b>dengan ujung skala primer (titik 30 kilometer), kedua beri tanda pada ujung skala tambahan (titik 5 kilometer) dengan tanda point <b>c</b>, maka otomatis kita telah mengetahui bahwa dari titik <b>c</b> ke titik <b>b</b> adalah 35 Km. </div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRKLr5A88lFRpYIjKmtIvcrGK8pU0n5EnwU1Xa9G6-WqerImAG37uToorUId14Rso-T2dOF2hH78fLtf9dqqNOPY0cRLQlS4s1NT6C2cztPuYZy_SMG1wSDHON2zY4VnfNaYT9N_yDBlmU/s1600/barscale5-11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRKLr5A88lFRpYIjKmtIvcrGK8pU0n5EnwU1Xa9G6-WqerImAG37uToorUId14Rso-T2dOF2hH78fLtf9dqqNOPY0cRLQlS4s1NT6C2cztPuYZy_SMG1wSDHON2zY4VnfNaYT9N_yDBlmU/s1600/barscale5-11.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><b>Gambar 5-8</b></div></td></tr>
</tbody></table><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify;">Selanjutnya ukur jarak antara titik <b>a</b> dengan titik <b>c </b>(gambar 5-9) dimana didapat jarak antara titik <b>a</b> dengan titik <b>c</b> adalah 2,35 Km</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimzj3i-MR_-QjxWrxEDDoK1pzHyVPqzSkSq49Wt5m27zlvaa5UfBmxLOsNWTZLvn9qQ4qC7ZeykqvpLRVzg8kSOCdr2mPrASjn76gIxgasorUAo_AIdNYy1BoThFodW8JldrwLLqU9ToMf/s1600/barscale5-12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimzj3i-MR_-QjxWrxEDDoK1pzHyVPqzSkSq49Wt5m27zlvaa5UfBmxLOsNWTZLvn9qQ4qC7ZeykqvpLRVzg8kSOCdr2mPrASjn76gIxgasorUAo_AIdNYy1BoThFodW8JldrwLLqU9ToMf/s1600/barscale5-12.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><b>Gambar 5-9</b></div></td></tr>
</tbody></table> <!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;">Jumlahkan jarak b-c dengan jarak a-c</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;">Jarak seluruhnya <span> </span>= jarak <b>b-c + </b>jarak<b> a-c</b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><span> </span>= 35 Km + 2,35 Km<span> </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><span> </span>= 37,35 Km atau 37.350 meter</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b>Tehnik lain yang digunakan adalah dengan mengeser kertas secara beraturan ke arah kanan hingga tanda point <b>a</b> berada pada skala tambahan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu jarak merupakan salah satu faktor penting. Hal ini dapat ditentukan jika kita memiliki sebuah peta dan skala graphis waktu-jarak di buat untuk digunakan dengan peta.</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="margin-left: 6.75pt; margin-right: 6.75pt; width: 372px;"><tbody>
<tr> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"> <div class="MsoNormal" style="margin-left: -21.3pt;"><br />
</div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm; width: 160.6pt;" width="214"> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 97.6pt;"><b><span>Waktu / T</span></b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"> <div class="MsoNormal"><b><span>=</span></b></div></td> <td style="padding: 0cm; width: 107.55pt;" width="143"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>Jarak / D</span></b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm; width: 107.55pt;" width="143"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">——————</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm; width: 107.55pt;" width="143"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>Kecepatan / R</span></b></div></td> </tr>
</tbody></table><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span>D = Jarak</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span>R = Kecepatan</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span>T = Waktu</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">Sebagai contoh, jika sebuah tim ekspedisi berjalan dengan kecepatan rata-rata 4 kilometer per jam, maka di butuhkan waktu sekitar 3 jam untuk menempuh jarak 12 kilometer.</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><br />
</div><div align="center"> <table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="width: 460px;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0.75pt; width: 34%;" width="34%"> <div class="MsoNormal"><b><span>12 (D) </span></b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0.75pt; width: 33%;" width="33%"> <div class="MsoNormal"><b><span>=</span></b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0.75pt; width: 33%;" width="33%"> <div class="MsoNormal"><b><span>3 (T)</span></b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"> <div class="MsoNormal">———</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"> <div class="MsoNormal"><b><span>4 (R)</span></b></div></td> </tr>
</tbody></table></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><br />
</div>Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-88210245617222868372011-06-28T05:28:00.000+07:002011-06-28T10:40:38.402+07:00Skala dan Jarak<div style="text-align: justify;">Sebuah peta wajib menggunakan skala untuk merepresentasikan graphis dari bagian permukaan bumi. Dengan adanya skala maka kita sebagai pengguna peta dapat mengkonversikan jarak yang ada di peta menjadi jarak sesungguhnya di darat. Kemampuan untuk menentukan jarak pada peta harus seimbang dengan kemampuan menentukan jarak di permukaan bumi, karna hal ini merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan suatu operasi atau ekspedisi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="pecahan_representatif"><b>5-1. PECAHAN REPRESENTATIF</b></a></div><div style="text-align: justify;">Skala numerikal sebuah peta mengindikasikan hubungan jarak yang diukur pada peta dengan jarak yang sesuai pada permukaan bumi. Skala ini biasanya ditulis dalam bentuk pecahan dan biasa disebut pecahan representatif. Pecahan representatif atau RF ini selalu ditulis dengan jarak di peta sebagai 1 dan tidak terikat dengan satuan ukur apa pun (nilai satu pada skala dapat kita jadikan dalam format meter, yard, inchi, dll). Dan pecahan 1/50.000 atau 1:50.000 memiliki arti bahawa satu unit ukur dalam peta sama dengan 50.000 unit ukur di permukaan bumi.</div><div style="text-align: justify;">Jarak antara dua point di permukaan bumi ditentukan dengan mengukur dua point yang sama pada peta dan mengalikan hasil pengukuran pada peta dengan denominator pecahan representatif.</div><div style="text-align: justify;"><b>Contoh:</b></div><div style="text-align: justify;">Diketahui skala peta 1:50.000</div><div style="text-align: justify;">Pecahan representatif atau RF = 1/50.000</div><div style="text-align: justify;">Jarak dari point A ke point B pada peta adalah 5 unit.</div><div style="text-align: justify;">5 x 50.000 = 250.000 unit pada jarak permukaan bumi.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_jFC3W0ignhLTbJ3u1VZLSxvrmpCzmtkKKSTbZ332RLj-jgKciSOHqppz6VobNhbMcjiaWIUhVA3IiknxLe6PB9DXYmnhKC_pMuzz9PjAZGX_7tyESXMekXRPvi33ZClUP0HeZioJC3kd/s1600/skala1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_jFC3W0ignhLTbJ3u1VZLSxvrmpCzmtkKKSTbZ332RLj-jgKciSOHqppz6VobNhbMcjiaWIUhVA3IiknxLe6PB9DXYmnhKC_pMuzz9PjAZGX_7tyESXMekXRPvi33ZClUP0HeZioJC3kd/s1600/skala1.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><b>Gambar 5-1. Contoh pengkonversian skala</b>.</div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Sejak jarak pada kebanyakan peta di tandai dalam meter dan pecahan representatif (RF) dalam banyak kasus dinyatakan dalam unit ukur ini, maka dalam sistem metrik, unit ukur standar yang di gunakan adalah meter.</div><div style="text-align: justify;">1 meter sama dengan 100 centimeter (cm).</div><div style="text-align: justify;">1,000 meter sama dengan 1 kilometer (km).</div><div style="text-align: justify;">10 kilometer sama dengan 10,000 meter</div><div style="text-align: justify;">Terkadang timbul kendala saat sebuah peta atau sketsa tidak memiliki skala atau pecahan representatif (RF). Untuk dapat menentukan jarak permukaan dalam sebuah peta, skala harus di tentukan. </div><div style="text-align: justify;">Ada dua metode untuk menentukannya : </div><div style="text-align: justify;"><b>1. Melakukan perbandingan dengan jarak permukaan bumi</b></div><div style="text-align: justify;">Ukur jarak antar dua point pada peta (map distance atau MD).</div><div style="text-align: justify;">Cari dan tentukan jarak horizontal antar dua point yang sama pada permukaan bumi (ground distance atau GD).</div><div style="text-align: justify;">Gunakan formula pecahan representatif (RF formula) dan ingat bahwa skala atau pecahan representatif tidak terikat unit ukur.</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt;"></div><div align="center"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 450px;"><tbody>
<tr> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>Skala / RF</b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>=</b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="bottom"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>1</b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>=</b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="bottom"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>Jarak pada peta / MD</b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">——</div></td> <td style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">———————————————</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;" valign="top"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>X</b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="top"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>Jarak pada permukaan bumi /GD</b></div></td> </tr>
</tbody></table></div>Jarak pada peta dan jarak pada permukaan bumi harus menggunakan satu unit ukur yang sama.<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><b>Contoh:</b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><b>Jarak pada peta / MD = 4, 32 centimeter</b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><b>Jarak pada permukaan bumi /<i> </i>GD = 2. 16 kilometer = 216.000 centimeter</b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><br />
</div><div align="center"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 460px;"><tbody>
<tr> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>RF</b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>=</b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="bottom"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>1</b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>=</b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="bottom"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>4, 32</b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">——</div></td> <td style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">——</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;" valign="top"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>X</b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="top"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>216.000</b></div></td> </tr>
</tbody></table></div><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>atau</b></div><div align="center"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 460px;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0cm;" valign="bottom"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>216.000</b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">=</div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>50.000</b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">——</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;" valign="top"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>4, 32</b></div></td> </tr>
</tbody></table></div><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>hasil</b></div><div align="center"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 460px;"><tbody>
<tr> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>RF</b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>=</b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="bottom"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>1</b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>atau</b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>1:50.000</b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">——</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;" valign="top"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b>50.000</b></div></td> </tr>
</tbody></table></div><b>2. Melakukan perbandingan dengan peta dengan area sama lain yang memiliki skala</b><br />
<div style="text-align: justify;">Ukur jarak antar dua point pada peta yang tidak memiliki skala.(map distance atau MD).</div><div style="text-align: justify;">Cari dan tentukan jarak horizontal antar dua point yang sama pada peta yang memiliki skala (ground distance atau GD).</div><div style="text-align: justify;">Lakukan perbandingan antar dua peta, gunakan MD dan GD untuk mencari skala. </div><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 460px;"><tbody>
<tr> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>Skala / RF</span></b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>=</span></b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="bottom"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>1</span></b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>=</span></b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="bottom"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>MD</span></b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">——</div></td> <td style="padding: 0cm;"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">——</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;" valign="top"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>X</span></b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="top"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>GD</span></b></div></td> </tr>
</tbody></table></div>Terkadang kita harus menentukan jarak peta dari jarak permukaan bumi yang di ketahui dengan skala / RF.<br />
<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="margin-left: -126.6pt;"><tbody>
<tr> <td rowspan="3" style="padding: 0cm; width: 157.35pt;" width="210"> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-right: -4.9pt; text-align: center;"><b><span>Jarak pada peta / MD</span></b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm; width: 13.9pt;" width="19"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>=</span></b></div></td> <td style="padding: 0cm; width: 230.2pt;" valign="bottom" width="307"> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-right: -34.3pt; text-align: center;"><b><span>Jarak pada permukaan bumi / GD</span></b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm; width: 230.2pt;" width="307"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">——————————————————</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm; width: 230.2pt;" valign="top" width="307"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>Denominator atau skala / RF</span></b></div></td> </tr>
</tbody></table></div><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><b><span>Contoh :</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><b><span>Jarak pada permukaan bumi = 2.200 meter</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><b><span>Skala / RF = 1:50.000</span></b></div><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 250px;"><tbody>
<tr> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>MD</span></b></div></td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm;"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>=</span></b></div></td> <td style="padding: 0cm;" valign="bottom"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>2.200 meter</span></b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">————————</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;" valign="top"> <div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span>50.000</span></b></div></td> </tr>
</tbody></table></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><b><span>MD = 0. 044 meter x 100 (centimeter per meter)</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt;"><b><span>MD = 4. 4 centimeter</span></b></div><br />
<div style="text-align: justify;">Sebuah skala peta akan berpengaruh besar terhadap hasil pengukuran saat kita mencari jarak permukaan bumi dari sebuah peta. Saat nilai denominator skala semakin kecil maka tingkat akurasi pengukuran akan semakin meningkat. Sebagai contoh, peta dengan skala 1:250.000 tentu tidak akan lebih akurat dari peta 1:50.000, karna ruang yang di cakup peta skala 1:250.000 lebih luas maka detail fitur akan sedikit di kurangi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="skala_graphis"><b>5-2. SKALA GRAPHIS / SKALA BALOK</b></a></div><div style="text-align: justify;">Skala graphis atau skala balok / bar scale merupakan sebuah penggaris yang di cetak pada peta dan digunakan untuk mengkonversikan jarak pada peta ke jarak sesungguhnya pada permukaan bumi. Skala ini dibagi menjadi dua bagian, skala primer dan skala tambahan. Skala primer berada pada bagian sebelah kanan dari nol skala di tandai dengan unit ukur penuh. Dan skala tambahan berada pada bagian sebelah kiri dari nol. Kebanyakan peta memiliki tiga atau lebih skala graphis yang masing-masing menggunakan unit ukur yang berbeda-beda.</div><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU7z2MvDl13q_AslgQmoybjl79ZxPvhApKau2wJZfvnNyiz79s2bXV1DlZh6B7HLJAn4Q0DZlZMF5tP7n37qp2blBklFQ9njdno5GvzbkBGg7-T_dr8xl7gPLti_Pfqwj5iBut78b5qKCl/s1600/barscale.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU7z2MvDl13q_AslgQmoybjl79ZxPvhApKau2wJZfvnNyiz79s2bXV1DlZh6B7HLJAn4Q0DZlZMF5tP7n37qp2blBklFQ9njdno5GvzbkBGg7-T_dr8xl7gPLti_Pfqwj5iBut78b5qKCl/s1600/barscale.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><b>Gambar 5-2. Skala graphis atau skala balok / bar scale</b></div></td></tr>
</tbody></table>Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-47933230733574403812011-06-28T05:02:00.000+07:002011-06-28T10:35:00.200+07:004-4. Menentukan Point Menggunakan Koordinat Grid<div style="text-align: justify;">Berdasarkan prinsip militer dalam membaca peta (KANAN dan ATAS), suatu lokasi dalam peta dapat ditentukan dengan koordinat grid. Jumlah digit yang dihasilkan akan berpengaruh pada hasil pencarian suatu point. Semakin banyak digit yang dihasilkan maka point akan semakin presisi, karna semakin sedikit digit yang dihasilkan maka semakin luas daerah yang dilingkupi. Hal ini sangat berguna saat kita harus menentukan suatu lokasi dengan tingkat ketepatan tinggi, seperti misalnya, titik penjemputan SAR dimana terdapat korban yang harus segera ditangani, titik penerjunan yang dekat dengan lokasi daerah musuh, titik pemboman yang dekat daerah kawan, dll.</div><div style="text-align: justify;"><b>a. Tanpa coordinate scale / protraktor.</b> Menentukan grid tanpa protraktor / coordinate scale berdasarkan pada nomor garis grid utara-selatan yang ada pada tepi bawah peta. Pertama, baca garis grid utara-selatan ke arah kanan menuju point yang di cari, kedua, baca garis grid timur-barat ke arah atas menuju point yang di cari. Contoh : Kota Jepara pada peta TELUKBETUNG skala 1:250.000 series T503 sheet SB 48-7 EDITION-1 AMS cetakan tahun 1954 yang dibaca <b>K2425</b></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZCy0wlnPEDzYqTwvk5GzS1gDZBCIj05oAoUunfTP2JLOzZAeeo8axFhosZLBCIPfbJT3uYfQF5AVeRRGjjcTSTfzlZj-QkYKC6bfR2C9wBJ96tQWiDluKGUM2U0LUg_stASpy9VYeIowT/s1600/topo2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZCy0wlnPEDzYqTwvk5GzS1gDZBCIj05oAoUunfTP2JLOzZAeeo8axFhosZLBCIPfbJT3uYfQF5AVeRRGjjcTSTfzlZj-QkYKC6bfR2C9wBJ96tQWiDluKGUM2U0LUg_stASpy9VYeIowT/s400/topo2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 10pt;">Gambar 4-11. Menentukan grid tanpa protraktor.</span></b></div></td></tr>
</tbody></table><br />
<div style="text-align: justify;"><b>b. Dengan Coordinate Scale.</b> Dalam hal penggunaan coordinate scale / protraktor untuk menentukan grid koordinat, kita harus memastikan skala yang digunakan pada protraktor adalah skala yang sesuai dengan yang digunakan pada peta. Untuk menggunakan protraktor letakkan point nol-nol / zero-zero point pada sudut kiri bawah kotak grid dan jadikan garis horizontal skala mengarah ke atas dari garis grid timur-barat lalu geser ke arah kanan hingga garis vertikal skala menyentuh point koordinat yang di butuhkan.</div><div style="text-align: justify;">Contoh: Kota Pantanpukuh pada peta MEULABOH skala 1:250.000 series T503 sheet NB 47-13 EDITION-1 AMS cetakan tahun 1954 yang dibaca <b>LE263148</b></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid4h8Iwf0Fs8w7Q3DcC100qSjr438SIa_mnSJdXesmA_DRdZcGz46enirzG786hWx9HMKxAHtIERLHfZe0CSwlC5Cd8xDH3l5QGO2OnUifE5YJsTtGB5pREmFiwDDD-47q1Ocu3Ibo2ciQ/s1600/protraktor1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid4h8Iwf0Fs8w7Q3DcC100qSjr438SIa_mnSJdXesmA_DRdZcGz46enirzG786hWx9HMKxAHtIERLHfZe0CSwlC5Cd8xDH3l5QGO2OnUifE5YJsTtGB5pREmFiwDDD-47q1Ocu3Ibo2ciQ/s400/protraktor1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><b>Gambar 4-12. Menentukan grid menggunakan protraktor</b></div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Pertama-tama letakkan protraktor sejajar dengan garis grid / grid line. Lalu baca ke arah kanan, maka kita akan melihat bahwa titik 630 berada tepat pada garis grid LE 2 dimana artinya dapat kita baca 263 , selanjutnya baca ke arah atas, kita lihat titik 480 pada protraktor berada tepat pada area 1 di titik yang dicari, yang artinya dapat dibaca 148. Langkah terakhir, gabungkan hasil koordinat : <b>LE263148</b></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_S5V5I9jqwvEJdPiahi0VcdOvVDBOEWTZdtj4U_DUU3lkv9JdpYUGRnqrkPsmelJ9x-pqqGHQghRTLy9qly2O-89aAesAmA_983pk9jcO0SGsGsF6g1l59yWA1VsYPb2CWMcRT_hXgdZX/s1600/zero-zeropint.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_S5V5I9jqwvEJdPiahi0VcdOvVDBOEWTZdtj4U_DUU3lkv9JdpYUGRnqrkPsmelJ9x-pqqGHQghRTLy9qly2O-89aAesAmA_983pk9jcO0SGsGsF6g1l59yWA1VsYPb2CWMcRT_hXgdZX/s320/zero-zeropint.jpg" width="310" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><b>Gambar 4-13. Zero-zero point</b></div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><b>Catatan:</b> Dalam menentukan koordinat grid, selalu perhatikan arah membaca grid, kode zona area, jarak point dengan grid line. Untuk point yang memiliki jumlah digit lebih dari empat, maka digit harus diberikan berurutan (latitude - longitude)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Terdapat dua sisi pada coordinate scale 1:50.000: vertikal dan horizontal. Sisi ini memiliki panjang 1.000 meter. Titik dimana kedua sisi bersinggungan adalah titik nol-nol / zero-zero point. Tiap-tiap sisi dibagi menjadi 10 bagian dimana setiap bagian mewakili jarak 100 meter yang ditandai dengan nomor dan garis, dan tiap-tiap segmen 100 meter dibagi menjadi 2 bagian yang mewakili 50 meter yang di tandai dengan garis pendek (gambar 4-18). Dengan menggunakan interpolasi, maka setiap bagian 50 meter dibagi menjadi lima bagian yang tiap-tiap bagiannya mewakili jarak 10 meter.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnZUGy92WfkxJqZwYzqIe_6-0xpmAG4BoUz2YzYwfnUZJkSsK2te0xQ_qEAXQo0oJmeNf2YndBLqS2P2rMCnWl3J6A91c9I_bRvtTK4cqyNqZ-PCyjW61JCDWzAb_Abj3RVc4u0W8hS5Z5/s1600/coordinating150.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="245" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnZUGy92WfkxJqZwYzqIe_6-0xpmAG4BoUz2YzYwfnUZJkSsK2te0xQ_qEAXQo0oJmeNf2YndBLqS2P2rMCnWl3J6A91c9I_bRvtTK4cqyNqZ-PCyjW61JCDWzAb_Abj3RVc4u0W8hS5Z5/s400/coordinating150.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 10pt;">Gambar 4-14. 1:50.000 coordinating scale.</span></b></div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Koordinat grid menggunakan metode penulisan yang bersambung tanpa spasi, tanda garis, tanda kurung, atau titik desimal. Oleh karena itu, saat harus menuliskan atau melaporkan koordinat menggunakan metode koordinat ini kita harus mengetahui dimana harus meletakkan pemisah yang tepat antara pembacaan KANAN dan ATAS. Sekali lagi, latihan harus dimaksimalkan, karna kesalahan penulisan koordinat dapat menyebabkan kesalahan baca yang dapat membahayakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="grid_reference_box"><b>4-5. GRID REFERENCE BOX</b></a></div><div style="text-align: justify;">Grid reference box (gambar 4-19) merupakan salah satu informasi marginal yang ada pada tiap-tiap sheet peta yang berisi langkah-langkah instruksi untuk menyatakan grid koordinat. Grid reference box dibagi menjadi dua bagian :</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWAMs1_Oh2QN2K03-xMdf6QMF2RnMy4jN7fhn8SIM3lLRjqIslgaFzboxWfS0iRbqzM02bW2rGDKXMrI85XVpMXyD8AlYzItw9uw_u5ug91zxYzS-AqmG_0__NZOcd4ywoN0CTw7DohASx/s1600/Gridreferencebox.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWAMs1_Oh2QN2K03-xMdf6QMF2RnMy4jN7fhn8SIM3lLRjqIslgaFzboxWfS0iRbqzM02bW2rGDKXMrI85XVpMXyD8AlYzItw9uw_u5ug91zxYzS-AqmG_0__NZOcd4ywoN0CTw7DohASx/s400/Gridreferencebox.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div align="center" style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 10pt;">Gambar 4-15. Grid reference box</span></b></div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">a. Bagian sebelah kiri menampilkan diagram yang membagi zona ke dalam kotak area seluas 100.000 - 500.000 meter dan menerangkan identifikasi grid zone designation.</div><div style="text-align: justify;">b. Bagian sebelah kanan menjelaskan panduan untuk memberikan koordinat pada suatu point.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="sistem_koordinat_lain"><b>4-6. SISTEM KOORDINAT LAIN</b></a></div><div style="text-align: justify;">Selain sistem koordinat geographis dan sistem koordinat grid militer, ada sistem koordinat lain : </div><div style="text-align: justify;">a. British Grid. Di beberapa area british grid masih digunakan pada peta militer.</div><div style="text-align: justify;">b. World Geographic Reference System (GEOREF). Sistem ini biasanya digunakan oleh angkatan udara.</div><br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-90461355268193776362011-06-28T04:35:00.000+07:002011-06-28T10:28:07.178+07:004-3. Grid Militer<div style="text-align: justify;">Pada pemeriksaan dari transverse mercator projection, yang mana digunakan untuk peta militer skala besar, menyatakan bahwa kebanyakan garis latitude dan longitude merupakan garis lengkung. Sehingga point pertemuan kedua garis ini terkadang memiliki sudut yang berbeda dan kotak areanya pun memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda antar satu daerah dengan daerah lain, hal ini tentu saja terkadang menyulitkan saat kita harus menentukan suatu point dan melakukan pengukuran suatu arah. Untuk mengatasi hal ini maka grid segiempat di ikutkan dalam proyeksi. Grid ini memiliki garis yang benar-benar lurus dan bersinggungan dengan sudut yang tepat. Grid ini akan membagi peta menjadi beberapa sektor dengan kotak area yang memiliki ukuran dan sudut yang sama. Dengan adanya grid ini maka pengguna peta lebih dimudahkan dalam melakukan perhitungan ukuran dan jarak.</div><div style="text-align: justify;"><b>Universal Transverse Mercator Grid.</b> UTM grid / sumbu salib UTM telah di desain untuk menutupi kekurangan transverse mercator projection pada bagian bumi antara latitude 84° N dan latitude 80° S.</div><div style="text-align: justify;">Globe dibagi menjadi 60 zona (tiap zona memiliki lebar 6 derajat) dengan garis intersect awal pada meridian primer dan ekuator dan berlanjut secara sejajar dengan interval yang sama (gambar 4-8). Tiap-tiap grid identik satu dengan yang lain. Grid ini masih tetap menggunakan label arah N, S, E atau W atau dapat juga menggunakan nilai negatif pada arah selatan ekuator dan arah barat meridian primer.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi692EADmjWswodI8JjXkX6KZ8TCiWGyMCA9FgzzxuVZJOFr5mC5v9urHYrWCFTmnmkTlC2rCc1Vs6FtoylLBgM-Zmx0E9xstSKp3xvECkEJcBOl9ZdtxF1jfeszdUjfLJc3GVT6Ry0AjEc/s1600/utmgridzone.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi692EADmjWswodI8JjXkX6KZ8TCiWGyMCA9FgzzxuVZJOFr5mC5v9urHYrWCFTmnmkTlC2rCc1Vs6FtoylLBgM-Zmx0E9xstSKp3xvECkEJcBOl9ZdtxF1jfeszdUjfLJc3GVT6Ry0AjEc/s1600/utmgridzone.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 10pt;">Gambar 4-7. UTM grid zone</span></b></div></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><b>Universal Polar Stereographic Grid.</b> UPS grid digunakan untuk menggambarkan wilayah daerah sekitar kutub.</div><div style="text-align: justify;">Kekurangan transverse mercator projection di eliminasi dengan menambahkan “false value” pada garis dasar, hal ini menghasilkan nilai positif untuk tiap point pada tiap-tiap zona. Jarak selalu di ukur ke arah KANAN dan ke arah ATAS (timur dan utara pada peta), dan nilai yang dihasilkan disebut "false easting / kesalahan timur" dan "false northing / kesalahan utara ". Nilai false easting untuk tiap pusat meridian adalah 500.000 meter, dan nilai false northing untuk ekuator adalah 0 meter saat di ukur dari hemisphere bagian utara dan 10.000.000 meter saat di ukur dari hemisphere bagian selatan.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvu5-VrbfiibJbsHuZIKpEMvhl_iFON-RIqi4GqgBdUWohtkR_LWQFPIqcn4YXcdM5zSRsI68K_YDq_nRJKV7auuMzRUn21xfJaqCthQY9Nm-CMnZC9TN8m9iZk1BPtDcT6ab3TZLfBoSk/s1600/falseENUPS.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="375" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvu5-VrbfiibJbsHuZIKpEMvhl_iFON-RIqi4GqgBdUWohtkR_LWQFPIqcn4YXcdM5zSRsI68K_YDq_nRJKV7auuMzRUn21xfJaqCthQY9Nm-CMnZC9TN8m9iZk1BPtDcT6ab3TZLfBoSk/s400/falseENUPS.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 10pt;">False easting dan northing pada UPS grid.</span></b></div></td></tr>
</tbody></table><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYmaEKDWqOGlcm8rsIE-oUuoKKkI4WU0osA3w9PfKhly-V_pgrNaAqw_Dg-GUxOWtdjrCnhv-b4LaVJSTZnGhjNzjIVY6ipn6Pg8EEMcs9hr33qWDepbQ2S2uKKdYaIgNeyWdqSB6K1H73/s1600/UPSGridZone.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYmaEKDWqOGlcm8rsIE-oUuoKKkI4WU0osA3w9PfKhly-V_pgrNaAqw_Dg-GUxOWtdjrCnhv-b4LaVJSTZnGhjNzjIVY6ipn6Pg8EEMcs9hr33qWDepbQ2S2uKKdYaIgNeyWdqSB6K1H73/s1600/UPSGridZone.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" style="line-height: 10pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 10pt;">Gambar 4-9. Grid zone pada UPS grid</span></b><span style="font-size: 10pt;"></span></div></td></tr>
</tbody></table><ul><li>North Polar Area. Titik awal UPS grid yang digunakan pada daerah sekitar kutub utara adalah kutub utara. Garis dasar "utara-selatan" adalah garis yang terbentuk dari 0 derajat dan 180 derajat meridian, dan garis dasar "timur-barat" adalah garis yang terbentuk dari dua buah garis meridian 90 derajat.</li>
<li>South Polar Area. Titik awal UPS grid yang digunakan pada daerah sekitar kutub selatan adalah kutub selatan. Garis dasarnya sama dengan north polar area.</li>
</ul><br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-44614235804815417602011-06-28T04:21:00.000+07:002011-06-28T04:21:22.142+07:00Langkah Sederhana Menentukan Koordinat Geographis<div style="text-align: justify;">Berikut langkah-langkah sederhana menentukan koordinat geographis suatu titik / point.</div><div style="text-align: justify;">Contoh puncak gunung ratai, pesawaran pada peta TELUKBETUNG skala 1:250.000 series T503 sheet SB 48-7 EDITION-1 AMS cetakan tahun 1954.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhVZFIfDWs2QfxZm0os87-UAhHpin8CUVI5TBkCZTQNfbrWllpN43bqWb8jxHOhhutxUjK1A2A5afqfZO92xmSsEJ8eqPtzoPgPf4UB_zSfOxLJvGZF-pZLEo1sVDK40RAP-9nRNy2e0lk/s1600/ratai1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhVZFIfDWs2QfxZm0os87-UAhHpin8CUVI5TBkCZTQNfbrWllpN43bqWb8jxHOhhutxUjK1A2A5afqfZO92xmSsEJ8eqPtzoPgPf4UB_zSfOxLJvGZF-pZLEo1sVDK40RAP-9nRNy2e0lk/s400/ratai1.jpg" width="400" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"></div><br />
<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pertama-tama hitung jarak dalam satu menit. Misalkan pada peta, jarak dari 0’ ke 15’ = 49 mm,maka untuk mengetahui jarak peta dalam satu menitnya adalah dengan membagi jarak dengan jumlah menit </li>
</ol><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="margin-left: 162pt; width: 190px;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0cm; width: 100%;" valign="bottom" width="100%"><div class="MsoNormal"><b><i>49 mm</i></b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm; width: 100%;" width="100%"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><span style="font-size: small;">——— = <b><i>3,267 mm</i></b></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm; width: 100%;" valign="top" width="100%"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><i>15’</i></b></div></td> </tr>
</tbody></table><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah hasil antar menit diketahui, selanjutnya bagi hasil tersebut dengan 60” untuk mengetahui jarak antar detiknya </li>
</ol><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="margin-left: 162pt; width: 190px;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0cm; width: 100%;" valign="bottom" width="100%"><div class="MsoNormal"><b><i>3,267 mm</i></b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm; width: 100%;" width="100%"><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">——— = <b><i>0,054 mm</i></b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm; width: 100%;" valign="top" width="100%"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><i>60”</i></b></div></td> </tr>
</tbody></table><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ukur jarak suatu point yang ingin diketahui dengan titik point tertentu. Contohnya jarak point/titik puncak gunung ratai dengan titik 5°30’ S = 2,6 mm dan 17,5 mm untuk jaraknya dengan titik 105°00’ E</li>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX6lh15oWRex2TorYkEOFGFLLMANNJy6p6F59qVh1G3sOcVBDeSzwzDbf4WUhjvTsBReUhtbu6pvwLA5ctDR8FXOageDgUwUcXVsXrqPf3R9PMs6cNqee5ZF4z3ejhyy5qMk0dTIW-iTkD/s1600/ratai2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX6lh15oWRex2TorYkEOFGFLLMANNJy6p6F59qVh1G3sOcVBDeSzwzDbf4WUhjvTsBReUhtbu6pvwLA5ctDR8FXOageDgUwUcXVsXrqPf3R9PMs6cNqee5ZF4z3ejhyy5qMk0dTIW-iTkD/s400/ratai2.jpg" width="400" /></a></div><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kita dapat menggunakan metode hitung sederhana, yaitu dengan menjumlahkan bilangan menit secara berkelanjutan hingga mencapai angka yang mendekati nilai jarak yang didapat.</li>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;">Contohnya S 2,6 mm tidak dapat mencukupi nilai 3,267 jadi masih masuk <b><u><span style="color: red;">30’</span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"> E 3,267 x <b><u><span style="color: red;">5</span></u></b> = 16,335 mm à<span style="font-size: small;"> mendekati 17,5 mm </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;">Jika jarak tidak mencukupi satu menit maka jarak akan langsung di konversikan ke detik.</div><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selanjutnya kita beralih mengkonversikan pada sisa dari hasil perhitungan nomor 4</li>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify;">S = 2,6 mm à hasil ini akan dicari detiknya</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify;">E 17,5 – 16,335 = 1,165 mm à hasil ini akan dicari detiknya</div><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Telah kita ketahui dari perhitungan nomor 2 bahwa satu detik berjarak 0,054 mm</li>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;">Maka untuk mengetahui nilai detiknya adalah dengan mebagi sisa hasil perhitungan nomor 5 dengan nilai jarak satu detik.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"> S 2,6 / 0,054 = <b><u><span style="color: red;">48,148</span></u></b> detik</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"> E 1,165 / 0,054 = <b><u><span style="color: red;">21,574</span></u></b> detik</div><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah semua hasil telah dihitung maka akan didapat hasil koordinat geographis suatu point.Maka koordinat geographis puncak gunung ratai adalah :</li>
</ol><div align="right" class="MsoNormal" style="margin: 0cm 319.95pt 0.0001pt 36pt; text-align: right;">5°30’48,15” S / LS</div><div align="right" class="MsoNormal" style="margin: 0cm 319.95pt 0.0001pt 36pt; text-align: right;">105°5’21,574” E / BT</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Latihan :</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Cari koordinat puncak mahameru dari gambar peta LUMAJANG skala 1:250.000 series T503 sheet SC 49-4 EDITION-1 AMS cetakan tahun 1954 berikut. Jika diketahui jarak antara 0’ ke 15’ = 48,6 mm pada peta.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQi8xIZVjL6DZFbJhWPRJRn3qwZ2JxizG4UCsxl1fEQd-pbi7QozDjqco1qONWc-KrYrKFqaL7vTv1IHnpbK2y7V_IYXqfv5PCUGqL577kCvWJQf05WsTWolbq7X9u5_XMkx0dMtnilL25/s1600/lumajang1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQi8xIZVjL6DZFbJhWPRJRn3qwZ2JxizG4UCsxl1fEQd-pbi7QozDjqco1qONWc-KrYrKFqaL7vTv1IHnpbK2y7V_IYXqfv5PCUGqL577kCvWJQf05WsTWolbq7X9u5_XMkx0dMtnilL25/s400/lumajang1.jpg" width="400" /></a></div><br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-4347909195742587302011-06-28T03:31:00.000+07:002011-06-28T10:25:44.795+07:00Grid<div style="text-align: justify;">Mengetahui dan menguasai ilmu navigasi darat merupakan hal yang krusial dalam kegiatan outdoor. Dengan kemampuan ini kita dapat menentukan lokasi kita atau suatu lokasi dengan akurat. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="referensi"><b>4-1. REFERENSI</b></a></div><div style="text-align: justify;">Di dalam kota, kita dapat dengan mudah mencari sebuah lokasi. Hal yang kita butuhkan hanya sebuah alamat rumah ; nama jalan, nomor rumah. Akan tetapi, menentukan dan mencari lokasi dalam suatu daerah yang tak dikenal dapat menjadi sebuah masalah. Untuk menanggulangi masalah ini, maka sebuah referensi yang tepat dan seragam telah dikembangkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="koordinat_geographis"><b>4-2. KOORDINAT GEOGRAPHIS</b></a></div><div style="text-align: justify;">Sistem koordinat geographis merupakan salah satu metode tertua yang masih digunakan untuk menentukan suatu lokasi. Dengan menggambarkan cincin lingkaran timur-barat yang mengelilingi bumi secara sejajar dengan garis ekuator, dan cincin lingkaran utara-selatan melintasi garis ekuator dengan sudut yang tepat dan berpusat di kutub, maka jaringan garis referensi akan terbentuk. Dan, lokasi setiap titik pada permukaan bumi dapat ditentukan.</div><div style="text-align: justify;">Jarak antara titik utara atau selatan dengan ekuator disebut latitude. Garis melingkar yang mengelilingi bumi sejajar/pararel dengan garis ekuator disebut garis latitude pararel atau garis lintang.</div><div style="text-align: justify;">Satu detik cincin yang mengelingi bola bumi melintasi garis latitude pada sudut yang tepat dan melintasi kutub dikenal dengan garis longitude meridian. Ada satu garis meridian yang di jadikan sebagai garis meridian primer dan melintasi kota Greenwich, Inggris yang dikenal Greenwich Meridian. Jarak antara garis timur atau barat dengan meridian primer disebut longitude atau garis bujur.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw_aaeoassFLGKtcm1K1c0BlEm2ZrFEBgXUHUkIU7JwqkSrycyTWuxpecyS44z4Thm0GOw4DQU762gaPImUb73OXAqhTltTldEMjFGU53o_dPYVDFASxD10BBnLCZ3xhHVoNrnwR9rFOla/s1600/meridianprimer.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw_aaeoassFLGKtcm1K1c0BlEm2ZrFEBgXUHUkIU7JwqkSrycyTWuxpecyS44z4Thm0GOw4DQU762gaPImUb73OXAqhTltTldEMjFGU53o_dPYVDFASxD10BBnLCZ3xhHVoNrnwR9rFOla/s1600/meridianprimer.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Meridian Primer dan Ekuator</td></tr>
</tbody></table><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtxhP3tw8cLfZDR7aKB_SaFh4YzLZROwBjP-8id-T1_vj9VY0VXkJQgKtiMVSx8bsJG2LTeiAQxsz4JozZy_uRRUSHYzvxyVzL_RWMHwkL6l_Nlyv9WBChmavvDT-LBe7GetpieeLtSqyd/s1600/garisreferensi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtxhP3tw8cLfZDR7aKB_SaFh4YzLZROwBjP-8id-T1_vj9VY0VXkJQgKtiMVSx8bsJG2LTeiAQxsz4JozZy_uRRUSHYzvxyVzL_RWMHwkL6l_Nlyv9WBChmavvDT-LBe7GetpieeLtSqyd/s1600/garisreferensi.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Garis Referensi</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Dalam koordinat geographis setiap lingkaran dibagi dengan 360 derajat, dan setiap satu derajat dibagi dengan 60 menit, dan setiap satu menit dibagi dengan 60 detik. Derajat disimbolkan dengan ° , menit dengan ′, dan detik dengan ″.</div><div style="text-align: justify;">Nilai latitude dimulai dari 0° pada ekuator, garis lintang ini akan di berikan nomor berurutan hingga 90° di bagian utara dan selatan. Maka kutub utara akan berada pada 90° latitude utara dan kutub selatan berada pada 90° latitude selatan. Nilai latitude utara dan selatan dapat memiliki nilai penomoran yang sama, maka arah N / LU atau S / LS harus selalu diberikan.</div><div style="text-align: justify;">Nilai longitude dimulai dari 0° pada meridian primer. Longitude diukur dari arah timur dan barat meridian primer mengelilingi bumi. Garis longitude timur meridian primer diberi nilai hingga 180° dan disebut longitude timur atau garis bujur timur. Dan garis longitude barat meridian primer diberi nilai hingga 180° dan disebut longitude barat atau garis bujur barat. Nilai arah E / BT atau W / BB harus selalu diberikan. Sedang garis yang berada pada titik tepat 180° dapat di beri nilai longitude timur atau longitude barat.</div><div style="text-align: justify;">Nilai koordinat geographis dapat lebih bernilai jika kita dapat menggabungkannya dengan unit ukur yang lebih familiar. Pada titik mana pun di muka bumi, jarak satu derajat latitude berkisar 111 kilometer (69 mil), satu detik berkisar 30 meter (100 kaki). Sedang untuk longitude, meskipun pada daerah ekuator jarak satu derajat longitude berkisar 111 kilometer (69 mil), semakin ke arah utara atau selatan jarak itu akan berkurang hingga berjarak nol pada kutub. Sebagai contoh : satu detik longitude berkisar 30 meter (100 kaki) pada ekuator, namun di Washington satu detik longitude telah berubah menjadi 24 meter (78 kaki).</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVUjfwakdMOOGkaVa16suUqrmvNaWKZxQwRq80Vr80zdQ3z-860j-50n6etBz5h55n2cFU214hJOrCu5NCe1lomQ679q7OZYTLvUI7r9eH0H1QU80YUChB3X-EsINB9tgP_Zg_EVwPeJQ6/s1600/latitudelongitude.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVUjfwakdMOOGkaVa16suUqrmvNaWKZxQwRq80Vr80zdQ3z-860j-50n6etBz5h55n2cFU214hJOrCu5NCe1lomQ679q7OZYTLvUI7r9eH0H1QU80YUChB3X-EsINB9tgP_Zg_EVwPeJQ6/s1600/latitudelongitude.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 4-4. Latitude dan longitude</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Koordinat geographis selalu ada dalam semua peta militer standar. Empat buah garis yang ada di tubuh peta adalah garis latitude dan longitude. Nilai dari tiap garis diberikan dalam format derajat dan menit.</div><div style="text-align: justify;">Setelah garis lintang dan garis bujur telah digambarkan, maka interval geographis (sudut jarak antara garis yang bersinggungan) harus di tentukan. Bagi peta kebanyakan, peta dengan skala 1:25.000 intervalnya adalah 2'30". Dan untuk peta dengan skala 1:50.000 intervalnya adalah 5'00".</div><div style="text-align: justify;">f. Ada beberapa negara yang membuat peta dengan nilai longitude yang tidak berdasarkan pada meridian primer yang melintasi Greenwich. Pada tabel 4-1 tampak meridian primer yang digunakan oleh beberapa negara. Saat peta ini digunakan, biasanya akan ada catatan dalam informasi marginal yang menyatakan perbedaan antara meridian primer yang biasa kita gunakan dengan yang ada di peta.</div><br />
<div align="center"><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 375px;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 3.75pt; width: 70%;" width="70%"><div class="MsoNormal">Amsterdam, Netherlands</div></td> <td style="padding: 3.75pt; width: 30%;" width="30%"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">4° 53’01"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Athens, Greece</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">23° 42’59"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Jakarta, Indonesia</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">106° 48’28"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Bern, Switzerland</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">7° 26’22"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Brussels, Belgium</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">4° 22’06"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Copenhagen, Denmark</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">12° 34’40"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Ferro (Hierro), Canary Islands</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">17° 39’46"W</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Helsinki, Finland</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">24° 53’17"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Istanbul, Turkey</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">28° 58’50"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Lisbon, Portugal</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">9° 07’55"W</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Madrid, Spain</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">3° 41’15"W</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Oslo, Norway</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">10° 43’23"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Paris, France</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">2° 20’14"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Pulkovo, Russia</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">30° 19’39"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Rome, Italy</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">12° 27’08"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Stockholm, Sweden</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">18° 03’30"E</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt;"><div class="MsoNormal">Tirane, Albania</div></td> <td style="padding: 3.75pt;"><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">19° 46’45"E</div></td> </tr>
</tbody></table></div><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>Tabel 4-1. Tabel meridian primer</b></div><br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-54357340929417447602011-06-28T03:19:00.000+07:002011-06-28T10:08:33.587+07:00Informasi Marginal dan SimbolSebuah peta dapat dihasilkan dari berbagai informasi, oleh karena itu pengguna harus membaca instruksi yang ada di peta. Merupakan hal yang penting bagi kita untuk mengenali cara membaca instruksi ini. Instruksi ini biasanya terletak pada informasi marginal dan simbol yang terletak pada peta. Tidak semua peta sama, jadi merupakan hal yang penting untuk mempelajari setiap informasi marginal secara seksama pada setiap peta yang berbeda.<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="infomarginal"><b>3-1. INFORMASI MARGINAL PADA PETA</b></a></div><ol><li style="text-align: justify;"><b>Sheet Name.</b> Sheet name/nama sheet biasanya dicetak dengan huruf tebal dan terdapat pada bagian tengah dari atas peta dan bagian kiri bawah pada tepi peta.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Sheet Number.</b> Sheet number/nomor sheet biasanya dicetak dengan huruf tebal dan terdapat pada bagian kiri atas peta dan bagian kiri bawah pada tepi peta. Sheet number digunakan sebagai referensi sektor terhadap suatu daerah, perintah operasi, dan perencanaan. Untuk peta dengan skala 1:100.000 dan lebih besar, sheet number diputuskan oleh pihak yang berwenang untuk membuat orientasi dari peta skala 1:100.000, 1:50.000, dan 1:25.000.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Series Name.</b> Series name/nama seri juga dicetak dengan huruf tebal dan berada ditempat yang sama dengan sheet number di sudut kiri atas tepi peta. Nama yang ada di series name biasanya ditentukan secara bersama antar negara. Dalam sebuah seri peta terkadang terdapat grup dari peta sejenis dengan skala sama dan kesamaan sheet line atau format yang di desain untuk menutupi beberapa bagian area geographi.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Skala.</b> Lokasi skala berada di dua tempat. Pertama di bagian kiri atas tepi peta setelah series name, dan kedua berada pada bagian tengah dari bawah peta.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Series Number.</b> Series number/nomor seri terdapat pada bagian kanan atas dan kiri bawah tepi peta. </li>
<li style="text-align: justify;"><b>Edition Number.</b> Edition number/nomor edisi terdapat pada kanan atas dan area kiri bawah dari tepi peta.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Index Tepi / Batas.</b> Diagram Index Tepi biasanya terdapat pada bagian kanan bawah tepi peta. Diagram ini biasanya berbentuk miniatur peta yang menampilkan batas daerah pada peta, seperti batas kabupaten, propinsi dan sebagainya.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Diagram Penggabungan Sheet.</b> Peta dengan skala standar, memiliki diagram yang mengilustrasikan penggabungan antar sheet.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Elevation Guide.</b> Bagian ini biasanya terletak pada bagian kanan bawah tepi peta.</li>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi01Fe0PtbzAhOmQmk7z7gQdyysUl2XOYgN5a8atTNgkbFDP0OYVHNaJrlt9sVDK_keRPqzWlUfvBa0HjllotHcFFIkWEFiIHd8rlinj646ktvgLzO9aSwcR3VNwiV7-DmeWoIAopc6ynm/s1600/topo1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi01Fe0PtbzAhOmQmk7z7gQdyysUl2XOYgN5a8atTNgkbFDP0OYVHNaJrlt9sVDK_keRPqzWlUfvBa0HjllotHcFFIkWEFiIHd8rlinj646ktvgLzO9aSwcR3VNwiV7-DmeWoIAopc6ynm/s400/topo1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 3-1. Contoh Peta Topografi skala 1:250.000</td></tr>
</tbody></table><li style="text-align: justify;"><b>Diagram Deklinasi.</b> Pada peta dengan skala besar, bagian ini terletak di tepi bawah. Pada peta dengan skala 1:250.000 informasi ini biasanya ditampilkan dengan format catatan pada bagian tengah bawah peta yang menerangkan konversi azimuth dari grid ke magnetik dan sebaliknya.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Bar Scales / Skala Balok </b><b>atau </b><b>Skala Graphis.</b> Bagian ini berada di bagian tengah bawah peta setelah skala. Peta terkadang memiliki tiga atau lebih skala balok/bar scales yang masing-masingnya memiliki unit hitung yang berbeda.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Catatan Contour Interval.</b> Catatan ini terdapat pada bagian tengah bawah peta, biasanya di bawah bar scales yang menerangkan jarak vertikal antar garis kontur.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Catatan Spheroid.</b> Catatan ini juga terdapat pada bagian tengah bawah tepi peta. Spheroid (ellipsoid) memiliki parameter spesifik yang mendefinisikan axis X Y Z bumi. Spheroid merupakan salah satu bagian integral dari datum.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Catatan Grid.</b> Catatan ini memberikan informasi sistem grid yang digunakan dan interval antara grid lines dan memberikan identifikasi nomor UTM grid zone. Catatan ini juga terdapat pada bagian tengah bawah tepi peta </li>
<li style="text-align: justify;"><b>Catatan Proyeksi.</b> Sistem proyeksi merupakan kerangka awal dari sebuah peta. Catatan ini berada pada bagian tengah bawah tepi peta. Catatan ini berguna sebagai standar pemetan pada suatu wilayah berdasarkan letak wilayah.</li>
<ul style="text-align: justify;"><li>TRANSVERSE MERCATOR PROJECTION. Peta skala lebih besar dari 1:500.000 dengan lokasi antara 80° selatan dan 84° utara akan berdasarkan Transverse Mercator Projection.</li>
<li>LAMBERT CONFORMAL CONIC PROJECTIONS. Peta skala 1:1.000.000 dan lebih kecil dengan lokasi antara 80° selatan dan 84° utara akan berdasarkan pada standard parallel dari lambert conformal conic projection. Contohnya :LAMBERT CONFORMAL CONIC PROJECTIONS 36° 40' N AND 39° 20' N.</li>
<li>POLAR STEREOGRAPHIC PROJECTION . Peta daerah kutub dengan skala 1:1.000.000 dan lebih besar (selatan dari 80° selatan dan utara dari 84° utara) akan berdasarkan polar stereographic projection.</li>
</ul><li style="text-align: justify;"><b>Catatan Vertical Datum.</b> Letak catatan ini berada pada bagian tengah bawah tepi peta. Vertical datum atau vertical-control datum ditentukan dari beberapa level permukaan tertentu (contohnya, permukan laut) sebagai standar elevasi.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Catatan Horizontal Datum.</b> Letak catatan ini juga berada pada bagian tengah bawah tepi peta. Horizontal datum atau horizontal-control datum ditentukan dari beberapa referensi geodesi seperti: latitude, longitude, azimuth dari sebuah garis pada titik tertentu.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Catatan Kontrol.</b> Letak catatan ini juga berada pada bagian tengah bawah tepi peta. Catatan ini menampilkan pihak-pihak yang terlibat dalam aspek tehnikal dari semua informasi yang ada di peta.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Catatan Persiapan.</b> Letak catatan ini juga berada pada bagian tengah bawah tepi peta. Catatan ini melampirkan pihak yang bertanggung jawab mempersiapkan peta.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Catatan Pencetakan.</b> Juga berada di bagian tengah bawah tepi peta. Catatan ini menampilkan pihak yang bertanggung-jawab mencetak peta dan juga tanggal pencetakan peta.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Referensi Grid.</b> Tabel ini biasanya terletak di tengah dari tepi bawah peta. Tabel ini berisi instruksi untuk mengedit referensi grid. </li>
<li style="text-align: justify;"><b>Unit Penerbit dan Simbol.</b> Informasi ini berada pada bagian kiri bawah tepi peta. Informasi ini menampilkan pihak yang menyiapkan dan mencetak peta dengan simbol masing-masing. Informasi ini sangat penting bagi pengguna peta dalam mengevaluasi kebenaran peta.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Legenda.</b> Legenda berada pada bagian kiri bawah tepi peta. Informasi ini berguna sekali untuk mengidentifikasikan simbol topografi yang digunakan pada peta.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="catatan_tambahan"><b>3-2. CATATAN TAMBAHAN</b></a></div><div style="text-align: justify;">Tidak semua peta memiliki informasi marginal yang sama. Karna beberapa hal maka catatan tambahan dan skala harus ditambahkan sebagai bantuan bagi pengguna peta. Contohnya :</div><ol style="text-align: justify;"><li><b>Glossary.</b> Berisi penjelasan terminologi tehnikal atau translasi bahasa dari sebuah peta daerah negara asing.</li>
<li><b>Classification.</b> Beberapa peta khusus memerlukan catatan yang mengindikasikan bahwa peta memenuhi klasifikasi keamanan. Catatan ini berada dibagian atas dan bawah tepi peta.</li>
<li><b>Protractor Scale.</b> Pada beberapa peta, skala ini biasanya berada pada tepi atas. Skala ini digunakan untuk menjelaskan deklinasi magnetic-grid pada saat peta diorientasi dengan kompas.</li>
<li><b>Coverage Diagram.</b> Pada peta skala 1:100,000 dan lebih besar, diagram ini harus digunakan. Diagram ulasan ini biasanya terletak pada bagian bawah atau tepi kanan dan berisikan informasi kapan peta dibuat, tanggal pemotretan, kesesuaian sumber informasi. Pada peta skala 1:250.000 diagram ini digantikan dengan reliability diagram.</li>
<li><b>Catatan Spesial.</b> Catatan ini merupakan beberapa pernyataan informasi tambahan yang berkaitan dengan daerah peta. Biasanya terletak bagian kanan bawah tepi peta</li>
<li><b>Catatan Pengguna.</b> Catatan ini biasanya terletak pada bagian kanan bawah tepi peta. Catatan ini digunakan agar kita sebagai pengguna peta dapat memberikan tambahan perbaikan atas kesalahan yang ada di peta. Kesalahan pada peta harus ditandai dan diajukan kepada pihak terkait untuk diperbaiki.</li>
<li><b>Stock Number Identification.</b> Informasi yang menyatakan ketersediaan peta.</li>
<li><b>Conversion Graph.</b> Biasanya terletak pada tepi kanan.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="simbol_peta"><b>3-3. SIMBOL PETA TOPOGRAFI</b></a></div><div style="text-align: justify;">Kegunaan dari suatu peta adalah untuk memvisualisasikan suatu daerah dari permukaan bumi dengan benar. Legenda pada peta berisi beberapa simbol yang biasanya digunakan untuk menerangkan beberapa hal dalam peta topografi. Oleh karena itu, legenda peta wajib digunakan sebagai referensi setiap kali peta digunakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="simbol_militer"><b>3-4. SIMBOL MILITER</b></a></div><div style="text-align: justify;">Sebagai tambahan pada simbol topografi yang digunakan untuk menyatakan suatu area, personil militer memerlukan beberapa metode untuk menampilkan identitas, jumlah, lokasi, pergerakan tentara, aktivitas dan installasi militer. Simbol yang digunakan untuk mewakili fitur ini disebut simbol militer. Simbol ini biasanya tidak dicetak dalam peta karna fitur dan unit yang mewakili selalu bergerak atau berganti, juga karna perimbangan keamanan militer. Simbol ini biasanya hanya ada di peta spesial. Pengguna peta secara manual menggambarnya ke peta, demi tindakan keamanan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="warna"><b>3-5. WARNA YANG DIGUNAKAN PADA PETA</b></a></div><div style="text-align: justify;">Sejak abad ke-15, kebanyakan peta Eropa telah di warnai dengan seksama. Gambar profil dari gunung dan bukit diwarnai dengan warna coklat, sungai dan danau dengan warna biru, vegetasi dengan warna hijau, jalan dengan warna kuning, dan beberapa informasi spesial dengan warna merah. Tak jauh berbeda dengan legenda dari peta modern yang masih menggunakan warna yang hampir sama meskipun telah berlangsung selama beberapa dekade. Untuk memfasilitasi pengidentifikasian fitur dalam sebuah peta, topografi dan informasi kultural sering di cetak dengan warna berbeda. Warna ini bisa saja berbeda di setiap peta. Pada peta topografi skala besar standar, warna dan fitur yang mewakilinya adalah: </div><ul style="text-align: justify;"><li><b>Hitam.</b> Warna hitam mengindikasikan adanya fitur kultural seperti bangunan dan jalan, titik pemeriksaan elevasi dan beberapa hal.</li>
<li><b>Merah-Coklat.</b> Warna merah dan coklat yang dikombinasikan ini mengidentifikasikan fitur kultural, fitur relief, titik elevasi yang belum di survey dan elevasi seperti garis kontur pada peta yang dapat dibaca pada cahaya merah(biasanya lambung pesawat).</li>
<li><b>Biru.</b> Mengidentifikasikan fitur hidrographi seperti danau, rawa, sungai dan drainase. </li>
<li><b>Hijau.</b> Mengidentifikasikan fitur vegetasi, seperti hutan, perkebunan, dan lain-lain.</li>
<li><b>Coklat.</b> Mengidentifikasikan fitur relief dan elevasi, seperti kontur dan lain-lain.</li>
<li><b>Merah.</b> Pada peta lama warna ini mengidentifikasikan fitur kultural, seperti daerah populasi, jalan utama dan batas wilayah.</li>
<li><b>Warna lain.</b> Ada kalanya warna lain digunakan untuk menampilkan informasi spesial. </li>
</ul><br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5232011981890139174.post-27777416958354807882011-06-28T02:44:00.000+07:002015-01-31T04:22:14.558+07:00Navigasi Darat<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="pembukaan"><b>PEMBUKAAN</b></a><br />
Secara historis, perkembangan peta topografi sebagian besar didorong oleh kebutuhan militer. Pengenalan medan dapat memberikan perbedaan nyata dalam medan pertempuran. Kemampuan membaca peta sangat di butuhkan jika ingin memenangkan pertempuran. Tidak hanya dalam medan pertempuran, hal ini juga berlaku untuk keperluan sipil seperti berburu, menempuh rimba, menyusur rawa, hiking, mendaki gunung, bukit atau penggunaan lainnya dimana ketepatan navigasi darat diperlukan.<br />
<br />
Karakteristik unik yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dll Karena peta topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini merupakan jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="pengenalan"><b>PENGENALAN PETA</b></a><br />
Kartografi adalah seni dan ilmu mengekspresikan ciri-ciri fisik yang dikenal di bumi dengan peta dan grafik. Tidak ada yang tahu siapa yang pertama kali membuat peta. Namun studi sejarah menunjukkan bahwa tuntutan yang paling mendesak untuk akurasi dan detail dalam pemetaan sebagai hasil kebutuhan militer. Saat ini, operasi taktis dan kegiatan tentara sedemikian kompleks sehingga sangat penting bagi semua prajurit untuk dapat membaca dan menafsirkan peta, agar dapat bergerak cepat dan efektif di medan perang. Bab ini mencakup definisi dan tujuan peta dan menjelaskan keamanan peta, tipe, kategori, dan skala.</div>
<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="definisi"><b>2-1. DEFINISI</b></a><br />
Sebuah peta adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke skala, seperti yang terlihat dari atas. Menggunakan warna, simbol, dan label untuk mewakili fitur yang ditemukan pada permukaan bumi. Representasi yang ideal akan terwujud jika setiap fitur dari daerah yang dipetakan dapat ditunjukkan dalam bentuk yang benar. Untuk dapat dimengerti, peta harus diwakili dengan tanda konvensional dan simbol. Pada peta skala 1:250.000, simbol yang ditentukan untuk membangun mencakup areal seluas 500 meter persegi di atas tanah, sebuah simbol jalan adalah setara dengan lebar jalan sekitar 520 kaki di tanah, simbol untuk rel kereta api tunggal adalah setara dengan rel kereta api sekitar 1.000 kaki pada tanah.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
Pemilihan fitur yang akan ditampilkan, serta penggambaran legenda harus sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Pemetaan.</div>
<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="tujuan"><b>2-2. TUJUAN</b></a><br />
Sebuah peta memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk dan rute perjalanan dan komunikasi. Hal ini juga menunjukkan variasi daerah, ketinggian kontur, dan tingkat tutupan vegetasi. Dengan kekuatan militer yang tersebar di seluruh dunia, maka militer bergantung pada peta untuk memberikan informasi terhadap unsur-unsur tempur dan untuk menyelesaikan operasi logistik. Mobilitas tentara dan material yang harus diangkut, disimpan, dan ditempatkan ke dalam operasi pada waktu dan tempat yang tepat. Banyak dari perencanaan ini harus dilakukan dengan menggunakan peta. Oleh karena itu, operasi pun memerlukan pasokan peta, namun meskipun kita memiliki peta terbaik, peta tidak akan berharga kecuali pengguna peta tahu bagaimana cara membacanya.</div>
<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="pengadaan"><b>2-3. PENGADAAN</b></a><br />
Kebanyakan unit militer yang berwenang memiliki proyek pembuatan peta. Seperti Direktorat Topografi Angkatan Darat di Indonesia. Kita dapat memesan peta dengan mengisi formulir untuk setiap satu lembar petanya. Untuk mendapatkan peta topografi Indonesia skala 1:250.000 tahun 1954 secara online dapat membuka halaman <a href="http://serdadurimba.blogspot.com/2011/06/peta-topographi-indonesia.html">Peta Topografi Indonesia</a>.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<br />
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="keamanan"><b>2-4. KEAMANAN</b></a><br />
Semua peta harus dianggap sebagai dokumen yang memerlukan penanganan khusus. Jika peta jatuh ke tangan yang tidak sah, dapat membahayakan. </div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;">
<b><span style="color: red;">“Peta tidak boleh jatuh ke tangan yang tidak sah.”</span></b></div>
<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="perawatan"><b>2-5. PERAWATAN PETA</b></a><br />
Peta yang dicetak di atas kertas dan memerlukan perlindungan dari air, lumpur, dan robek. Bila mungkin, peta harus diletakkan dalam tempat tahan air, atau di beberapa tempat terlindungi lain yang mudah digapai. Agar peta mampu bertahan lama, perawatan wajib dilakukan. Jika kita harus menandai peta, penggunaan pensil dianjurkan. Gunakan garis-garis terang sehingga mereka dapat terhapus dengan mudah tanpa rusak, bernoda, atau meninggalkan tanda yang dapat menyebabkan kebingungan di kemudian hari. Jika margin peta harus dipotong untuk alasan apapun, adalah penting untuk mencatat informasi marginal yang mungkin diperlukan kemudian, seperti data grid dan deklinasi magnetis. Perhatian khusus harus diambil pada peta yang digunakan dalam misi taktis, terutama dalam unit kecil, misi mungkin tergantung pada peta itu. Semua anggota dari unit tersebut harus akrab dengan lokasi peta di setiap saat.</div>
<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="kategori"><b>2-6. KATEGORI PETA</b></a><br />
Misi Direktorat Topografi adalah untuk menyediakan pemetaan, charting, dan semua dukungan geodesi untuk angkatan bersenjata dan semua operasi keamanan nasional lainnya. Selain peta topografi, ditopad juga memproduksi produk lain. peta militer dikategorikan dengan skala dan jenis.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="skala"><b>Skala.</b></a> Karena peta adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke atas kertas seperti yang terlihat dari atas, penting untuk mengetahui apa skala matematika telah digunakan. Ini untuk menentukan jarak antara obyek atau lokasi pada peta, ukuran area tertutup, dan bagaimana skala dapat mempengaruhi jumlah detail yang ditampilkan. Matematika Skala peta adalah perbandingan atau fraksi antara jarak pada peta dan jarak yang sesuai pada permukaan bumi. Skala dijadikan sebagai perwakilan fraksi dengan jarak peta sebagai pembilang dan jarak tanah sebagai denominator.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 450px;"><tbody>
<tr> <td rowspan="3" style="padding: 0cm; width: 55%;" width="55%"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i>Perwakilan fraksi (skala)</i></b></div>
</td> <td rowspan="3" style="padding: 0cm; width: 7%;" width="7%"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i>=</i></b></div>
</td> <td style="padding: 0cm; width: 38%;" valign="bottom" width="38%"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i>jarak peta</i></b></div>
</td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
——————————</div>
</td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i>jarak tanah</i></b></div>
</td> </tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Menurut kategorinya, skala peta dibagi ke dalam tiga kategori. Yaitu skala kecil, menengah dan besar (Gambar 2-1).</span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNIzeJRA_8I62jsTZnYNluQlmtoABdSgL2OOebwbDldlWDekvwO-glC3nuT0yXdLzVrmXY4-rFmdgGloXh1FzBQUQ5wwMpKmwuaagxcGpjnfRAV6S_EYtbr-UACT1Xlyq7K7uNvsl6Tizx/s1600/skala.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNIzeJRA_8I62jsTZnYNluQlmtoABdSgL2OOebwbDldlWDekvwO-glC3nuT0yXdLzVrmXY4-rFmdgGloXh1FzBQUQ5wwMpKmwuaagxcGpjnfRAV6S_EYtbr-UACT1Xlyq7K7uNvsl6Tizx/s320/skala.jpg" height="271" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar 2-1. Skala Peta</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
(1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><b><i>Kecil</i></b>. Peta dengan skala 1:1.000.000 dan lebih kecil digunakan untuk perencanaan umum dan untuk studi strategis (peta bawah pada Gambar 2-1). Peta skala kecil standar memiliki skala 1:1.000.000. Peta ini meliputi area yang sangat besar dengan mengorbankan detail.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
(2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><b><i>Menengah</i></b>. Peta dengan skala lebih besar dari 1:1.000.000 tetapi lebih kecil dari 1:75,000 digunakan untuk perencanaan operasional (peta tengah pada Gambar 2-1). Peta ini mengandung detail dengan jumlah sedang. Peta skala menengah standar memiliki skala 1:250.000. Ada juga peta dengan skala 1:100.000.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
(3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><b><i>Besar</i></b>. Peta dengan skala 1:75,000 dan lebih besar digunakan untuk perencanaan taktis, administrasi, dan logistik (peta atas pada Gambar 2-1). Peta jenis inilah yang sering ditemukan dan digunakan pihak militer. Peta skala besar standar 1:50.000, namun banyak daerah telah dipetakan dengan skala 1:25.000.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<b>Jenis</b>. Peta pilihan untuk navigator adalah peta topografi skala 1:50.000. Ketika beroperasi di tempat-tempat asing, kita mungkin menemukan bahwa produk-produk peta belum diproduksi untuk mencakup daerah tertentu pada lokasi operasi kita, atau mungkin tidak tersedia untuk unit kita ketika kita membutuhkannya. Oleh karena itu, kita harus siap untuk menggunakan peta yang diproduksi oleh pemerintah asing yang mungkin tidak memenuhi standar untuk akurasi yang ditetapkan. Peta-peta ini sering menggunakan simbol-simbol yang mirip dengan yang ditemukan pada peta produksi negara kita tetapi memiliki makna sangat berbeda.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: 10pt;">(1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><i>Planimetrik Peta</i></b>. Peta ini hanya menyajikan posisi horizontal untuk fitur yang diwakili. Berbeda dari peta topografi, peta ini biasanya diwakili oleh garis kontur. Terkadang, peta jenis ini disebut juga peta garis.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: 10pt;">(2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><i>Peta Topografi</i></b>. Ini adalah peta yang menggambarkan fitur medan dengan cara yang terukur (biasanya melalui penggunaan garis kontur), serta posisi horisontal untuk fitur yang diwakili. Posisi vertikal, atau bantuan, biasanya diwakili oleh garis kontur pada peta topografi militer. Pada peta yang menunjukkan relief, ketinggian dan kontur diukur dari bidang daerah ukur vertikal tertentu, biasanya permukaan laut. Gambar 3-1 menunjukkan peta topografi yang khas.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: 10pt;">(3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><i>Peta yg dibuat dgn potret</i></b>. Ini adalah reproduksi dari foto udara yang di atasnya diberi grid baris, data marginal, nama tempat, nomor rute, level penting, batas-batas, dan skala perkiraan dan arah.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: 10pt;">(4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><i>Peta Operasi Bersama</i></b>. Peta ini didasarkan pada format standar 1:250.000 peta topografi skala menengah militer, tetapi peta ini berisi informasi tambahan yang diperlukan dalam operasi udara dan darat secara bersamaan (Gambar 2-2). Sepanjang tepi utara dan timur detail, grafis melampaui lembar peta standar untuk memberikan informasi tumpang tindih dengan lembar yang berdekatan. Peta ini baik untuk digunakan dalam format darat dan udara. Setiap versi diidentifikasi dalam margin yang lebih rendah sebagai Grafis Operasi Bersama (udara atau darat). Terdapat informasi topografi identik pada keduanya, tapi versi darat menunjukkan elevasi dan kontur dalam meter dan versi udara menunjukkan elevasi dan kontur dengan kaki(feet). Layer (elevasi), pewarnaan dan bayangan ditambahkan sebagai bantuan untuk bahan interpolasi. Kedua versi menekankan fasilitas airlanding (ditampilkan dalam warna ungu), tapi versi udara memiliki simbol tambahan untuk mengidentifikasi bantuan dan rintangan untuk navigasi udara. </div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: 10pt;">(5)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><i>Photo Mozaik</i></b>. Ini adalah bagian foto udara yang biasa disebut mozaik dalam penggunaan topografi. Mosaik berguna sekali ketika waktu tidak memungkinkan penyusunan peta yang lebih akurat. Ketepatan mozaik tergantung pada metode yang digunakan dalam persiapan dan mungkin berbeda dari sekadar efek gambar yang baik dari sebuah peta planimetrik.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: 10pt;">(6)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><i>Terrain Model</i></b>. Ini adalah model skala fitur yang menunjukkan medan, dan dalam skala besar model menunjukkan bentuk industri dan budaya. Peta ini menyediakan sarana untuk memvisualisasikan daratan untuk tujuan perencanaan, indoktrinasi dan untuk briefing.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: 10pt;">(7)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><i>Peta Kota Militer</i></b>. Peta ini termasuk peta topografi (biasanya pada skala 1:12,550, kadang-kadang sampai 1:5,000), yang menunjukkan rincian kota. Didalamnya terdapat hal terperinci seperti jalan-jalan, nama jalan, bangunan penting, dan elemen lain dari lansekap kota penting untuk navigasi dan operasi militer di medan perkotaan. Skala dari sebuah peta kota militer tergantung pada pentingnya dan ukuran kota, kepadatan detail, dan informasi intelijen yang tersedia.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: 10pt;">(8)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><i>Peta Khusus</i></b>. Ini adalah peta untuk tujuan khusus, seperti mobilitas, komunikasi, dan peta penyerangan. Peta ini biasanya di cetak di dalam skala lebih kecil dari 1:100.000 tetapi lebih besar dari 1:1.000.000. Peta tujuan khusus adalah salah satu jenis peta yang telah dirancang atau dimodifikasi untuk memberikan informasi yang tidak tercakup di peta standar. Beberapa subyek yang dibahas adalah:</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Medan.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Karakteristik Drainase.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Vegetasi.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Iklim.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Pesisir dan pantai pendaratan.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Jalan dan jembatan.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Rel kereta api.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Lapangan udara.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Daerah perkotaan.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Tenaga listrik.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Lokasi bahan bakar.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Sumber daya air permukaan.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Sumber daya air tanah.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Daerah industri.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Jalur lintasan.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Kesesuaian untuk pembangunan lapangan terbang.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Operasi penerjunan pasukan.</div>
<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="ppm"><b>2-7. PETA PENGGANTI MILITER</b></a><br />
Jika peta militer tidak tersedia, maka mau tidak mau kita harus menggunakan peta pengganti. Peta-peta pengganti dapat diambil dari peta militer atau komersial asing.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 44.8pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><b>Peta Asing</b>. Ini adalah peta yang telah disusun oleh negara-negara lain selain negara kita sendiri. Jika waktu memungkinkan, maka saat peta ini harus digunakan, informasi marginal dan grid diubah agar sesuai dengan standar negara kita. Hasil skala mungkin berbeda dari peta kita, tetapi biasanya rasio jarak peta ke jarak tanah dapat digunakan dengan cara yang sama. Legenda harus digunakan karena simbol-simbol peta biasanya berbeda dari yang digunakan di negara kita. Karena akurasi peta asing sangat bervariasi, maka peta ini biasanya dievaluasi menggunakan standar akurasi yang ditetapkan sebelum dikeluarkan untuk pasukan. </div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 44.8pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><b>Atlas</b>. Ini adalah koleksi peta daerah, negara, benua, atau dunia. peta jenis ini hanya untuk digunakan untuk informasi umum saja, tidak untuk informasi mendetil.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 44.8pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><b>Peta Geografis</b>. Peta ini memberikan gambaran keseluruhan dari daerah yang dipetakan dengan informasi iklim, populasi, relief, vegetasi, dan hidrografi. Peta ini juga menunjukkan lokasi umum dari kota-kota besar.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 44.8pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><b>Peta Jalan / Wisatawan</b>. Ini adalah peta wilayah di mana sarana transportasi utama dan bidang turisme yang akan ditampilkan. Beberapa jaringan sekunder menunjukkan peta jalan, tempat bersejarah, museum, dan pantai secara rinci. Peta ini biasanya berisi jarak jalan dan waktu yang ditempuh antar titik. Pertimbangan yang hati-hati terhadap skala harus dilakukan bila menggunakan peta ini.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 44.8pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><b>Peta Kota / Utility</b>. Ini adalah peta daerah perkotaan yang menunjukkan jalan-jalan, saluran air, saluran listrik dan telepon, dan selokan.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 44.8pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
f.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><b>Sketsa Lapangan</b>. Ini adalah gambar awal dari suatu daerah atau bagian dari medan.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 44.8pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;">
g.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><b>Foto Udara</b>. Jenis ini dapat digunakan sebagai suplemen peta atau pengganti untuk membantu kita menganalisis medan, merencanakan rute, atau panduan gerakan.</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5232011981890139174" name="standar"><b>2-8. STANDAR AKURASI PETA</b></a><br />
<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Standar akurasi peta adalah derajat yang sesuai dengan posisi horizontal dan vertikal yang mewakili nilai-nilai di peta dengan suatu standar yang ditetapkan. Standar ini ditentukan direktorat terkait berdasarkan kebutuhan pengguna. Sebuah peta dapat dipertimbangkan untuk memenuhi persyaratan standar akurasi kecuali dinyatakan khusus dalam informasi marginal.</span></div>
<br />
<br />
Salam Juang...!Serdadu Rimbahttp://www.blogger.com/profile/16371950755261907089noreply@blogger.com0