Pages

Tehnik Melipat Peta

Salah satu hal yang menjadi prioritas dalam menggunakan peta adalah perawatan. Dan salah satu cara merawatnya adalah dengan membawanya dengan benar. Agar peta dapat mudah dibawa dan digunakan tanpa merusaknya adalah dengan mempelajari cara melipatnya.


B-1. METODE PELIPATAN
Gambar berikut cara melipat peta menjadi cukup kecil agar mudah dibawa namun masih mudah digunakan tanpa harus membuka seluruhnya.
Gambar B-1. Dua metode melipat peta.

B-2. METODE PERLINDUNGAN
Setelah peta telah dilipat, harus disisipkan dalam tempat yang terlindungi. Beri perekat ke bagian belakang segmen sesuai dengan A, F, L, dan Q (Gambar B-2).
Gambar B-2. Metode cut dan pelipatan peta untuk penggunaan khusus.
 B-3. PRAKTEK CUT
Sebaiknya sebelum melakukan praktek cut, lipat peta dengan cara yang digambarkan dalam Gambar B-1.

Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

Tehnik Lain Menentukan Arah Mata Angin

Saat kompas tidak tersedia, tehnik yang berbeda harus digunakan untuk menentukan arah.

A-1. METODE BAYANGAN
Metode ini merupakan metode yang mudah dilakukan. Dengan menggunakan empat langkah berdasarkan bayangan dari sinar matahari.
Langkah pertama. Letakkan tongkat atau ranting secara tegak pada area yang dapat terpapar sinar matahari, sehingga kita mendapatkan bayangan dari tongkat atau ranting. Tandai ujung bayangan tongkat atau ranting.
Langkah kedua. Tunggu 10 – 15 menit hingga ujung bayangan bergerak beberapa centimeter, lalu tandai posisi baru ujung bayangan tongkat atau ranting.
Langkah ketiga. Tarik garis lurus antara tanda ujung bayangan pertam dengan ujung bayangan kedua.
Langkah keempat. Berdiri tegak dengan tanda pertama di sebelah kiri dan tanda kedua di sebelah kanan. Maka kita telah menghadap arah utara.
Gambar A-1. Tehnik bayangan

A-2. METODE JAM TANGAN
Kita juga dapat menentukan arah menggunakan jam tangan analog. Arah yang di dapat akan lebih akurat jika kita menggunakan waktu lokal, tanpa perubahan daylight saving time. Semakin jauh kita dari ekuator maka hasil yang didapat lebih akurat. Jika kita menggunakan jam tangan digital kita dapat mengatasi masalah ini dengan menggambar jam pada kertas dan menggunakannya.
Pada belahan bumi utara, pegang jam horizontal dan arahkan jarum penanda jam pada matahari. Bagi dua sudut antara jarum jam dengan angka 12 pada jam untuk mendapatkan garis utara-selatan. Jika kita masih bingung menentukan arah mana yang utara dan arah mana yang selatan, ingat bahwa matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam di barat. Artinya matahari berada pada arah timur sebelum jam 12 siang dan berada pada sebelah barat setelah jam 12 siang.
Pada belahan bumi selatan, arahkan angka 12 pada jam tangan menghadap matahari, dan bagi dua sudut antara angka 12 dengan jarum penanda jam. Maka kita mendapatkan garis utara-selatan.
Gambar A-2. Tehnik Jam Tangan
A-3. METODE BINTANG
Kita dapat memanfaat konstellasi bintang sebagai petunjuk arah. Pelaut jaman pertengahan dan bangsa arab telah memanfaatkan konstellasi ini dengan baik. Penggunaan sekstar dikembangkan untuk navigasi laut. Ilmu perbintangan pun berkembang.
Perlu diketahui bahwa konstellasi yang kita lihat pada langit malam hari tidaklah tetap. Mereka selalu bergerak karna bumi berotasi. Dan juga tergantung bagian bumi yang kita pijak dan waktu dalam tahun dan jam pada malam hari ikut mengambil peranan. Bagi kita yang tidak mengerti ilmu perbintangan tentu ini menjadi masalah. Namun ada satu bintang yang posisinya tetap sepanjang tahun sepanjang malam. Bintang ini disebut Bintang Utara atau North Star yang juga di sebut Polar Star atau Polaris. Letak bintang utara ini berada kurang 1° dari kutub utara dan tidak bergerak dari tempatnya karena axis bumi menghadap ke arahnya. Bintang utara termasuk ke dalam jajaran bintang yang di sebut Ursa Minor atau Little Dipper. Bintang ini merupakan bintang terakhir pada rangkaian Dipper atau Ursa. Terdapat dua bintang pada jajaran Ursa Mayor atau Big Dipper yang digunakan sebagai pointer ke Bintang Utara. Jika kita masih bingung membedakan Bntang Utara dengan bintang yang lain dalam jajaran Ursa Minor, maka perhatikan bahwa Rasi Ursa Mayor dan Rasi Cassiopeia bergerak mengitari Bintang Utara. Namun bintang ini hanya dapat dilihat pada belahan bumi bagian utara, jadi tidak dapat digunakan pada bagian bumi bagian selatan.
Gambar A-3. Bintang Utara
Pada bagian bumi sebelah selatan, kita dapat menggunakan rasi bintang Souhern Cross atau Gubuk Penceng. Dalam menggunakan rasi bintang ini kita harus membayangkan point imajiner yang tepat.
Gambar A-4. Southern Star
Dibutuhkan latihan untuk menguasai tehnik menggunakan bintang ini.

Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

7-6. Memby-pass Rintangan

Saat mengikuti azimuth terkadang kita di hadapi rintangan alam seperti jurang, tebing, danau, dsb. Mau tidak mau kita harus merubah arah langkah, untuk melakukannya kita harus bergerak dengan tepat agar arah azimuth tidak berubah.
Sebagai contoh, saat kita bergerak dengan azimuth 90° dan menghadapi rintangan, maka rubah arah menjadi 180° dan bergerak sejauh 100 meter, selanjutnya rubah arah ke 90° dan bergerak sejauh 150 meter lalu rubah arah menjadi 360° dan bergerak 100 meter lalu rubah arah 90° kembali pada garis arah azimuth awal.
Gambar 7-6. Contoh memby-pass rintangan
Tehnik yang sama juga dilakukan pada saat memby-pass rintangan pada malam hari. Namun dengan memperhatikan garis hijau dan arah jarum magnetik yang dapat bercahaya pada malam hari.

7-7. OFFSET
Offset yang disengaja merupakan penyimpangan magnetik ke arah kanan atau kiri azimuth yang direncanakan. Kita dapat menggunakannya saat tujuan berada sepanjang fitur linear seperti jalan, kanal atau sungai. Tehnik ini berguna untuk antisipasi dikarenakan kesalahan kompas atau peta, maka kita tidak tahu apakah tujuan berada pada sebelah kanan atau kiri azimuth. Dalam satu derajat offset akan didapat perbedaan jarak 18 meter setiap menempuh jarak 1.000 meter. Offset sebanyak 10 derajat merupakan nilai yang cukup memadai untuk kebanyakan penggunaan taktikal.
Sebagai contoh : Suatu obyek memiliki jarak 1.000 meter dengan azimuth 90°, dan offsetnya adalah 10° ke arah kiri azimuth. Maka setelah kita mencapai jarak 1.000 meter, obyek sebenarnya akan berada diantara jarak 180 meter dari azimuth.
Gambar 7-7. Tehnik offset
Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

7-5. Penyetelan Kompas dan Tehnik Mengikuti Azimuth

Mengikuti azimuth biasanya dilakukan untuk mencapai suatu point dengan arah yang tetap. Meskipun jenis kompas lensatik berbeda-beda namun prinsip penggunaannya sama.
1 Dalam keadaan terang, siang hari atau pencahayaan yang cukup :
• Pegang kompas di telapak tangan
• Putar hingga di dapat azimuth point yang di inginkan berada tepat pada garis index tetap. (sebagai contoh, 320°)

• Putar cincin gerigi hingga garis hijau pada kaca sejajar dengan panah arah utara. Setelah garis sejajar didapat maka artinya kompas telah di setel.
• Untuk mengikuti azimuth, gunakan tehnik centerhold dan putar tubuh sehingga panah arah utara sejajar dengan garis hijau pada kaca. Selanjutnya ikuti arah depan kompas, dimana garis index tetap dan kawat bidik berada.

2. Dalam keadaan pencahayaan yang terbatas atau malam hari, azimuth harus di setel pada kompas dengan mendengarkan bunyi klik yang di hasilkan dari memutar cincin gerigi. Ingat, terdapat interval 3° pada setiap klik.
• Putar cincin gerigi hingga garis hijau pada kaca berada diatas garis index tetap
• Cari azimuth yang di inginkan dan bagi dengan angka 3. Maka hasilnya adalah jumlah klik yang harus dibuat.
• Hitung jumlah klik yang di inginkan. Jika azimuth lebih kecil dari 180° maka cincin gerigi harus diputar melawan arah jarum jam.
Contoh : Jika azimuth yang di inginkan adalah 51° artinya 51° : 3 = 17
maka cincin gerigi harus diputar sebanyak 17 klik melawan arah jarum jam
• Jika azimuth lebih besar dari 180° maka 360° harus dikurangi dengan nilai azimuth lalu dibagi tiga dan cincin gerigi harus diputar searah jarum jam.
Contoh : Jika azimuth yang di inginkan adalah 330°
   360° - 330° = 30°
           30° : 3 = 10
maka cincin gerigi harus diputar sebanyak 10 klik searah jarum jam
• Untuk mengikuti azimuth, gunakan tehnik centerhold dan putar tubuh sehingga panah arah utara sejajar dengan garis hijau pada kaca. Selanjutnya ikuti arah depan kompas, dimana garis index tetap dan slot bidik malam sejajar.
Catatan : 
Saat kompas digunakan dalam keadaan gelap, jika memungkinkan sebaiknya azimuth di setel saat cahaya masih tersedia.
Beberapa model kompas tidak memiliki bunyi klik saat cincin gerigi di putar.

Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

7-4. Tehnik Menggunakan Kompas

Tehnik memegang kompas ada dua : centerhold dan compass-to-cheek.
a. Centerhold. Pertama, buka penutup kompas secara penuh sehingga lurus dengan tubuh kompas. Buka juga lensa secara penuh sehingga piringan dapat berputar bebas. Selanjutnya letakkan ibu jari pada dudukan ibu jari pada kompas, letakkan kedua jari telunjuk di sisi kanan dan sisi kiri kompas sehingga posisi kompas stabil. Pastikan kompas berada diantara dagu dan pinggang agar mudah dibaca. Untuk mengukur azimuth, putar tubuh pada point objek yang akan di bidik selanjutnya baca azimuth pada garis index tetap kompas.
Keuntungan penggunaan tehnik ini yaitu :
1. Cepat dan mudah di lakukan.
2. Dapat digunakan pada setiap kondisi jarak pandang.
3. Dapat digunakan di medan area mana saja.
4. Dapat digunakan tanpa harus melepaskan daypack, ransel
5. Dapat digunakan tanpa harus melepaskan kacamata.
Gambar 7-3. Tehnik Centerhold
b. Compass-to-Cheek. Buka penutup kompas / cover dan posisikan pada posisi vertikal, selanjutnya posisikan pembidik sedikit ke depan. Bidik point yang di inginkan, lalu baca azimuth melalui lensa (gambar 7-4).

Catatan : Tehnik compass-to-cheek ini merupakan tehnik yang terbaik untuk melakukan pembidikan point dan tehnik ini sering digunakan.
Gambar 7-4. Tehnik Compass-to-cheek.
Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

Kompas

Kompas merupakan salah satu peralatan navigasi utama untuk di gunakan bersamaan dengan peta. Sebuah peta tidak akan memiliki nilai lebih jika tidak ada kompas. Dengan adanya kompas kita dapat mengetahui arah gerakan, azimuth magnetik suatu point dll.

Terdapat bermacam-macam jenis kompas, kompas lensatik merupakan jenis kompas yang simpel dan sering kita temui. Kompas artilleri M2 merupakan jenis kompas yang di desain untuk ketepatan dan akurasi. Kompas saku merupakan jenis kompas yang kecil dan dapat kita letakkan pada jam tangan, binokular, dsb.
Macam-macam kompas
Gambar 7-1. Kompas artilleri M2

Kompas lensatik (gambar 7-2) terdiri dari 3 bagian : cover, base dan lensa.
Gambar 7-2. Kompas Lensatik
a. Cover atau penutup kompas berguna untuk melindungi jarum magnetik dan piringan azimuth saat tidak digunakan. Di bagian tengahnya terdapat kawat bidik untuk membidik point atau titik.
b. Base atau tubuh kompas memiliki bagian sebagai berikut:
- Cakra angka atau piringan azimuth / floating dial bertumpu pada suatu poros, sehingga dapat berputar bebas saat berotasi.
- Pelindung piringan azimuth adalah kaca atau plastik bening yang memiliki garis indek tetap berwana hitam.
- Cincin gerigi pada saat diputar akan berbunyi klik, dan tiap klik menandakan rotasi sebanyak 3°, total ada 120 klik dalam satu lingkaran penuh.
c. Lensa digunakan untuk membaca azimuth dan memiliki celah bidik yang digunakan bersamaan dengan kawat bidik pada cover. Celah bidik ini juga digunakan untuk mengunci piringan azimuth agar tidak bergerak saat ditutup. Celah bidik harus dibuka lebih dari 45° agar piringan azimuth bergerak bebas.

Catatan : Beberapa kompas saat dibuka memiliki barisan garis yang setara dengan protraktor skala 1:50.000.

7-3. PENANGANAN DAN PERLAKUAN KOMPAS
Kompas merupakan instrumen yang mudah rusak dan harus di rawat dengan kehati-hatian.
a. Pemeriksaan. Pemeriksaan mendetail wajib dilakukan saat pertama kali menggunakan kompas. Hal yang wajib di periksa adalah piringan azimuth yang memiliki jarum magnetik. Kawat bidik juga harus selalu lurus, bagian kaca dan kristal tidak rusak, nomor pada piringan dapat terbaca dengan baik, dan yang paling penting adalah piringan dapat berputar dengan bebas.
b. Efek Logam dan Medan Listrik. Benda logam dan sumber listrik dapat berpengaruh pada performa kompas.
c. Akurasi. Kompas dengan kondisi baik adalah kompas yang akurat. Pemeriksaan secara periodik wajib dilakukan. Kompas yang memiliki perbedaan 3° sebaiknya tidak dipakai.
d. Proteksi. Jika tidak digunakan sebaiknya kompas ditutup sehingga piringan azimuth akan terkunci dan mencegah getaran pada piringan. Hal ini juga untuk melindungi bagian kaca dan lensa bidik dari goresan.

Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

6-7. Intersection

Intersection adalah tehnik menentukan suatu point pada peta menggunakan dua atau lebih titik bidik yang diketahui. Tehnik ini biasanya dilakukan untuk mengetahui jarak suatu lokasi atau mengetahui point yang tidak dapat diakses seperti target area musuh, area berbahaya, dll.
Tehnik intersection menggunakan peta dan kompas
1. lakukan orientasi peta menggunakan kompas.
2. Ketahui lokasi kita pada peta
3. Bidik point yang ingin diketahui menggunakan kompas
4. Konversikan magnetik azimuth ke grid azimuth
5. Tarik garis dari posisi kita pada peta dengan sudut grid azimuth
6. Pindah ke lokasi / point lain dan ulangi langkah 1, 2, 3, 4 dan 5
7. Titik di mana dua garis bidik bersinggungan adalah posisi obyek yang dicari.
Selanjutnya kita dapat menentukan grid koordinatnya.


6-8. Modified Resection
Modified resection adalah suatu metode menentukan posisi pada peta ketika kita berada pada fitur linear di darat seperti jalan raya, kanal, atau sungai. Berikut langkah-langkahnya:
a. Lakukan orientasi peta dan medan.
b. Tandai lagi lokasi tanda medan yang sudah dikenali pada peta.
c. Bidik tanda medan yang dikenali menggunakan kompas.
d. Ubah Magnetic Azimuth ke Grid Azimuth.
e. Ubah Grid Azimuth.ke Back Azimuth.
f.  Menggunakan protraktor, tarik garis back azimuth pada peta dari point yang kita kenali.
g. Titik perpotongan antara garis back azimuth dengan garis linear adalah lokasi kita.

6-9. Polar Coordinates
Metode untuk mengetahui lokasi atau memplotting posisi yang tidak di ketahui dari posisi yang di ketahui dengan memberikan suatu arah dan jarak sepanjang garis arah di sebut polar koordinat. Untuk melakukan hal ini, beberapa elemen berikut harus ada :
• Lokasi yang diketahui pada peta.
• Azimuth (grid atau magnetik).
• Jarak (meter).
Menggunakan laser range finder untuk menentukan jarak dapat meningkatkan keakurasian hasil pencarian posisi yang tidak diketahui.

Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

Arah

Berada pada tempat yang tepat pada waktu yang tepat merupakan hal yang penting. Arah mengambil peranan penting dalam keseharian, begitu juga bagi para pendaki gunung, penjelajah rimba, penyusur rawa dan sungai.

Para personel militer, pendaki gunung, penjelajah rimba, dsb memerlukan cara untuk menyatakan arah yang akurat dan dapat digunakan secara bersama-sama di setiap bagian permukaan bumi ini. Ada beberapa metode yang digunakan dalam menyatakan suatu point atau arah, yaitu:
a.Derajat. Unit ukur yang sering dan banyak di gunakan adalah derajat  (°)  yang memiliki subdivisi menit (‘) dan detik (").
1 derajat   = 60 menit.
1 menit      = 60 detik.
b.Mil. Merupakan unit ukur khusus militer (disingkat=mil) yang sering digunakan oleh pasukan artilleri, tank dan meriam mortir. Mil membagi lingkaran menjadi 6.400 sudut dengan vertex pada pusat lingkaran. Ukuran ini dapat menggunakan dua metode ukur sekaligus. Lingkaran yang memiliki nilai 6.400 mil dibagi 360 derajat, atau 17,78 mil per derajat.
c.Grad. Merupakan unit ukur yang terkadang di temukan pada peta asing. Terdapat 400 grad dalam sebuah lingkaran (sebuah sudut 90 derajat sama dengan 100 grad). Tiap-tiap grad dibagi menjadi 100 menit centesimal (centigrad) dan menit dibagi menjadi 100 detik centesimal (miligrad).

Untuk melakukan pengukuran dan untuk menyatakan arah menjadi unit ukur, dibutuhkan suatu titik awal dan point referensi. Terdapat tiga buah garis dasar, yaitu : true north, magnetik north, dan grid north. Dan yang sering digunakan adalah magnetik dan grid.

Azimuth adalah sudut horizontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar utara. Garis dasar utara ini dapat di ambil dari true north, magnetic north atau grid north. Azimuth merupakan metode yang sering digunakan untuk menyatakan arah.
  1. Back Azimuth. Back azimuth adalah arah kebalikan / lawan arah dari azimuth. Untuk mendapat hasil back azimuth dari azimuth, tambahkan 180 derajat pada azimuth yang memiliki sudut kurang dari 180 derajat. Sedang untuk azimuth yang memiliki sudut lebih besar dari 180 derajat harus di kurangi dengan 180 derajat. Back azimuth untuk sudut tepat 180 derajat dapat di beri nilai 0 derajat atau 360 derajat.
  2. PERINGATAN
    Saat mengkonversikan azimuth ke back azimuth, selalu perhatikan saat menambahkan atau menguranginya dengan 180 derajat. Kesalahan kecil dapat menyebabkan malapetaka.
    b.Magnetic Azimuth. Magnetic azimuth merupakan hasil pengukuran yang di dapat dari menggunakan instrument magnetik, seperti kompas lensatik, kompas M2 dsb.
Protraktor memiliki banyak tipe, lingkaran, setengah lingkaran, kotak dan segi empat. Semua jenis protraktor itu membagi lingkaran ke dalam unit ukur tertentu dan masing-masing memiliki titik pusat dan sudut ukur di bagian tepi luarnya.
Protraktor militer, GTA 5-2-12, memiliki dua buah sudut ukur: satu dalam derajat dan yang lain dalam mil. Protraktor ini menampilkan lingkaran azimuth. Sudut yang ada pada protraktor di mulai dari 0 sampai 360 derajat, dan tiap garis yang ada mewakili satu derajat. Garis yang membujur dari 0 ke 180 derajat di sebut garis dasar / base line protraktor. Dan titik pusat protraktor berada pada garis singgung yang dihasilkan dari pertemuan garis dasar protraktor dengan garis yang dimulai dari 90 ke 270 derajat. Saat menggunakan protraktor, garis dasar protraktor harus selalu sejajar dengan garis grid utara-selatan. Artinya titik 0 atau 360 derajat harus selalu menghadap arah utara dan sudut 90 derajat berada pada sisi kanan.
Protraktor GTA 5-2-12
Menentukan grid azimuth.
1.      Tarik garis yang menghubungkan dua buah point (A dan B).
2.      Letakkan titik pusat protraktor pada point awal dan sejajarkan garis 0 - 180 derajat dengan garis grid vertikal.
3.      Baca nilai sudut yang di dapat pada sudut ukur, maka hasil yang di dapat adalah grid azimuth dari point A ke point B.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dengan menggunakan protraktor selalu pastikan untuk memeriksa apakah garis dasar / base line protraktor sudah sejajar garis grid utara-selatan.
Deklinasi adalah sudut yang menjelaskan perbedaan antara sudut utara magnetik dengan sudut utara sebenarnya / true north. 
a.Lokasi. Diagram deklinasi merupakan bagian dari informasi marginal. Pada peta skala besar informasi ini berada pada tepi bawah, dan pada peta skala menengah informasi ini berbentuk catatan pada bagian tengah tepi bawah peta. 
b.Grid-Magnetic Angle. Nilai G-M angle merupakan ukuran sudut yang berada diantara grid utara dan magnetik utara. G-M angle ini merupakan hal yang sangat penting bagi pembaca peta / navigator. G-M angle ini digunakan untuk menaksirkan nilai azimuth yang dihasilkan dari magnetik azimuth kompas ke grid azimuth pada peta, sehingga kesalahan arah dapat di hindarkan.
c. Pemusatan Grid. Sebuah busur yang terdiri dari garis putus-putus yang berpusat pada true north dan grid north.
d. Konversi. Terdapat sudut yang membedakan grid north dan magnetic north. Selama arah magnetic north tidak sesuai dengan garis grid north pada peta maka konversi dari magnetic ke grid atau sebaliknya di butuhkan
e. Pengaplikasian. Ingat, tidak ada nilai negatif azimuth pada lingkaran azimuth. Nilai 0 derajat sama dengan 360 derajat, maka 2 derajat sama dengan 362 derajat. Karna nilai 2 derajat berada pada titik yang sama pada titik 362.
Catatan:
Saat mengkonversikan magnetik azimuth ke grid azimuth. Perhatikan saat menambahkan atau menguranginya dengan G-M angle. Kesalahan kecil satu derajat dapat memberikan perbedaan yang signifikan di lapangan.
Gambar 6-2. West G-M angle dan East G-M angle

Gambar 6-3. G-M Angle
Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

5-3. Metode Lain Untuk Mengukur Jarak

Akan ada saat dimana kita tidak dapat mengukur jarak dengan akurat saat kita harus menghadapi medan yang menanjak atau menurun. Terkadang sering terjadi kesalahan fatal saat mengukur jarak pada area perbukitan atau pegunungan. Oleh karna itu, mempelajari tehnik untuk mengenal langkah, mengukur dan memperkirakan jarak berdasarkan langkah merupakan hal yang cukup penting.
a.Penghitungan Langkah. Tehnik ini tentu saja tidak dapat dijadikan patokan dalam mengukur jarak untuk dipakai bersama-sama, karna langkah tiap orang pasti berbeda-beda tergantung postur tubuh, panjang langkah kaki, dan kecepatan langkah. Contohnya, meskipun ada yang menyatakan rata-rata kita dapat menempuh jarak 4 kilometer dalam satu jam pada daerah rata, namun ada juga yang sanggup menempuh jarak 5 kilometer per jam berjalan menanjak di daerah pegunungan. Itu artinya, tiap-tiap individu harus mempelajari langkah kakinya sendiri. Latihan dapat dimulai dengan mengukur jarak langkah kaki, selanjutnya mengetahui berapa banyak langkah yang dibutuhkan untuk mencapai jarak tertentu. Tentu saja tiap-tiap medan memiliki karakteristik yang berbeda, medan rata tentu tidak sama dengan medan yang menanjak atau menurun. Ingat, jangan sekali-kali mencoba mengaplikasikan penghitungan langkah daerah rata pada daerah menanjak atau menurun. Kita dapat menggunakan berbagai metode untuk menghitung jumlah langkah, kita dapat mengantungi sebutir batu krikil setiap kita telah melangkah sejauh 100 meter, menggunakan step counter atau pedometer elektrik, atau metode lainnya.
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi dalam penghitungan langkah adalah :
  1. Kemiringan tanah. Jumlah langkah yang dibutuhkan untuk menuruni bukit biasanya lebih sedikit daripada jumlah langkah untuk mendaki bukit.
  2. Angin. Berjalan melawan arah angin tentu akan sedikit menghambat langkah, sedang berjalan searah angin akan mempercepat langkah.
  3. Permukaan. Berjalan di atas tanah tentu akan berbeda dengan berjalan diatas bebatuan, lumpur, rawa atau salju.
  4. Elemen. Hujan, air, semak belukar, dsb sering menjadi penghambat langkah.
  5. Jarak pandang. Kabut terkadang menjadi penghambat saat berjalan di daerah pegunungan
  6. Pakaian. Pakaian, jenis sepatu terkadang berpengaruh terhadap traksi langkah.
b. Odometer. Jika kita menggunakan kendaraan tentu kita dapat menggunakan odometer untuk mengukur jarak.
c. Subtense. Metode trigonometri ini biasanya digunakan oleh militer untuk mengukur jarak tembak suatu target. Prinsipnya hampir sama dengan yang digunakan pada pasukan artilleri, yaitu dengan menggunakan teropong tembak yang memiliki lingkaran bidik dimana prinsip dasarnya adalah semakin jauh suatu target maka akan tampak semakin kecil.
d. Perkiraan. Mungkin ada saat dimana kita harus memperkirakan jarak dikarenakan situasi taktikal. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan jarak.
  1. Unit ukur 100-Meter. Untuk dapat menggunakan metode ini kita harus dapat membayangkan / memvisualisasikan jarak 100 meter di tanah. Untuk jarak lebih dari 500 meter, kita harus menentukan panjang jarak dari 0 meter ke 100 meter kemudian melipat gandakannya secara berulang-ulang hingga mencapai titik akhir antara dua objek yang diukur. Dibutuhkan latihan untuk melakukan hal ini.
  2. Flash-To-Bang. Metode ini biasanya digunakan pihak militer saat dalam medan pertempuran. Prinsip dasarnya adalah dengan membandingkan kecepatan suara dengan kecepatan cahaya. Caranya adalah dengan mengukur interval waktu yang dibutuhkan untuk mendengarkan suara tembakan dari sebuah cahaya tembakan musuh. Kita dapat menggunakan stopwatch atau tehnik penghitungan tetap, dan kalikan dengan 330 meter jumlah detik yang didapat (ada beberapa senjata yang dapat mencapai jarak 350 meter setiap detiknya).
Metode yang digunakan pada cara diatas membutuhkan keahlian, dan keahlian hanya bisa di dapat dari latihan yang konstan. Dari bermacam-macam metode diatas, kita dapat memilih salah satu yang menurut kita paling tepat untuk menentukan jarak.

Salam Juang...!
Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

Langkah Untuk Menentukan Jarak

Berikut contoh langkah-langkah untuk menentukan jarak dari garis lurus antar dua point pada peta, letakkan tepi kertas yang lurus pada tiap-tiap point pada peta. Buat garis tanda pada tepi kertas di tiap point (gambar 5-3)
Gambar 5-3. penandaan point menggunakan kertas
Untuk mengkonversikan jarak pada peta ke jarak sesungguhnya pada permukaan bumi, pindahkan kertas ke skala balok, dan luruskan tanda sebelah kanan (point B) dengan skala primer dan tanda sebelah kiri (point A) berada pada skala tambahan (gambar 5-4).
Gambar 5-4
Tanda sebelah kanan (point B) sejajar dengan tanda 25 kilometer atau 25.000 meter pada skala primer, artinya jarak antar point berkisar 25 kilometer atau 25.000 meter. Untuk mengukur jarak sesungguhnya, ukur jarak pada skala tambahan dimulai dari nol ke arah kiri (gambar 5-5) dan jumlahkan dengan jarak skala primer
Gambar 5-5

Maka hasil yang di dapat adalah 3,75 + 25     = 28,75 Km atau 28.750 meter
Jarak dari point A ke point B                          = 28.750 meter

Untuk mengukur jarak pada jalan, sungai atau garis yang berliku menggunakan tepi kertas lurus, maka tepi kertas harus mengikuti alur liku dan berikan tanda pada setiap tikungan alur.
Gambar 5-6. Penandaan pada tepi kertas mengikuti alur

Selanjutnya untuk mengkonversikan jarak pada peta ke jarak sesungguhnya pada permukaan bumi, pindahkan kertas ke skala balok, dan luruskan tanda sebelah kanan (point A) dengan skala primer dan tanda sebelah kiri (point B) berada pada skala tambahan (gambar 5-7).
Gambar 5-7
Untuk mengetahui jarak, lakukan perhitungan seperti langkah sebelumnya.

Mungkin akan ada saat dimana jarak yang kita ukur melebihi panjang yang ada pada skala graphis. Dalam kasus ini ada bermacam-macam cara untuk mengatasinya.
1.      Tehnik yang pertama adalah dengan meluruskan tanda sebelah kiri dengan ujung skala primer, dan mengukur kelebihan jarak dengan skala tambahan.
Contoh : Gambar 5-8 dimana point a dengan point b memiliki kelebihan ukuran jarak dengan skala graphis. Pertama letakkan tanda point b dengan ujung skala primer (titik 30 kilometer), kedua beri tanda pada ujung skala tambahan (titik 5 kilometer) dengan tanda point c, maka otomatis kita telah mengetahui bahwa dari titik c ke titik b adalah 35 Km.
Gambar 5-8
Selanjutnya ukur jarak antara titik a dengan titik c (gambar 5-9) dimana didapat jarak antara titik a dengan titik c adalah 2,35 Km
Gambar 5-9
 
Jumlahkan jarak b-c dengan jarak a-c
Jarak seluruhnya    = jarak b-c + jarak a-c
                              = 35 Km + 2,35 Km   
                              = 37,35 Km atau 37.350 meter

2.      Tehnik lain yang digunakan adalah dengan mengeser kertas secara beraturan ke arah kanan hingga tanda point a berada pada skala tambahan.

Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu jarak merupakan salah satu faktor penting. Hal ini dapat ditentukan jika kita memiliki sebuah peta dan skala graphis waktu-jarak di buat untuk digunakan dengan peta.


Waktu / T
=
Jarak / D
——————
Kecepatan / R
D = Jarak
R = Kecepatan
T = Waktu

Sebagai contoh, jika sebuah tim ekspedisi berjalan dengan kecepatan rata-rata 4 kilometer per jam, maka di butuhkan waktu sekitar 3 jam untuk menempuh jarak 12 kilometer.

12 (D)
=
3 (T)
———
4 (R)

Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

Skala dan Jarak

Sebuah peta wajib menggunakan skala untuk merepresentasikan graphis dari bagian permukaan bumi. Dengan adanya skala maka kita sebagai pengguna peta dapat mengkonversikan jarak yang ada di peta menjadi jarak sesungguhnya di darat. Kemampuan untuk menentukan jarak pada peta harus seimbang dengan kemampuan menentukan jarak di permukaan bumi, karna hal ini merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan suatu operasi atau ekspedisi.

Skala numerikal sebuah peta mengindikasikan hubungan jarak yang diukur pada peta dengan jarak yang sesuai pada permukaan bumi. Skala ini biasanya ditulis dalam bentuk pecahan dan biasa disebut pecahan representatif. Pecahan representatif atau RF ini selalu ditulis dengan jarak di peta sebagai 1 dan tidak terikat dengan satuan ukur apa pun (nilai satu pada skala dapat kita jadikan dalam format meter, yard, inchi, dll). Dan pecahan 1/50.000 atau 1:50.000 memiliki arti bahawa satu unit ukur dalam peta sama dengan 50.000 unit ukur di permukaan bumi.
Jarak antara dua point di permukaan bumi ditentukan dengan mengukur dua point yang sama pada peta dan mengalikan hasil pengukuran pada peta dengan denominator pecahan representatif.
Contoh:
Diketahui skala peta 1:50.000
Pecahan representatif atau RF = 1/50.000
Jarak dari point A ke point B pada peta adalah 5 unit.
5 x 50.000 = 250.000 unit pada jarak permukaan bumi.
Gambar 5-1. Contoh pengkonversian skala.
Sejak jarak pada kebanyakan peta di tandai dalam meter dan pecahan representatif (RF) dalam banyak kasus dinyatakan dalam unit ukur ini, maka dalam sistem metrik, unit ukur standar yang di gunakan adalah meter.
1 meter sama dengan 100 centimeter (cm).
1,000 meter sama dengan 1 kilometer (km).
10 kilometer sama dengan 10,000 meter
Terkadang timbul kendala saat sebuah peta atau sketsa tidak memiliki skala atau pecahan representatif (RF). Untuk dapat menentukan jarak permukaan dalam sebuah peta, skala harus di tentukan.
Ada dua metode untuk menentukannya :
1. Melakukan perbandingan dengan jarak permukaan bumi
Ukur jarak antar dua point pada peta (map distance atau MD).
Cari dan tentukan jarak horizontal antar dua point yang sama pada permukaan bumi (ground distance atau GD).
Gunakan formula pecahan representatif (RF formula) dan ingat bahwa skala atau pecahan representatif tidak terikat unit ukur.
Skala / RF
=
1
=
Jarak pada peta / MD
——
———————————————
X
Jarak pada permukaan bumi /GD
Jarak pada peta dan jarak pada permukaan bumi harus menggunakan satu unit ukur yang sama.
Contoh:
Jarak pada peta / MD = 4, 32 centimeter
Jarak pada permukaan bumi / GD = 2. 16 kilometer = 216.000 centimeter

RF
=
1
=
4, 32
——
——
X
216.000
atau
216.000
=
50.000
——
4, 32
hasil
RF
=
1
atau
1:50.000
——
50.000
2. Melakukan perbandingan dengan peta dengan area sama lain yang memiliki skala
Ukur jarak antar dua point pada peta yang tidak memiliki skala.(map distance atau MD).
Cari dan tentukan jarak horizontal antar dua point yang sama pada peta yang memiliki skala (ground distance atau GD).
Lakukan perbandingan antar dua peta, gunakan MD dan GD untuk mencari skala.
Skala / RF
=
1
=
MD
——
——
X
GD
Terkadang kita harus menentukan jarak peta dari jarak permukaan bumi yang di ketahui dengan skala / RF.
Jarak pada peta / MD
=
Jarak pada permukaan bumi / GD
——————————————————
Denominator atau skala / RF

Contoh :
Jarak pada permukaan bumi = 2.200 meter
Skala / RF = 1:50.000

MD
=
2.200 meter
————————
50.000

MD = 0. 044 meter x 100 (centimeter per meter)
MD = 4. 4 centimeter

Sebuah skala peta akan berpengaruh besar terhadap hasil pengukuran saat kita mencari jarak permukaan bumi dari sebuah peta. Saat nilai denominator skala semakin kecil maka tingkat akurasi pengukuran akan semakin meningkat. Sebagai contoh, peta dengan skala 1:250.000 tentu tidak akan lebih akurat dari peta 1:50.000, karna ruang yang di cakup peta skala 1:250.000 lebih luas maka detail fitur akan sedikit di kurangi.

Skala graphis atau skala balok / bar scale merupakan sebuah penggaris yang di cetak pada peta dan digunakan untuk mengkonversikan jarak pada peta ke jarak sesungguhnya pada permukaan bumi. Skala ini dibagi menjadi dua bagian, skala primer dan skala tambahan. Skala primer berada pada bagian sebelah kanan dari nol skala di tandai dengan unit ukur penuh. Dan skala tambahan berada pada bagian sebelah kiri dari nol. Kebanyakan peta memiliki tiga atau lebih skala graphis yang masing-masing menggunakan unit ukur yang berbeda-beda.

Gambar 5-2. Skala graphis atau skala balok / bar scale
Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011

4-4. Menentukan Point Menggunakan Koordinat Grid

Berdasarkan prinsip militer dalam membaca peta (KANAN dan ATAS), suatu lokasi dalam peta dapat ditentukan dengan koordinat grid. Jumlah digit yang dihasilkan akan berpengaruh pada hasil pencarian suatu point. Semakin banyak digit yang dihasilkan maka point akan semakin presisi, karna semakin sedikit digit yang dihasilkan maka semakin luas daerah yang dilingkupi. Hal ini sangat berguna saat kita harus menentukan suatu lokasi dengan tingkat ketepatan tinggi, seperti misalnya, titik penjemputan SAR dimana terdapat korban yang harus segera ditangani, titik penerjunan yang dekat dengan lokasi daerah musuh, titik pemboman yang dekat daerah kawan, dll.
a. Tanpa coordinate scale / protraktor. Menentukan grid tanpa protraktor / coordinate scale berdasarkan pada nomor garis grid utara-selatan yang ada pada tepi bawah peta. Pertama, baca garis grid utara-selatan ke arah kanan menuju point yang di cari, kedua, baca garis grid timur-barat ke arah atas menuju point yang di cari. Contoh : Kota Jepara pada peta TELUKBETUNG skala 1:250.000 series T503 sheet SB 48-7 EDITION-1 AMS cetakan tahun 1954 yang dibaca K2425
Gambar 4-11. Menentukan grid tanpa protraktor.

b. Dengan Coordinate Scale. Dalam hal penggunaan coordinate scale / protraktor untuk menentukan grid koordinat, kita harus memastikan skala yang digunakan pada protraktor adalah skala yang sesuai dengan yang digunakan pada peta. Untuk menggunakan protraktor letakkan point nol-nol / zero-zero point pada sudut kiri bawah kotak grid dan jadikan garis horizontal skala mengarah ke atas dari garis grid timur-barat lalu geser ke arah kanan hingga garis vertikal skala menyentuh point koordinat yang di butuhkan.
Contoh: Kota Pantanpukuh pada peta MEULABOH skala 1:250.000 series T503 sheet NB 47-13 EDITION-1 AMS cetakan tahun 1954 yang dibaca LE263148
Gambar 4-12.  Menentukan grid menggunakan protraktor
Pertama-tama letakkan protraktor sejajar dengan garis grid / grid line. Lalu baca ke arah kanan, maka kita akan melihat bahwa titik 630 berada tepat pada garis grid LE 2 dimana artinya dapat kita baca 263 , selanjutnya baca ke arah atas, kita lihat titik 480 pada protraktor berada tepat pada area 1 di titik yang dicari, yang artinya dapat dibaca 148. Langkah terakhir, gabungkan hasil koordinat : LE263148
Gambar 4-13. Zero-zero point
Catatan: Dalam menentukan koordinat grid, selalu perhatikan arah membaca grid, kode zona area, jarak point dengan grid line. Untuk point yang memiliki jumlah digit lebih dari empat, maka digit harus diberikan berurutan (latitude - longitude)

Terdapat dua sisi pada coordinate scale 1:50.000: vertikal dan horizontal. Sisi ini memiliki panjang 1.000 meter. Titik dimana kedua sisi bersinggungan adalah titik nol-nol / zero-zero point. Tiap-tiap sisi dibagi menjadi 10 bagian dimana setiap bagian mewakili jarak 100 meter yang ditandai dengan nomor dan garis, dan tiap-tiap segmen 100 meter dibagi menjadi 2 bagian yang mewakili 50 meter yang di tandai dengan garis pendek (gambar 4-18). Dengan menggunakan interpolasi, maka setiap bagian 50 meter dibagi menjadi lima bagian yang tiap-tiap bagiannya mewakili jarak 10 meter.
Gambar 4-14. 1:50.000 coordinating scale.
Koordinat grid menggunakan metode penulisan yang bersambung tanpa spasi, tanda garis, tanda kurung, atau titik desimal. Oleh karena itu, saat harus menuliskan atau melaporkan koordinat menggunakan metode koordinat ini kita harus mengetahui dimana harus meletakkan pemisah yang tepat antara pembacaan KANAN dan ATAS. Sekali lagi, latihan harus dimaksimalkan, karna kesalahan penulisan koordinat dapat menyebabkan kesalahan baca yang dapat membahayakan.

Grid reference box (gambar 4-19) merupakan salah satu informasi marginal yang ada pada tiap-tiap sheet peta yang berisi langkah-langkah instruksi untuk menyatakan grid koordinat. Grid reference box dibagi menjadi dua bagian :
Gambar 4-15. Grid reference box
a. Bagian sebelah kiri menampilkan diagram yang membagi zona ke dalam kotak area seluas 100.000 - 500.000 meter dan menerangkan identifikasi grid zone designation.
b. Bagian sebelah kanan menjelaskan panduan untuk memberikan koordinat pada suatu point.

Selain sistem koordinat geographis dan sistem koordinat grid militer, ada sistem koordinat lain :
a. British Grid. Di beberapa area british grid masih digunakan pada peta militer.
b. World Geographic Reference System (GEOREF). Sistem ini biasanya digunakan oleh angkatan udara.

Salam Juang...! Read more... Serdadu Rimba: Juni 2011